Pada hari itu, Celestina memandu Hiyoshi menuju ruangan di mana Lisa von Grandmaple menunggunya. Langkah-langkah mereka menggema di koridor, suasana terasa tegang namun penuh dengan ketenangan yang menenangkan. Ketika sampai di depan pintu besar, Celestina dengan hati-hati membuka pintunya, lalu memberi isyarat pada Hiyoshi untuk mengikutinya masuk.
Begitu mereka melangkah ke dalam ruangan, suasananya berubah secara dramatis, hanya sekejap karena, tiba-tiba, sebuah lingkaran sihir di bawah mereka menyala terang. Tanpa peringatan, Hiyoshi dan Celestina dihisap oleh kekuatan yang kuat, membuat mereka berpindah tempat.
Saat teleportasi selesai, mereka tiba di sebuah ruangan yang sangat berbeda. Bukan ruangan guru biasa, melainkan sebuah aula luas yang berkesan mistis. Langit-langitnya tinggi dengan kristal-kristal bercahaya yang menggantung, menciptakan efek kilauan di sekeliling ruangan. Dindingnya dipenuhi dengan simbol-simbol misterius yang bersinar samar.
Di tengah aula itu, seorang wanita dengan aura megah dan anggun berdiri menunggu. Dia adalah Lisa von Grandmaple, seorang tokoh yang sangat dihormati. Tatapan matanya yang tajam tertuju pada Hiyoshi dan Celestina saat mereka tiba.
"Terima kasih telah datang, Hiyoshi," ucap Lisa, suaranya tenang namun tegas. "Ada hal penting yang perlu kita bicarakan, dan tempat ini dipilih untuk menjamin bahwa pembicaraan kita tetap aman."
"Nona Tenia dan Nona Nord Floora juga ada di sini ...? sepertinya ini bukan pembicaraan biasa ... ada yang bisa saya lakukan ...?" ucap Hiyoshi.
"Benar, aku ingin kamu melatih mereka berdua ... dalam rangka ujian antar akademi beberapa bulan kedepan, mereka berdua akan ikut serta karena mereka adalah murid terbaik tahun lalu ..." ucap Lisa.
"Dan tahun ini ... kau juga akan ikut serta didalam nya ..." ucap Lisa.
"Sayang sekali aku harus menolaknya ... kita selesai bukan ...?" ucap Hiyoshi.
"Permintaan ini langsung dari Celestine-sama ... dia meminta bantuan agar Ascham di sorot lagi kedepan nya ..." ucap Lisa.
"Itu curang ... kau tahu aku tidak bisa menolak permintaan Celestine bukan ..." ucap Hiyoshi.
"Aku tahu betul ... bagaimana ...?" ucap Lisa.
"Sayang sekali ... waktumu kurang tepat ... aku tetap menolaknya, permisi ..." ucapnya sembari berbalik dan ingin meninggalkan ruangan.
"Tidak ada cara keluar dari sini selain teleportasi ..." ucap Lisa.
"Kau sengaja ya ... menjebakku di sini untuk menerima permintaan kalian ..." ucap Hiyoshi, nadanya sedikit kesal.
Lisa menatap Hiyoshi dengan pandangan yang tenang namun penuh tekad, seolah sudah memperhitungkan responsnya. Celestina yang berdiri di samping, tetap tenang dan tidak banyak bicara, seakan mengetahui bahwa situasi ini akan memanas.
"Kau benar," ucap Lisa, suaranya tidak berubah. "Aku sengaja mengunci ruangan ini agar kau mendengarkan permintaan kami dengan seksama. Ini bukan masalah pribadi, tapi untuk kebaikan akademi kita—dan juga masa depanmu."
Hiyoshi memutar tubuhnya, memperlihatkan raut wajah tidak senang. "Kau tahu aku benci diatur-atur, kan?" ucapnya dengan nada tajam.
"Aku paham, tapi ini bukan tentang mengaturmu, melainkan tentang memenuhi harapan yang dipercayakan padamu. Celestine-sama sendiri menilai hanya kau yang bisa membawa perubahan signifikan dalam ujian antar akademi ini," balas Lisa dengan tenang.
Hiyoshi mendengus pelan. "Perubahan signifikan? Mengapa aku harus peduli tentang itu?" tanyanya dengan tatapan penuh skeptis.
Celestina yang nampaknya Celestine merasuki tubuhnya, akhirnya angkat bicara, suaranya lembut namun tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead or Alive in Second Life : RE
FantasyBercerita tentang anak SMA biasa bernama Takumu Hiyoshi yang di reinkarnasikan sebagai World Order yang baru. Demi menjaga tatanan di sana, Takumu menyembunyikan identitasnya dengan Bereinkarnasi kembali menjadi anak dari kepala desa di wilayah Nord...