Episode 52

16 1 0
                                    

Fira mengalihkan perhatian pada lembaran uang 10 ribuan berjumlah 4 di depannya, kemudian menggulirkan pandangan pada sang Suami.

"Uang itu untuk apa, Mas?"

Pandangan Maulana beralih pada lembaran uang 10 ribuan di tangannya, ia jarang sekali menggunakan uang kecil karena biasanya beli di restoran bukan warung kecil, setiap dapat kembalian uang kecil selalu diberikan pada penjual.

"Tidak untuk apapun, biasanya Mas taruh saja di meja. Nanti juga lenyap sendiri."

Fira tersenyum sambil mengulurkan tangan mengambil uang tersebut dari tangan sang Suami."Buatku saja, setiap kali Mas memberikan ku uang ratusan ribu, aku tidak bisa memakainya. Jadi aku hanya bisa menyimpan uang itu."

Dahi Maulana berkerut mendengar ucapan sang Istri, baginya uang ratusan ribu justru lebih enak digunakan karena tidak takut kurang.

"Aku merasa sayang pada uang itu, jadi aku lebih suka menyimpannya dan tidak menggunakan kecuali kebutuhan mendesak." Fira kembali menjelaskan.

Maulana tersenyum."Ambillah, besok Mas kasih lagi yang lebih banyak. Mas tidak akan kasih uang ratusan ribu lagi, Mas tidak ingin kamu tidak belanja, tidak jajan di kantin."

Dengan senang hati Fira mengambil uang tersebut lalu kembali memakan mie ayam di depannya, setelah mie ayam habis berganti dengan makan bakso.

Fira merasa sangat bahagia hidup sebagai seorang Istri, tidak terlalu banyak aturan atau paksaan, dirinya hidup bagai seorang Ratu.

"Nita ada di mana?" Sinya menyela pembicaraan antara Maulana dengan Fira.

Maulana mengalihkan perhatian pada sang Ayah."Aku tidak tahu, Ayah. Aku bukan Suaminya."

"Tadi Nita masih berada di halaman belakang pas sore hari, sekarang tidak tahu lagi. Aku pikir sudah menemui Ayah," jawab Fira tanpa berani memandang Sinya.

"Hm, ya sudah." Sinya menyelesaikan makannya lalu bangkit dari tempat duduknya.

"Ayah mau cari calon Istri Ayah dulu." Dengan ekspresi wajah berseri, Sinya pergi meninggalkan meja makan.

Catherine mengikuti arah sang Suami, ia menghela nafas berat lalu kembali memakan mie ayam.

"Ayahmu itu tidak berubah, dia selalu saja suka menikah." Catherine mengeluh dengan sikap sang Suami, ia sangat berharap pria itu akan berubah namun nyatanya justru semakin menjadi.

Maulana memandang Catherine iba, namun dirinya juga tidak bisa berbuat apapun karena Catherine selalu mengizinkan Sinya untuk menikah lagi.

"Ibu, kalau Ibu keberatan dengan sikap Ayah. Ibu jangan izinkan Ayah menikah lagi, bukankah dalam Islam telah diatur bahwa seorang pria itu boleh menikah dengan cukup 4 orang saja?"

"Iya, tapi Ayahmu sama sekali tidak peduli. Ayahmu hanya berpikir tentang kepuasan nafsu saja." Catherine kembali menghela nafas, ia merasa sangat lelah menjalani kehidupan sebagai seorang Istri yang dimadu oleh Suaminya, apalagi sang Suami tidak pernah bersikap adil pada Istri -Istrinya.

Fira menoleh pada sang Suami."Mas, apakah memang boleh ya, kalau menikah dengan banyak wanita lalu memperlakukan mereka dengan tidak adil?"

Maulana tersenyum tipis."Tentu saja tidak boleh, bahkan Allah Subhanahu wa ta' ala telah berfirman dalam surat An Nisa ayat 129

وَلَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ ۖ فَلَا تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ ۚ وَإِنْ تُصْلِحُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا

Kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri(-mu) walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian. Oleh karena itu, janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai) sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Jika kamu mengadakan islah (perbaikan) dan memelihara diri (dari kecurangan), sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Jadi intinya jelas bahwa bersikap tidak adil itu terhadap seorang Istri itu dilarang."

Jika dulu Fira tidak suka mendengar sang Suami membacakan ayat suci Al-Quran, namun sekarang dirinya sangat suka.

"Kalau begitu kenapa para pria seenaknya saja menikah dengan lebih dari 5." Fira sangat tidak suka melihat seorang pria memiliki lebih dari satu Istri apalagi lebih dari lima.

Maulana mengalihkan perhatian pada sang Istri, menatap gadis itu lucu."Sayang, sejak sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rosul. Orang zaman dulu itu sudah suka berpoligami, setelah Nabi Muhammad diangkat menjadi Rosul dan menyebarkan agama Islam, Allah pun mengatur tentang poligami dalam al Qur'an. Agar dengan demikian, mereka para Suami tidak seenaknya menikah lalu memperlakukan para Istri -Istri mereka dengan tidak adil. Seperti yang telah Mas katakan tadi, bahwa menikah hanya boleh 4 orang Istri, terkecuali pada para Nabi dan Rasul, itu semua sudah kekhususan tersendiri dari Allah bagi mereka."

Fira menatap sang Suami kagum, siapa yang akan menyangka kalau pria yang dinikahinya itu sangat pandai menjelaskan tentang agama.

"Firman Allah dalam surat An Nisa ayat 3.

وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَىٰ فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَلَّا تَعُولُوا

Jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Akan tetapi, jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, (nikahilah) seorang saja atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat untuk tidak berbuat zalim. Sebenarnya dalam Islam ditekankan monogami saja, artinya seorang pria menikahi seorang wanita saja. Akan tetapi karena kebutuhan hasrat seorang pria terkadang merasa kurang terpenuhi, maka bolehlah menikah sampai 4 orang Istri, dan mereka harus diperlakukan secara adil. Tidak boleh berat sebelah." Maulana kembali menjelaskan.

Fira tersenyum memikirkan dulu dirinya menganggap sang Suami adalah seorang mafia, namun nyatanya pria itu hafal Al Qur'an, mana mungkin seorang mafia hafal Al Qur'an.

"Apa yang membuat Istri ku tersenyum?" tanya Maulana heran.

"Tidak apa, dulu aku pernah mengira Mas adalah seorang mafia. Tapi mana ada seorang mafia hafal Al Qur'an," jawab Fira malu sendiri.

Maulana dan Catherine tersenyum miring, memang dulunya Maulana adalah seorang Mafia, namun setelah mengenal agama, dirinya tobat dan menjalankan perintah Agamanya dengan baik.

"Iya, tidak akan mungkin seorang mafia hafal Al Qur'an. Namun bila mafia itu tobat, itu mungkin saja terjadi."

"Tapi mafia itu ganteng-ganteng lo, Mas." Fira tersenyum manis membayangkan novel -novel tentang mafia, dimana mereka digambarkan menjadi sosok pria tampan dan selalu bersikap baik pada Istrinya.

Maulana menatap sang Istri tidak percaya, mungkin ada beberapa yang tampan namun kalau tampan hati, dirasa itu tidak ada. Karena pekerjaan mafia sangat kotor, seperti narkoba, menjual organ tubuh Manusia dan banyak lagi yang lain.

"Memangnya kamu mau menikah dengan seorang mafia?" tanya Catherine menyela pembicaraan.

Fira mengalihkan perhatian pada sang mertua."Kalau mafianya seperti Mas Ivan, ya tidak apa-apa."

"Kenapa?" tanya Maulana penasaran.

"Karena Mas selalu sayang aku dan Mas juga selalu memperlakukan ku dengan lembut, Mas juga pintar agama," jelas Fira.

Catherine dan Maulana tersenyum sendiri, Fira terlalu polos dan lugu, ia bahkan mengira seorang mafia akan memperlakukan Istrinya dengan lembut.

Suami Terbaik 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang