Mizuruky Sinya mengangkat tangan menunjuk Fira dengan jari telunjuk, mata tua itu menatap penuh marah gadis 17 tahun tersebut.
"Dia! Wanita murahan itu sudah menggoda Ayah, Van! Apa yang kamu lakukan pada seorang Istri yang tidak setia!"
Fira tidak mengatakan apapun, ia mengeratkan pelukannya pada sang Suami, air matanya tumpah. Tubuh mungil itu ketakutan, dirinya tidak akan membela meski semua tuduhan Sinya padanya itu salah.
Maulana mengangkat tubuh mungil itu di dalam gendongannya, menaruhnya di depan tubuh, membiarkan kaki sang Istri melingkari pinggangnya.
"Aku tidak ingin bicara lagi dengan Ayah, sebelum Ayah bertaubat dan mohon ampun pada Ayah."
Pria 30 tahun itu memutar tubuh meninggalkan dapur, kedua tangannya memeluk erat sang Istri.
Maulana merasa bersalah karena tidak dapat melindungi Istrinya, ia juga bukan buruk sangka pada Sinya, namun jelas sekali pria itu mencoba membekap mulut sang Istri dan hendak menciumnya.
"Sayang, maafkan Mas. Mas sudah lalai menjagamu."
Fira menarik kepalanya, menatap sang Suami heran. Ia pikir Suaminya akan marah, namun ternyata pria itu justru minta maaf.
"Kenapa Mas minta maaf? Mas tidak marah padaku?" Mata kecoklatan itu terlihat sembab, wajahnya merah karena menangis.
Setelah pintu lift terbuka, ia melangkahkan kaki masuk ke dalam lift lalu menurunkan tubuh sang Istri.
Maulana menurunkan pandangan menatap sang Istri, ia mengangkat tangan mengusap air mata gadis itu.
"Kenapa Mas harus marah, Sayang. Mas minta maaf karena bersama Mas, kamu justru seperti ini? Kamu pasti ketakutan, mulai sekarang, kemanapun Mas pergi, Mas akan selalu membawamu. Mas tidak akan meninggalkan mu di rumah sendiri, para pengawal pun tidak akan berani pada Ayah."
Fira mengangguk, ia kembali memeluk sang Suami."Aku tahu, Mas. Mas adalah seorang Anak, tidak pantas dan tidak boleh seorang Anak bersikap tidak baik pada Orangtuanya. Tapi Mas juga seorang Suami, Mas pasti merasa bersalah karena tidak bisa melindungi ku. Tapi aku sudah senang karena Mas tidak marah padaku."
Maulana membalas pelukan sang Istri."Tentu saja, Sayang. Sebenarnya di rumah ini ada CCTV, Mas bisa melihat CCTV dari ponsel Mas. Tadi Mas segera berlari ke dapur saat melihat Ayah memelukmu dari belakang secara tiba-tiba."
"Terimakasih, Mas. Mas sudah percaya padaku." Fira tersenyum sambil memeluk tubuh sang Suami.
Sementara itu di dapur, Sinya duduk di salah satu kursi meja makan. Di depannya ada Catherine, Maya, Nadia, Sintia dan Marina. Mereka adalah Istri -Istri Sinya, mereka menatap Suaminya mereka marah.
"Mas! Mas tega sekali berkhianat pada kami!" Nadia bersedekap dada, kesal serta tidak terima dengan apa yang dilakukan Suaminya pada Fira.
"Sayang, itu bukan salah Mas. Mas difitnah, Fira itu yang menggoda Mas." Sinya berusaha meyakinkan Nadia, ia tidak ingin Istri kesayangannya itu ngambek dan tidak memberinya jatah.
Catherine menunjukkan video yang dikirim oleh Maulana, itu adalah rekaman CCTV di dapur, semua terlihat dengan jelas siapa yang salah dan siapa yang benar.
"Mas, sekarang Mas mau mengelak bagaimana lagi? Mas sudah punya Istri lima, masa Mas masih mau menyerang menantu sendiri?!" Catherine tidak habis pikir dengan sikap Suaminya, dalam hati sangat tidak terima dengan perlakuan bejat sang Suami.
" Itu benar, Mas. Mas tidak boleh menyentuh Fira, dia itu Istrinya Ivan." Kali ini Maya ikut bicara, ia juga kesal dan tidak terima dengan sikap sang Suami.
"Sudah Mas bilang itu bukan salah, Mas. Mas itu difitnah, harusnya kalian percaya sama Mas bukan sama wanita murahan itu!" Sinya naik pitam, ia tidak terima jika terus disalahkan meski memang dirinya yang salah.
"Dengar! Kalian adalah seorang Istri, kalian harus selalu patuh pada Mas!" Sinya mengalihkan perhatian pada Catherine.
"Kamu katakan pada Ivan, ceraikan Istrinya atau dia jadi anak durhaka!"
Pupil mata Catherine menegang, dalam hati tidak terima dengan perintah sang Suami.
Jelas dalam gambar rekaman CCTV itu menunjukkan perbuatan Sinya, tapi sekarang justru membuat Putranya memilih pilihan yang sulit.
"Aku tidak setuju! Mas jangan membuat Mbak Catherine seperti itu! Kalau Ivan memilih tetap bersama kita, artinya Ivan akan menjadi Suami yang dzalim pada Istrinya. Fira tidak bersalah dan dia justru korban sikap Mas, kalau Ivan memilih Istrinya. Mas akan mengatakan dia anak durhaka, meski aku bukan wanita yang melahirkan Ivan, tapi aku tidak suka pada Mas yang seperti ini!" Sintia angkat bicara, ia menatap wajah tua Suaminya kesal.
Sinya menatap Sintia marah, matanya merah bahkan urat-urat lehernya terlihat."Sintia! Kamu mau jadi Istri pembangkang?! Atau kamu mau Mas ceraikan?!"
Sintia diam seribu bahasa, ia bukan tidak ingin pisah dari Sinya, tapi keluarga di kampung tidak akan setuju karena biasanya uang dari Sinya akan dikirimkan setengah pada keluarga di kampung.
"Mizuruky Sinya!" Catherine bangkit dari tempat duduknya, menatap Suaminya itu nyalang.
"Kalau kau tidak bisa berubah dan ingin menghancurkan rumah tangga anakku, ceraikan aku! Aku tidak butuh Suami tidak bertanggung jawab seperti mu!"
Sinya terkejut melihat sikap Catherine, di antara semua Istrinya hanya Catherine yang tidak pernah mengeluh atau protes, bahkan saat dirinya minta izin untuk menikah lagi pun wanita itu tetap mengizinkan dan memperlakukan dirinya dengan sangat baik.
"Sayang."
Sinya bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan mendekati Catherine, ia menggeser kursi di samping Istri pertamanya itu lalu meraih bahu sang Istri dan memutar perlahan ke arahnya.
"Sayang, kamu adalah Istri pertamaku. Cinta pertama ku padamu, yang lain boleh minta cerai kecuali kamu. Jangan seperti itu."
Sintia, Maya, Mariana bahkan Nadia syok mendengar pengakuan Suami mereka. Mereka selalu berpikir bahwa Nadia adalah Istri kesayangan Sinya, namun rupanya pria tua itu sangat menghargai hubungan dengan Catherine bahkan sampai memohon agar wanita itu tidak minta cerai.
"Ivan adalah putra kita, Mas tega menghancurkan perasaannya? Mas mau wanita manapun boleh, Mas menikah dengan siapapun aku tidak keberatan, semua asal Mas bahagia. Tapi kali ini Mas kelewatan! Mas ingin melecehkan menantu Mas sendiri, Fira itu Istrinya Ivan yang artinya juga kehormatan Ivan. Mas melecehkan Fira, sama saja Mas tidak menghargai Ivan, apa Mas tidak melihat kekecewaan di mata Ivan? Dia tidak pernah menatap Mas seperti itu." Tatapan mata Catherine begitu sendu, sedih dan menyesal dengan semua sikap Suaminya.
Mizuruky Ivan menundukkan pandangan, ia pun melihat tatapan Putra pertamanya, seperti apapun sikapnya, anaknya itu tetap menatapnya dengan rasa bangga.
Namun hari ini Ivan menatap dirinya dengan penuh kekecewaan namun tetap menghormati dirinya sebagai seorang Ayah.
![](https://img.wattpad.com/cover/363287444-288-k375160.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Terbaik 2
RomanceDipaksa menikah dengan seorang rentenir ternyata Fira justru mendapat anak dari si Rentenir.Sosok pria yang lembut pada dirinya namun sangat dingin pada orang lain, awalnya Fira berpikir kalau Suaminya itu juga sama kejam seperti mertua tapi ternyat...