Episode 55

6 1 0
                                    

Antonio mematung tidak percaya dengan ucapan Maulana, tidak mungkin seorang mafia bisa bisa menghafal Al-Qur'an bahkan sangat teliti serta mampu bersikap sabar.

Dunia seakan mempermainkan dirinya, perlahan ia memutar kepala menoleh pada Maulana, penampilan pria itu malam ini lebih keren di matanya tidak seperti biasa yang menggunakan kemeja.

"Pak Ivan, itu tidak mungkin. Seorang Mafia itu pekerjaannya kotor, mana mungkin bisa hafal Al Qur'an?"

Maulana tersenyum tipis."Bukankah tadi Bapak bilang, dulu Bapak mantan Mafia. Sekarang sudah bukan, tapi Bapak juga paham apa saja yang mereka kerjakan. Jadi ..."

Netra safir mulai mendelik tajam membuat Antonio berjengit kaget."Jangan macam-macam sama Bapak, kamu bisa hanya nama saja."

Maulana menahan senyum melihat ekspresi ketakutan Antonio, rupanya muridnya itu memiliki rasa takut juga.

Teman-teman Antonio terdiam membantu, mereka juga ketakutan. Satu persatu mengeluarkan sajam yang disimpan lalu diberikan pada Maulana.

Maulana tertawa terbahak-bahak melihat betapa lucu tingkah anak remaja, dirinya juga belum melakukan apapun namun sudah ketakutan.

"Kalian semua, masuklah ke dalam mobil. Ikut denganku, besok pagi aku akan menyuruh supir mengantarkan kalian pulang."

"Pak, kenapa Bapak tertawa?" Antonio kesal sendiri, dirinya dan teman-temannya ditertawakan seperti badut.

"Kamu ini aneh, tertawa tidak boleh, marah juga tidak boleh. Kamu ingin Bapak seperti apa? Sudah, ayo masuk semua. Bapak tidak mau, kalau kamu dan teman-teman kamu mengendarai motor, nanti malah nabrak karena kalian sedang mabuk. Tidak masalah juga kalau kalian nabrak pohon atau yang lain, tapi kalau menabrak pengendara lain, mereka akan celaka akibat kelalaian kalian. Jadi ikut Bapak saja." Maulana menjelaskan panjang lebar, meski mereka ingin menolak juga tidak berani.

Grands dan Geits masuk ke dalam salah satu mobil yang disediakan oleh Maulana sedangkan Antonio dan teman-temannya satu mobil dengan Maulana.

Supir mengantarkan Grands dan anak buahnya ke sebuah hotel sedangkan Maulana membawa Antonio dan teman-teman Antonio ke mansion miliknya, dalam perjalanan sesekali Maulana melirik Antonio, pria itu terlihat masih mabuk.

"Antonio, kenapa kamu suka miras?"

"Gaul, Pak. Minum dapat menyehatkan tubuh dan menghilangkan pikiran setres," jawab Antonio tanpa menoleh pada Maulana, ia fokus pada jalan raya di depannya.

"Kalau minum air putih, Bapak percaya. Tapi kalau miras, Bapak tidak percaya. Lagipula Allah melarang hambanya minum minuman yang memabukkan, apakah kamu tidak tahu itu?"

Antonio melirik sejenak pada Maulana, ia tersenyum mengejek ketika mengingat bahwa Walikelasnya itu pernah menjadi mafia, artinya juga pernah miras.

"Bapak paham, kamu pasti mengejek Bapak. Ya ... Bapak akui, dulu Bapak sering miras, bahkan setiap hari. Akibatnya harus Bapak tanggung sekarang." Pandangan mata Maulana berubah sendu mengingat kondisi fisiknya yang tidak lagi baik -baik saja seperti dulu.

Antonio tidak mengerti ucapan Maulana, pria itu terlihat baik-baik saja bahkan mengerikan kalau lagi marah, selain itu juga punya Istri cantik.

"Pak Ivan memangnya kenapa? Perasaan hidup Bapak sangat baik."

Maulana terkekeh pelan."Tentu saja, Bapak sangat bersyukur Allah telah memberikan jalan pada Bapak."

Maulana menoleh pada Antonio sejenak lalu kembali fokus pada jalan di depannya."Karena itu, jangan sampai kamu seperti Bapak. Jangan mengonsumsi miras, itu tidak baik untuk kesehatan dan dalam Islam, hukumnya haram."

Maulana mengernyit merasakan nyeri kembali menyerang perutnya, refleks ia memegangi bagian tubuh yang terasa tidak nyaman.

"Haram apa si, Pak?" Antonio memalingkan muka, memperhatikan jalan sepi di sekitar tempat itu.

Maulana mengambil obat lalu mengeluarkan isinya dan menelan beberapa butir."Kamu ini dikasih tahu tidak mau. Dalam surat Al Baqarah ayat 219

Yang artinya:
Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang khamar  dan judi. Katakanlah, “Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. (Akan tetapi,) dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya.” Mereka (juga) bertanya kepadamu (tentang) apa yang mereka infakkan. Katakanlah, “(Yang diinfakkan adalah) kelebihan (dari apa yang diperlukan).” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu berpikir. Dalam ayat ini dijelaskan bahwa miras itu haram meski ada manfaatnya, namun kerugian miras jauh lebih besar."

"Terserah Bapak saja, yang penting aku tidak miras di depan Bapak." Antonio sangat malas meladeni Maulana, pria itu selalu saja ceramah agama.

Maulana tersenyum simpul, memang saat hati Manusia masih dipenuhi dengan keinginan dunia, nafsu dan belum dijernihkan, tidak dapat untuk diluruskan.

Manusia adalah mahluk paling sempurna diciptakan oleh Allah, diberikan akal dan fikiran serta hati juga nafsu, namun sering kali manusia lebih menggunakan nafsu.

Suara getar ponsel Maulana mengalihkan perhatian pria itu dari jalan sejenak, ia meraih ponsel lalu kembali fokus pada jalan.

"Assalamualaikum."

"Walaikumussalam, Mas. Mas dimana? Kenapa malam-malam Mas tidak di rumah? Mas tidak selingkuh kan?" Suara Fira terdengar serak, seperti orang habis menangis.

"Astaghfirullah, Istri ku yang cantik. Mas tidak mungkin selingkuh, Sayang. Kalau kamu tidak percaya, Mas video call ya?" Maulana mengganti dengan video call.

Mata Maulana membulat ketika melihat sang Istri hanya memakai bikini sambil memeluk bantal guling dengan air mata mengalir, ia segera menepikan mobil lalu keluar dari mobil tersebut sebelum Antonio dan teman-teman Antonio tubuh mulus sang Istri.

Fira mengerutkan kening melihat sang Suami terlihat buru-buru keluar dari mobil, seperti sedang menyembunyikan sesuatu."Mas, kenapa Mas buru-buru keluar dari mobil? Apa jangan-jangan di dalam mobil tadi ada wanita lain ya? Mas selingkuh dariku."

Fira merubah posisi berbaring menjadi duduk hingga semakin jelas seperti apa tubuh mulus Istrinya."Sayang, Mas tidak selingkuh. Di dalam mobil ada Antonio dan teman-teman Antonio, kamu hanya pakai baju dinas seperti itu, Mas tidak rela mereka melihatnya."

Antonio segera keluar dari mobil karena penasaran dengan penampilan Fira saat di kamar."Fir! Aku di sini! Tunggu! Aku juga ingin melihat mu tanpa busana!"

Mendengar suara Antonio, Fira segera memutar layar pada ponsel menjadi layar belakang hingga hanya menunjukkan suasana kamar.

Maulana tersenyum bangga melihat kepekaan sang Istri, gadis itu bisa melihat dirinya dari layar ponsel namun dirinya dan Antonio yang sekarang berada di sampingnya hanya bisa melihat pemandangan kamarnya.

Antonio menatap kecewa layar ponsel Maulana."Pak, kok hanya terlihat kamar Bapak? Pacar ku kemana?"

Maulana mengangkat tangan menjitak kepala Antonio, meski tidak terlalu keras namun cukup membuat pria itu kesakitan.

"Berani sekali kamu mengatakan Istri ku sebagai pacarmu."

Antonio nyengir namun tetap penasaran, di dalam mobil, teman-teman Antonio memandang heran pada Antonio, temannya itu terlihat begitu akrab dengan Maulana.

Suami Terbaik 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang