Prologue 7 | Arc : Kembali

2 1 0
                                    

Dua ribu tahun yang lalu, dunia berada di ambang kehancuran. Alam semesta, yang selama ini terjaga dalam harmoni, mulai kehilangan keseimbangannya. Bencana melanda dari segala arah—gunung-gunung yang pernah berdiri kokoh kini runtuh, laut mengamuk, menelan pulau-pulau tanpa ampun, dan langit tak lagi biru, melainkan dipenuhi awan kelabu yang tak kunjung hilang. Keadaan ini adalah hasil dari kehadiran satu sosok legendaris yang mengguncang seluruh daratan dan lautan, dikenal sebagai Tuan Putri Kebengisan, atau lebih dikenal dengan nama Behemoth.

Behemoth bukan hanya sekadar legenda yang diceritakan dari generasi ke generasi untuk menakut-nakuti anak-anak sebelum tidur. Dia adalah kenyataan pahit yang tidak bisa diabaikan. Setiap makhluk yang bernafas, dari manusia hingga dewa, tunduk pada kekuatannya yang melampaui batas-batas imajinasi. Dengan satu langkahnya, bumi bergetar, dan dengan satu embusan napasnya, bintang-bintang di langit dapat padam. Kekuatan Behemoth adalah sesuatu yang bahkan para dewa pun enggan untuk menentangnya.

Di bawah bayang-bayang kekuasaannya, dunia jatuh ke dalam kekacauan yang nyaris tak tertanggulangi. Kota-kota besar hancur rata dengan tanah, peradaban manusia punah satu per satu, dan harapan untuk masa depan yang cerah perlahan-lahan memudar. Namun, di balik semua kekejamannya, tersembunyi sebuah misteri yang bahkan para dewa dan roh penjaga pun tidak sepenuhnya pahami. Di balik sosok mengerikannya, Behemoth sebenarnya hanyalah seorang putri yang tersesat dalam takdirnya sendiri—takdir yang lebih kelam dari yang bisa dibayangkan oleh siapapun.

Kekuatan yang ia miliki, meski terlihat seperti kutukan bagi dunia, adalah beban berat yang ia bawa dengan penuh kesadaran. Sebuah kekuatan yang, pada akhirnya, bukan hanya akan menghancurkan segalanya, tetapi juga menjadi kunci perubahan besar—bagi dirinya sendiri, dan juga bagi seluruh dunia. Namun, apakah dunia siap untuk menerima perubahan itu?

Di sudut-sudut gelap sebuah kuil kuno yang telah lama terlupakan, suara-suara samar terdengar. Mereka membisikkan nama yang penuh teka-teki, sebuah nama yang jarang diucapkan oleh lidah manusia—Karin.

"Siapa itu Karin...?" tanya suara di antara bayang-bayang, penuh rasa takut dan ketidakpastian.

Bagi mereka yang hidup di masa sekarang, sosok Karin tak lebih dari mitos. Namun bagi para leluhur, Karin adalah kenyataan yang tak bisa diabaikan. Dia adalah salah satu dari Demon Children, sebuah entitas yang keberadaannya melampaui batas-batas dunia ini. Jika Behemoth adalah kehancuran yang terwujud, maka Karin adalah wujud dari kekuatan purba yang bahkan lebih menakutkan.

"Karin seharusnya sudah dikalahkan, bukan?" tanya suara lain, penuh harapan.

Namun, suara ketiga yang lebih dingin menjawab, "Mengalahkan...?" Nadanya skeptis. "Itu tidak mungkin. Keberadaannya saja sulit dipahami secara logis, apalagi dikalahkan. Dia berada di luar batasan apapun yang dikenal dunia ini."

Karin bukan hanya sebuah simbol kekuatan. Dia adalah kekuatan itu sendiri. Bagi banyak makhluk yang mengetahui sejarahnya, dia tidak bisa dianggap sebagai lawan yang bisa dilawan dengan cara biasa. Dia adalah kehancuran yang hidup—simbol akhir zaman yang berjalan di antara para dewa dan iblis. Kekuasaannya begitu besar sehingga nasib dunia, dimensi, dan kehidupan itu sendiri dapat ditentukan hanya dengan satu gerakan tangannya.

Charine, begitu mereka yang mengenal sejarah asli Karin menyebutnya, adalah kehancuran yang tak terhindarkan. Sejarah menyatakan bahwa Charine pernah disegel ribuan tahun lalu oleh kekuatan gabungan dari para dewa, iblis, dan roh-roh penjaga alam. Namun, bahkan segel itu tidak bisa bertahan selamanya. Segel itu hanya bersifat sementara, seperti seutas tali rapuh yang menahan badai. Hari kebangkitannya telah lama diramalkan oleh para nabi dan penyihir kuno, dan mereka tahu, ketika segel itu hancur, dunia akan kembali ke ambang kehancuran.

Di saat-saat terakhir sebelum bencana yang besar, para penjaga dunia berkumpul. Mereka memahami bahwa ketika Charine bangkit, tidak akan ada tempat di dunia ini yang cukup aman untuk melindungi mereka. Kekuatan Charine jauh melampaui batas-batas alam semesta yang mereka kenal. Harapan dan ketakutan bercampur aduk dalam hati mereka. Ada yang percaya bahwa hanya dengan melawan Charine, mereka dapat menyelamatkan dunia dari kehancuran total. Namun, ada pula yang berpikir bahwa Charine tidak bisa dilawan. Ia harus diselamatkan dari takdir kelamnya.

Namun, satu pertanyaan tetap mengemuka di antara mereka: siapa yang cukup kuat, cukup bijak, dan cukup berani untuk menghadapi sosok sekuat Charine? Apakah mereka yang akan bangkit melawannya adalah pahlawan, atau justru pelaku kehancuran?

Waktu semakin menipis, dan saat hari kebangkitannya tiba, dunia akan dihadapkan pada pilihan yang tak terhindarkan: Bertahan hidup atau mati.

Kebangkitan Charine membawa pilihan yang tidak ada kompromi: Kiamat atau Kehidupan. Hanya ada satu jalan, dan setiap makhluk, baik manusia, dewa, maupun iblis, harus memilih.

"Dead or Alive ... Itu pilihan mu ..."

Dead or Alive in Second Life : RETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang