Episode 27

15 3 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Kelas 3F

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh."

Ian mengucapkan salam di depan kelas, tidak ada yang memberikan jawaban, semua sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Ada yang dandan, ada yang main silat-silatan ada juga yang godain gadis.

Ian bingung dengan kelas 3F, mereka tidak ada yang menghiraukan salam dari dirinya.

"Teman-teman."

Masih tidak ada yang menanggapi.

"Assalamualaikum."

Maulana masuk ke dalam kelas setelah mengucapkan salam, kegaduhan dalam sekejap berubah hening bahkan murid-murid duduk di tempatnya masing-masing.

"Walaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh." Serempak seisi kelas menjawab salam.

Ian mengalihkan perhatian pada Maulana, ia sudah salam beberapa kali bahkan memanggil mereka teman tapi tidak ada yang menjawab, tapi baru satu kali pria 30 tahun itu salam, langsung dijawab.

Maulana berdiri di depan kelas menatap satu persatu satu muridnya."Siapa yang tadi tidak menjawab salam?"

Tidak ada yang berani menjawab, melihat seisi kelas sepi Antonio memberanikan diri menjawab,"Semua jawab tadi, Pak."

"Bukan salam dari Bapak, tapi dari Pak Ian. Siapa yang tidak jawab?!" Maulana kembali bertanya.

Melihat seisi kelas mendadak jadi bisu, ia pun berjalan ke tempat duduk paling belakang kemudian duduk di bangku kosong tersebut.

"

وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا

Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan (salam), balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah dengan yang sepadan. Sesungguhnya Allah Maha Memperhitungkan segala sesuatu. Surat An-nisa ayat 86, jadi apakah tadi kalian membalas salam dari Pak Ian?"

"Kami malas, Pak," celetuk Antonio.

Maulana tersenyum bengis kemudian mengangkat tangan memberi isyarat agar Antonio menghadapnya.

Dengan berat hati Antonio bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan menghampiri Maulana.

"Duduk!"

Maulana menunjuk kursi sebelahnya dengan isyarat mata.

Mau tidak mau Antonio menurut, ia duduk di kursi samping Maulana.

"Pak Ian, silahkan lanjutkan memberikan materi. "

Suami Terbaik 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang