Terlihat sebuah ruangan dengan meja panjang melingkar di dalamnya terdiri dari 4 saf, ruangan itu biasanya digunakan untuk perkumpulan rahasia antara teman-teman Maulana di masalalu, pria 30 tahun itu sengaja membangun tempat tersebut agar para temannya itu tidak menganggu lingkungan.
Maulana, Sui dan Fransis duduk di kursi tempat pemimpin. Kursi itu ada di paling ujung dengan posisi lantai lebih tinggi satu tangga, sedangkan Grands dan Geits berserta anak buahnya 10 orang itu duduk di tengah -tengah lingkaran meja seperti sedang didakwa kasus berat.
Grands dan Geits merasa dipermainkan oleh kelompok Demon God tersebut, mereka tidak menyangka bahwa ketiga pimpinan Demon God itu mampu mengumpulkan banyak orang walau sudah pisah-pisah.
Fransis dan Sui menatap Grands dan anak buahnya dingin, di atas meja kedua pria itu terdapat minuman beralkohol tinggi.
Maulana mengulurkan tangan meraih dua botol miras tersebut lalu menaruh di atas mejanya, ia tidak ingin kedua sahabatnya itu miras lagi, lebih baik nanti dibuang minuman haram tersebut.
Fransis dan Sui menoleh pada Maulana dengan tatapan mata heran, mereka tidak berani bicara namun ingin miras itu dikembalikan pada mereka.
Maulana melirik kedua sahabatnya itu tajam, seakan ingin mengatakan,"Berani mengambil, ku lempar kalian dari jendela."
Dengan terpaksa Sui dan Fransis tidak miras lagi, mereka akan selalu ingat bahwa jika berada dekat pria bermata safir itu tidak boleh miras.
Fransis dan Sui kembali mengalihkan perhatian pada Grands dan anak buahnya."Sebaiknya kalian kembali ke Jerman, jangan cari kami lagi," kata Sui.
"Ketua tidak mencari mu, bagi ketua kamu tidak berguna lagi."
Jawaban Grands membuat Sui kesal, pria itu jelas-jelas merendahkan dirinya, seakan dirinya manusia tidak berguna.
"Katakan pada ketua mu, jangan cari aku. Aku tidak butuh ketua mu untuk menjalani hidupku." Maulana membalas penghinaan ucapan Grand pada Sui.
Sui tersenyum senang, seperti itulah sahabatnya. Selalu melindungi dirinya dan Fransis, hingga mereka menganggap Maulana seperti seorang Kakak.
"John! Kau tidak bisa bicara seperti itu! Kau harus ingat! Ketua yang menghidupi mu selama dua tahun!" Grands menatap Maulana tidak terima.
"Kau jangan lupa, beberapa kali aku hampir kehilangan nyawa untuk melindungi ketua mu itu! Namun dia masih menyiksaku, terakhir kali aku terkena tembakan di kepala dan dadaku untuk melindunginya. Tapi dia sama sekali tidak peduli, nyawa ku dan teman-teman ku tidak ada harganya di matanya! Karena itu setelah aku membaik, aku membawa semua anggota God Diamond bersama ku. Aku mengembalikan mereka ke negara mereka masing-masing, ada juga yang hingga sekarang bersamaku! Apakah aku harus kembali pada manusia itu?! Apa aku harus mengorbankan nyawa teman -teman ku lagi?!" Maulana menatap Grands murka, air muka Maulana seperti orang ingin melenyapkan nyawa orang lain.
Tangan Maulana terkepal erat, rasa ingin membunuh menyerang dirinya, namun ditahan sekuat tenaga karena ia tidak ingin Allah murka.
Sui, Fransis dan anggota God Diamond tertegun mendengar ucapan Maulana. Rupanya selama ini mereka salah mengira, 11 tahun mereka berfikir alasan Maulana pergi hanya demi keuntungan pribadi, namun ternyata demi melindungi nyawa mereka semua.
" Diamond God ada di bawah kendaliku, sebagai seorang pemimpin aku harus memastikan mereka baik-baik saja. Jadi katakan pada Santana, jangan mengganggu ku dan teman-teman ku." Nada Suara Maulana sangat dingin penuh kebencian.
Sui dan Fransis bangkit dari tempat duduknya lalu meluk Maulana bersamaan."Van, kau sungguh luar biasa. Kami semakin cinta padamu."
Maulana kesal dengan sikap kedua sahabatnya, ia pun menghempaskan kedua sahabatnya tersebut.
"Lepas! Aku bukan umat Nabi Luth!"
Fransis dan Sui menghela nafas pasrah, ia pun kembali ke tempat duduknya.
"Awas kalian main peluk lagi!" Maulana memicing tajam.
Fransis dan Sui hanya bisa pasrah, sikap ilfeel pada sentuhan pria Maulana tidak berubah.
"Jangan marah -marah, ingatlah bahwa Tuhanmu selalu memerintahkan pada hambanya untuk sabar." Fransis mengingatkan.
"Aku bukan marah, tapi aku tidak suka disentuh oleh sesama jenis. Aku merasa sangat risih, kalian tahu itu." Maulana menjelaskan.
Grands dan Geits terasa diabaikan, mereka heran dengan ketiga manusia tersebut, mereka berbeda negara, berbeda keyakinan tapi bisa bersahabat sekian lama.
"Sudalah, sebentar lagi Asar. Aku mau keluar cari Masjid, kalau mau diskusi, diskusi saja. Tapi ingat, jangan ada adegan kekerasan di tempat ini. Minggu depan aku ingin membawa Istri ku kemari." Maulana bangkit dari tempat duduknya.
Fransis dan Sui menaikkan pandangan menatap Maulana aneh."Dalam seperti ini kau masih memikirkan Sholat?" Sui seakan tak percaya dengan ucapan Maulana.
"Tentu saja, sholat adalah rukun Islam yang ke-dua. Kewajiban sebagai seorang muslim itu adalah sholat, apakah aku perlu membacakan Ayat Al Qur'an padamu?" Maulana menatap Sui dengan senyuman dingin.
"Tidak perlu, aku pun tidak paham. Yang aku tahu, seperti apapun dirimu, kau selalu memikirkan kami." Sui tidak tertarik mendengarkan bacaan Ayat Al Qur'an.
"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu." Maulana bangkit dari tempat duduknya, meninggalkan Sui dan Fransis di ruangan tersebut bersama anggota Diamond God dan Grands bersama anak buahnya.
Maulana segera masuk ke dalam mobil lalu melajukan mobil mencari sebuah masjid terdekat untuk sholat Ashar.
Sementara itu, Fira memperhatikan Farhan, Andrian dan Antonio bercanda.
"Kau tahu, Kak Ivan itu." Farhan berkata dengan penuh semangat.
"Dia pernah kena fitnah oleh seorang wanita jadi-jadian, Kakak ku yang tampan itu dituduh mengejar seorang wanita selama 10 tahun dan tidak dapat -dapat. Padahal ... Aku yakin si wanita itu yang jatuh cinta pada Kak Ivan, namun Kak Ivan selalu menolak."
Antonio dan Andrian mengangguk membenarkan ucapan Farhan, mereka sendiri melihat seperti apa karakteristik seorang Ivan Maulana Rizky, jujur dan suka terus terang. Maulana akan berkata cinta jika memang cinta namun berkata tidak bila memang tidak, namun dia selalu memperlakukan semua orang dengan baik.
"Kenapa bisa seperti itu?" Fira menyahuti pembicaraan mereka.
Antonio menoleh pada Fira."Kak Fira tidak tahu?"
Fira menggelengkan kepala."Tidak."
"Jadi begini, waktu itu Kak Ivan punya teman cewek namanya Chelsea. Chelsea ini punya Suami namanya Irwan, si Irwan ini meminta tolong pada Kak Ivan agar membantu Istrinya untuk bekerja." Farhan mulai menjelaskan pada Fira. Antonio dan Andrian masih ikut menyimak.
"Lalu? Apakah Mas Ivan memberikan pekerjaan?" Fira menebak kelanjutan cerita Farhan.
"Awalnya iya, sekali dua kali mereka terus fitnah Kak Ivan. Kak Ivan tetap sabar dan selalu memaafkan saat Irwan dan Chelsea minta maaf, namun mereka semakin menjadi. Irwan mengatakan bahwa Kak Ivan sudah menganggu Chelsea, sedangkan Chelsea mengirim pesan pada Kak Ivan dan pada semua orang dengan mengatakan bahwa Kak Ivan mengejar Chelsea selama 10 tahun. Cerita lebih jelas tanyakan pada Kak Ivan." Farhan menyelesaikan rangkuman cerita, ia tidak ingin terlalu membeberkan masalalu Maulana yang pernah kena fitnah oleh sepasang Suami Istri aneh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Terbaik 2
Roman d'amourDipaksa menikah dengan seorang rentenir ternyata Fira justru mendapat anak dari si Rentenir.Sosok pria yang lembut pada dirinya namun sangat dingin pada orang lain, awalnya Fira berpikir kalau Suaminya itu juga sama kejam seperti mertua tapi ternyat...