Episode 28

17 1 0
                                    

Seminggu tidak masuk sekolah Maulana sudah mendapatkan laporan tentang kenakalan murid kelas 3F dan meminta dirinya segera ke sekolah.

Setelah selesai meeting di perusahaan, bahkan baju belum ganti seragam mengajar ia sudah harus berangkat ke sekolah.

5 murid pria dari 3F dan 5 dari murid 3A berada di ruang BP karena terlihat perkelahian.

Maulana sebagai Wali kelas 3F dan Indri Wali Kelas 3A ikut terseret ke ruangan tersebut.

"Bu, saya dan teman-teman yang lain tidak bersalah. Antonio dan teman-temannya datang mengeroyok kami, tentu saja kami melawan," kata Kevin murid kelas 3A.

"Enak saja kau bicara! Siapa yang duluan menggoda My Darling Fira, tentu saja aku tidak terima. Dia itu calon pacar ku, setelah ..."Antonio melirik Maulana, ingin meneruskan bicara setelah pria itu tiada tapi melihat tatapan dinginnya hingga terpaksa mengurungkan niat.

"Buat apa aku menggoda cewek idiot itu?! Sudah jelek, dandannya seperti Ibu-ibu pula!" Sangkal Kevin tidak terima.

"Siapa yang kamu sebut cewek idiot? Fira anak kelas 3F?" tanya Maulana menyela perdebatan.

Kevin mengalihkan perhatian pada Maulana, menatap pria 30 tahun itu takut.

"Maaf, Pak. Saya tahu bahwa Bapak adalah Walikelasnya, tapi saya tetap harus mengatakannya agar Antonio tidak menuduh saya."

"Fira bukan cewek idiot, dia gadis lugu yang baik hati. Tidak seperti mu dan teman-temanmu yang hobi berkelahi," balas Maulana tenang namun dingin. Ia tidak suka ada yang menghina Istrinya.

Antonio menahan tawa melihat Maulana kesal pada Kevin, siapa suruh pria itu tidak tahu siapa Suami dari Fira dan masih menganggap bahwa Fira itu masih gadis.

"Sudah, kalian mau jujur atau tidak?!" Maulana bangkit dari tempat duduknya, lelah setelah meeting belum selesai harus mengatasi masalah di sekolah.

Pria bermata safir itu mengambil ponsel lalu membukanya."Kalian berkelahi di halaman belakang, sudah 3 hari belum ada kejelasan siapa yang salah dan benar."

Maulana menunjukkan layar ponsel miliknya."Perhatian video ini!"

Antonio dan yang lain mendekat pada Maulana, mereka terkejut melihat kejadian di halaman belakang ternyata bisa ada dalam ponsel milik pria itu.

Indri bahkan tidak menyangka kalau Maulana memiliki rekaman CCTV, seingatnya di sekolah ini tidak pernah ada CCTV.

"Bagaimana Pak Ivan bisa punya rekaman kejadian itu?"

Maulana melirik Indri."Zaman canggih seperti ini, haruskah Bu Indri masih heran?"

"Aku tanya pada kalian, kenapa bisa berkelahi seperti ini?"

"Baik, Pak. Saya akan ceritakan." Antonio mulai menceritakan, rekaman CCTV sudah ada jadi berbohong juga tidak akan ada gunanya.

Waktu itu...

Waktu menunjukkan pukul 10: 30 siang, lelah dan malas saat berada di kelas membuatku bersemangat untuk mengajak pujaan hati makan di kantin, sebagai seorang laki-laki, tentu aku harus mentraktirnya selagi Suaminya tidak ada.

Aku berjalan menghampiri Fira, ia duduk di bangku deretan ke dua dari kanan dan nomer dua dari depan, mata ini melihat gadis itu sibuk main ponsel.

"Fir, ke kantin yuk. Aku traktir, Pak Ivan tidak masuk, jadi kita bebas."

Beberapa kali ku mainkan alis, naik turun seperti pria pada umumnya untuk menggoda Fira.

"Tidak mau, aku masih main game. Kamu pergi saja sendiri, lagian meski Mas Ivan tidak masuk, aku juga tidak akan mau bersamamu."

Kesal sekali rasanya mendapat penolakan dari Fira, tapi juga senang karena artinya dia adalah wanita yang setia dan tidak akan berkhianat.

"Sudahlah, lagi pula kita ini teman kan? Tidak ada salahnya makan di kantin bersama teman."

Fira mendongak menatapku, yes! Akhirnya dapat perhatian.

"Ayolah, Fir."

Ku satukan kedua tangan di depan wajah berharap dia bersedia.

"Baiklah."

Bibir tersenyum bahagia karena dia setuju, ku raih tangannya dan ku gandeng ke kantin.

Awalnya dia menolak, tapi kekuatan ku dan dia lebih kuat aku kan?

Saat kami lewat di depan kelas 3A, Asmi dan Tina berdiri sambil bersedekap dada menghadang kami, awalnya ku pikir hanya ingin menyapa tapi rupanya tidak.

"Hmmp, dasar gadis kampung! Berani sekali kau menggoda pacarku!"

Siapa yang dimaksud Asmi? Bingung dan gagal faham, karena yang ku tahu Fira adalah Istrinya Pak Ivan, mana mungkin Guru dingin dan galak seperti Pak Ivan mau pacaran sama cewek seperti Asmi.

Tahu sendirilah seperti apa Asmi, kebanyakan gaya dan suka menghabiskan uang, meski akhirnya ku tahu bahwa Pak Ivan itu seorang miliarder tapi juga tidak buta untuk pacaran sama Asmi.

"Siapa pacar mu? Aku tidak pernah menggoda siapapun."

Benar apa yang dikatakan Fira, dia tidak pernah menggoda siapapun justru dia sering digoda.

"Dasar munafik!"

Asmin maju selangkah hendak menampar Fira, tentu saja diriku tidak rela melihat gadis ku ditampar olehnya.

Pergelangan tangan kecil itu ku cekal dan ku cengkram."Jangan main kasar, Nona. Fira ini pacarku, tidak mungkin menggoda pacarmu. Harusnya kau tahu siapa aku? Antonio Hernandez, anak seorang CEO."

"Antonio, aku tu suka kamu! Kok kamu belain cewek jelek ini si?!"

Ha?

Alamak, rupanya aku lah yang dia suka, sungguh jijik rasanya disukai Asmi.

Segera saja ku tarik Fira pergi meninggalkan Asmi dan Tina, ku pikir setelah itu tidak akan terjadi apapun, eh rupanya Kevin tidak terima dan mencari ku di kantin.

Kevin datang bersama Roni dan 4 orang lainnya, dia marah.

Awalnya aku cuek saja, tapi rasanya tidak suka saat Kevin mengambil es teh di meja lalu disiramkan pada Fira.

Ku lihat gadisku ketakutan bahkan hampir menangis, Ya Tuhan sungguh tidak bisa lagi ku terima.

Ku tarik si Kevin ke halaman belakang,  ya! Kami berkelahi sampai babak belur lalu pak Ian datang melerai.

Bu Indri juga datang, semua menyudutkan kami tapi tidak ada yang bertanya pada Kevin, sebenarnya masih syukur Kevin ku hajar dari pada dihajar Pak Ivan.

Antonio menyudahi ceritanya dengan senyum manis.

"Tadi kamu bilang, Fira itu Istrinya siapa?" tanya Kevin takut salah dengar.

Maulana mengepalkan tangan menahan amarah mendengar Istrinya dibully saat dirinya tidak masuk, secara tidak langsung mereka semua tidak ada yang berusaha menegakkan keadilan untuk Istrinya.

"Fira, Firanda Firdaus itu Istri saya!"

Kevin dan yang lain kecuali Antonio ketakutan, terlihat sekali pria 30 tahun itu sangat murka.

"Kevin, sebagai seorang Guru saya mungkin akan memaafkan mu mengingat semua presentasi mu. Tapi sebagai seorang Suami, saya tidak akan biarkan kamu lolos setelah membuat Istri saya ketakutan dan menangis!" Maulana kembali bicara.

"Pak Ivan, tolong tenang, Pak. Lagipula Fira hanya disiram pakai es Pak, jadi Bapak tidak perlu marah." Indri berusaha menenangkan Maulana.

Suami Terbaik 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang