Lapangan Desa Dirgantara
Satu persatu barisan memasuki lapangan Desa Dirgantara, para Guru pendamping memimpin pasukan dan melatih mereka.
Setelah 5 kali putaran, para barisan regu gerakjalan diistirahatkan, mulai dari kelas 1 hingga kelas 3.
Fira dan Naira tidak seperti yang lain segera pergi ke warung mencari makanan dan minuman, kedua gadis itu duduk-duduk di bawah pohon bersama Maulana dan Rangga.
Fira di depan Maulana sedangkan Naira di samping Rangga, seperti biasa Naira mulai mengeluarkan kata-kata mutiara pada Rangga dan Maulana.
"Pak Rangga sudah punya pacar belum?"
Maulana menyeringai kecil melihat tingkah muridnya itu, setiap pria tampan pasti akan mendapatkan pertanyaan seperti itu.
Rangga malas meladeni Naira, namun karena dia adalah seorang Guru, ia tetap memberikan perhatian pada Naira.
"Kenapa?"
Naira nyengir kuda kemudian melanjutkan ucapannya."Ya, siapa tahu kita bisa menikah."
Rangga gemes pada Naira, ia mengangkat tangan menyentil dahi gadis itu."Masih kecil sudah mikir nikah, lulus sekolah dulu, lalu kuliah. Nanti kalau pendidikan sudah cukup, baru mikir nikah."
Naira merengut sambil mengelus dahinya."Ih, Pak Rangga. Fira saja sudah menikah dengan Pak Ivan, dulu sebenarnya aku dan Pak Ivan akan menikah. Tapi malah Fira yang ijab qobul sama Pak Ivan."
"Kapan Bapak mau menikah sama kamu, Nai?" Maulana menoleh pada Naira heran, muridnya yang satu itu selalu menyebarkan rumor tentang hubungan mereka namun tidak ada yang percaya.
"Dulu, Pak. Sebelum dunia ini diciptakan, cinta saya sama Bapak sudah tertanam duluan. Buktinya, saya tetap tersenyum di depan Bapak," jawab Naira mengalihkan perhatian pada Maulana, tak lupa dengan senyum manisnya.
"Jadi karena Pak Ivan sudah menikah dengan Fira, kamu menjadikan saya sebagai pelampiasan?" Rangga pura-pura kesal.
Naira kembali mengalihkan perhatian pada Rangga."Oh, ya tidak dong, Pak. Ibarat kata, Pak Ivan adalah Raja dan Pak Rangga adalah selir kesayangan."
Maulana dan Rangga tertawa kecil melihat lucunya murid kelas 3F, mereka memiliki ciri khas yang berbeda dari murid -murid kelas lainnya.
Antonio dan Andrian membawa dua minuman dingin di tangannya, mereka berdua berjalan mendekati Maulana dan Fira.
"Pak Ivan, Fira. Ni aku beliin minuman." Antonio menyerahkan minuman dingin pada Fira.
"Ini buat Bapak juga, pastinya Bapak juga lelah karena berjalan mengikuti kami."
Maulana dan Fira mengalihkan perhatian peda Antonio, dengan senang hati Maulana menyambut niat baik Antonio.
"Terimakasih."
Antonio mengangguk kemudian duduk di samping Maulana.
Andrian duduk di samping Fira lalu menyodorkan minuman dingin pada gadis itu."Fir, ini untuk mu. Kamu pasti haus kan?"
Dengan penuh perhatian Andrian menatap gadis itu.
Fira memandang Andrian aneh, tidak biasanya pria itu seperti itu.
"Tidak perlu, terimakasih. Mas Ivan sudah membukakan botol minum untuk ku."
Maulana sedikit terkejut, ia belum melakukan apa yang dikatakan sang Istri, namun dia segera membuka salah satu botol minuman dingin pemberian Antonio lalu memberikan pada Fira.
"Ini, Sayang."
Dengan senang hati Fira menerima pemberian dari Maulana.
Andrian terdiam menerima penolakan Fira, gadis itu sangat berubah hanya dengan beberapa hari mereka tidak bertemu.
Fira bahkan tidak bersedia menerima pemberian dan perhatian kecil darinya, padahal dulu gadis itu sangat manja dan selalu mencari perhatiannya.
"Sudah ku bilang, Fira itu pacarku. Buat apa kau sok perhatian, pedulikan saja pacar mu sendiri," celetuk Antonio.
Andrian menoleh pada Antonio."Bukankah tadi kau bilang dia Istrinya Pak Ivan?"
"Itu kau sudah tahu, pakek acara godain Istri orang pula kau ini." Antonio menendang Andrian meski pelan.
"Apa salahnya? Aku hanya ingin meminta maaf pada Fira, karena dulu aku sering mengabaikannya. Aku tidak perduli pada perasaannya, jadi sekarang aku ingin memperbaiki hubungan dengan Fira," jelas Andrian membuat Maulana dan Rangga memandang heran pada pria itu.
"Bukankah hubungan kita baik -baik saja, Kak Andrian? Aku tidak marah dan dendam padamu, aku juga tahu bahwa perasaan tidak bisa dipaksakan. Lagipula sekarang aku sudah punya Mas Ivan, aku sayang dan cinta Mas Ivan. Aku tidak membutuhkan perhatian dari siapapun lagi, tapi kalau dari Ayah dan Ibu ku, itu beda." Fira menjelaskan pada Andrian di depan Maulana dan banyak orang, ia tidak ingin siapapun salah paham terutama sang Suami.
"Kamu yakin, Fir? Kamu menyukai ku dan mengejar ku selama 3 tahun, tapi menikah baru 8 hari. Masa kamu langsung jatuh cinta pada Suamimu?" Andrian melirik Maulana, namun kalau dipikir ulang. Siapapun pasti akan langsung jatuh cinta pada seorang pria seperti Ivan Maulana Rizky, seorang pria tampan dan miliader.
"Cinta adalah salah satu rahasia Allah, kepada siapa Allah menempatkan cinta dalam hati manusia, tidak ada yang tahu. Bukankah kau sendiri mengatakan, Fira mengejar mu selama 3 tahun, kamu tidak menyukainya dan tetap memilih Zayda? Cinta datang dan tumbuh dalam hati seseorang itu tidak memperdulikan waktu..." Maulana mengalihkan perhatian pada sang Istri.
Perlahan mengangkat tangan membelai paras cantik Istrinya."Aku tidak butuh waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk mencintainya, lalu kenapa Istri ku harus butuh tahunan untuk jatuh cinta pada ku?"
Fira menghempaskan tangan sang Suami, geli rasanya setiap kali jemari lentik pria itu berada di wajahnya.
Antonio mengangguk, ia mengambil roti lalu diberikan pada Fira."Untuk mu."
Dengan senang hati Fira menerima, meski Antonio suka menggoda dan jahil, tapi pria itu tidak pernah memperlakukan dirinya dengan buruk.
"Hanya ini?" Fira memperhatikan roti di tangannya.
"Aku hanya beli dua, satu buat kamu dan satu buatku. Romantis bukan?" Antonio tersenyum manis.
"Itu namanya bukan romantis tapi pelit, masa kamu hanya ngasih pada Fira? Pak Ivan dan Pak Rangga tidak kamu kasih?" Rangga menyahuti ucapan Antonio.
"Ha?" Antonio mengalihkan perhatian pada Rangga.
"Katanya kamu anak seorang CEO? Banyak uang dong, beli lagi. 5 lagi," kata Rangga lagi.
"Kalau begitu Pak Ivan saja yang beli, aku hanya anak seorang CEO sedangkan Pak Ivan pemilik perusahaan tempat Ayahku kerja," balas Antonio tidak mau rugi.
Maulana tersenyum melihat tingkah Antonio, ia mengeluarkan dompet lalu mengambil uang lembaran ratusan ribu dan diberikan pada Antonio.
"Bapak minta tolong belikan lagi."
Antonio mengangguk, ia mengulurkan tangan meraih tangan Fira."Ayo ikut, nggak usah pedulikan pria tukang selingkuh ini."
Antonio bermaksud menyindir Andrian, karena ia tahu Andrian sudah punya Zayda tapi masih mau deketin Fira.
Fira menoleh pada Maulana meminta izin, pria 30 tahun itu mengangguk. Fira bangkit dari tempat duduknya lalu pergi bersama Antonio sedangkan Andrian memandang punggung Fira menyesal.
"Antonio dengan mudah mengajak Fira, tapi kenapa dia tidak mau denganku?"
![](https://img.wattpad.com/cover/363287444-288-k375160.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Terbaik 2
عاطفيةDipaksa menikah dengan seorang rentenir ternyata Fira justru mendapat anak dari si Rentenir.Sosok pria yang lembut pada dirinya namun sangat dingin pada orang lain, awalnya Fira berpikir kalau Suaminya itu juga sama kejam seperti mertua tapi ternyat...