Lima hari setelah Zahra pergi meninggalkan Pondok, Keadaan pondok menjadi jauh lebih berbeda. Terutama pada sikap Gus-Nya itu. Pria itu menjadi seseorang yang mudah marah, dan juga sangat sensitif. Berbuat salah sedikit saja, akan langsung kena semprot olehnya.
Semenjak Zahra tidak berada disana juga, pria itu jarang tinggal di ndalem. Ia lebih memilih untuk tinggal di Pondok saja. Akan tetapi ia memang sesekali ke ndalem jika ada sesuatu yang mengharuskan ia sekarang.
Lalu, bagaimana dengan Ning Nazwa? Ya, perempuan itu tidur sendirian. Meski sudah jadwalnya tidur bersama dengan Gus Fachrul pun, ia tetap tidur sendiri. Dikarenakan, pria itu tak mau. Meski sudah beberapa kali ia meminta Abinya Gus Fachrul untuk membujuk Gus Fachrul agar mau tidur bersama nya, ataupun tinggal lagi di ndalem, tetap saja pria itu keukeuh tak mau.
Abinya Gus Fachrul juga sudah lelah untuk memarahi anaknya itu, Karna sikapnya. Jadi, setiap kali Nazwa meminta nya untuk membujuk anaknya lagi supaya mau tinggal lagi di ndalem, rasanya sudah lelah. Karna, Pria itu tak akan mendengarkan ucapannya, Dan sifatnya yang keras kepala.
Saat ini, Gus Fachrul sedang berada di ruangannya sendiri. Membaca beberapa biodata Santri baru yang kemarin baru saja masuk
Beberapa ketukan di pintu di ketuk
Tok tok tok!
"MASUK!" titahnya
Setelah ia berkata seperti itu, seseorang dari luar pun mencoba membuka pintunya secara hati-hati. "Afwan, Gus. Di luar ada Ning Nazwa yang ingin bertemu sampeyan." tuturnya. Pemuda itu menundukkan wajahnya. Bukan karna takut untuk berbicara dengan Gus nya sambil menatap wajahnya, Akan tetapi ini juga merupakan sebuah etika yang baik, dan tanda hormat kepada seseorang yang lebih berilmu.
Gus Fachrul mendongakkan wajahnya. "Ngapain wanita itu ingin bertemu dengan saya?"
"Afwan, ana juga kurang tau, Gus.."
"Katakan padanya jika, saat ini saya sedang sibuk. Tak bisa menemuinya."
Pemuda itu menganggukan wajahnya. "Ba-baik, Gus." Pemuda itu segera pergi dari ruangan Gus-Nya. Tak lupa, menutup pintunya kembali
Ia kembali menemui Ning-Nya untuk menyampaikan apa yang dikatakan oleh Gus-Nya tadi.
"Afwan, Ning.. Kata Gus Fachrul, beliau tidak bisa menemui Ning saat ini. Dikarenakan beliau sedang sibuk."
"Pria itu sibuk apa ya?" gumamnya
"Afwan, Ning. Ana izin permisi."
"Ah ya ya" Setelah mendapatkan izin untuk pamit pergi, kemudian pemuda itu segera pergi untuk kembali ke kamarnya
"Kira-kira dia sibuk apa, ya?" batin Nazwa bertanya-tanya. Ia akan masuk, dan melihat kesibukan apa yang tengah suaminya lakukan. Yeah, meskipun kata Santri itu, pria itu tak ingin menemuinya dikarenakan alasan 'sibuk' jadilah dirinya saja yang akan menemui pria itu ke ruangannya.
🦄🦄🦄
Nazwa membuka pintu ruangannya Gus Fachrul yang ternyata tak di kunci dari dalam. Ia sangat bersyukur karena itu. Karna, jika pintunya dikunci, ia takkan dapat bisa masuk ke dalam ruangan pria itu.
Melihat ada seseorang yang masuk ke ruangannya, Gus Fachrul segera mengalihkan fokusnya. "Siap--"
"--Ngapain kamu ada disini?!" tatapan Gus Fachrul kini berubah tajam. Sekarang, ia benar-benar tak suka melihat wanita yang ada di hadapan nya. Karna ia menganggapnya, ulah wanita itulah yang membuatnya menjadi berpisah dengan istrinya. Zahra.
"Keluar kamu dari sini!!"
"Saya tak ingin melihat wajahmu!"
Setelah Gus Fachrul berkata itu, Bukannya Nazwa keluar, justru wanita itu malah menutup pintu ruangan itu. Ia berjalan mendekati Gus Fachrul yang wajahnya sudah memerah karna rasa marah. Dan tak lupa tatapan tajam pria itu yang bisa menusuk siapa saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS GENDUT MILIK GUS MUDA
RomanceCerita ini, menceritakan seorang perempuan yang bernama Chamelia Zhafira Az-Zahra. yang dimana, perempuan ini slalu dihina hanya karna bentuk tubuhnya yang gendut. namun, tak disangka-sangka Gus muda yang bernama Muhammad Fachrul Hidayatullah ini, k...