Dentuman dahsyat terlihat di depan, memancarkan kekuatan yang menggetarkan tanah dan udara sekitarnya. Di tengah kepulan debu dan puing-puing, terlihat seseorang melangkah dengan mantap, aura kekuatannya begitu kuat sehingga para iblis yang berkerumun di sekitarnya menunduk dalam kepatuhan. Energi yang terpancar darinya cukup besar untuk disebut sebagai Demon Lord. Dialah Demon Lord generasi kelima dari kerajaan iblis.
"Demon Lord, katamu... Dia bercanda, kan...?" ucap seorang prajurit dengan suara bergetar di garda depan, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya dari Takumu.
Seorang ksatria mendekati seorang wanita muda yang duduk di dekat medan pertempuran, wajahnya tampak lelah namun tetap penuh ketegasan. "Nona Nene, anda baik-baik saja, ya?" tanyanya dengan penuh perhatian.
Nene mengangguk pelan. "Ya, kami bertiga dan satu tambahan itu yang selamat dari kejaran iblis..." jawabnya dengan suara yang masih terdengar getir.
Ksatria itu menundukkan kepalanya sedikit sebagai tanda penghormatan dan duka. "Sayang sekali... kami turut berduka cita atas kejadian itu. Kehilangan yang besar bagi kita semua," ucapnya dengan nada yang penuh empati.
Nene menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. "Terima kasih... Namun kita harus tetap fokus. Ancaman di depan kita ini jauh lebih besar daripada yang pernah kita bayangkan."
Ksatria itu mengangguk setuju. "Benar, kita harus bersatu dan menghadapi Demon Lord ini dengan segala kekuatan yang kita miliki. Tidak ada ruang untuk keraguan atau ketakutan. Hanya dengan keberanian dan persatuan kita bisa berharap untuk menang."
Takumu, yang mendengar percakapan mereka, maju ke depan dengan wajah tegas. "Tidak... ini giliranku..." ucap Takumu dengan suara penuh tekad.
"Apa maksudmu, Ryu...?" ucap Nene, matanya membulat karena terkejut.
Takumu menatap Nene dengan serius. "Aku akan melawan Demon Lord itu..." katanya, tekadnya tak tergoyahkan.
Nene terperangah mendengar pernyataan Takumu. "Jangan bilang kamu mau menggunakan Sacrifice Magic...?" ucapnya dengan nada terkejut dan penuh kekhawatiran.
Takumu memejamkan mata sejenak, menarik napas dalam-dalam sebelum membuka matanya kembali. "Tidak ada pilihan lain..." jawab Takumu dengan suara yang tegas dan pasti. "Kekuatan Demon Lord ini terlalu besar untuk kita hadapi dengan cara biasa. Sacrifice Magic adalah satu-satunya cara untuk memberikan kita kesempatan."
Nene menggelengkan kepala, matanya berkaca-kaca. "Tapi Ryu, Sacrifice Magic akan mengorbankan hidupmu! Tidak ada jaminan kita bisa menang bahkan dengan itu..."
Takumu tersenyum lemah, mencoba menenangkan Nene. "Aku tahu, Nene. Tapi kita tidak bisa membiarkan Demon Lord ini menghancurkan segalanya. Kita harus melindungi yang lainnya, dan ini adalah tugas yang harus kuemban. Kalian semua harus bertahan dan melanjutkan perjuangan ini."
"Yah, ini bukan benar benar Sacrifice Magic sih ..." gumam Takumu
["Pemberitahuan; energi sihir anda sedikit tidak cukup untuk menggunakan mantra sebesar itu ..."]
"Begitu ya ..."
Ksatria yang berdiri di dekat mereka mendekati Takumu. "Kamu sangat berani, Takumu. Kami akan menghormati keputusanmu dan berjuang sekuat tenaga. Tapi ingat, kami tidak akan membiarkan pengorbananmu sia-sia."
Takumu mengangguk, lalu memalingkan wajahnya ke medan pertempuran di depan. "Terima kasih... Kalian semua adalah pahlawan sejati. Aku percaya kalian akan memenangkan ini."
Dengan langkah mantap, Takumu mulai bergerak menuju Demon Lord yang berdiri dengan angkuh di tengah medan perang. Setiap langkah yang diambilnya dipenuhi dengan tekad dan keberanian, sementara para prajurit dan ksatria yang tersisa bersiap untuk mendukungnya dengan segala cara yang mereka bisa. Di dalam hatinya, Takumu tahu bahwa ini adalah akhir dari perjalanannya, tetapi juga awal dari harapan baru bagi mereka yang ditinggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead or Alive in Second Life : RE
FantasyBercerita tentang anak SMA biasa bernama Takumu Hiyoshi yang di reinkarnasikan sebagai World Order yang baru. Demi menjaga tatanan di sana, Takumu menyembunyikan identitasnya dengan Bereinkarnasi kembali menjadi anak dari kepala desa di wilayah Nord...