Setelah pertemuannya dengan Azusa, Haruto kembali bergabung dengan kelompoknya. Wajahnya terlihat lebih tenang, meskipun dalam hatinya masih terguncang oleh percakapan dengan monster yang kini memiliki nama dari kehidupan sebelumnya.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Ratu dengan nada serius, menyadari ketegangan yang baru saja terjadi.
"Aku sangat khawatir, Haruto-san!" tiba-tiba Adelina berseru sambil berlari ke arah Haruto dan memeluknya erat. Haruto sedikit terkejut dengan gerakan spontan tersebut.
"Tu-tunggu, kau curang, Adelina!" saut Tania dengan nada kesal, memandang tajam.
"Kalian hentikan ini...," ucap Haruto dengan suara tegas namun lembut sambil melepaskan pelukan Adelina dengan hati-hati. "Kita masih dalam misi, ingat?"
Setelah meredakan situasi, Haruto melanjutkan, "Semua baik. Aku sudah berbicara dengan monster itu, dan dia mengizinkan kita untuk memotong bagian yang membuat gadis itu terjebak."
Haruto dengan hati-hati memotong jaring laba-laba yang menahan salah satu ksatria perempuan. Setelah gadis itu bebas, mereka dengan sigap membantunya berdiri kembali. Semua orang kini lebih waspada, melirik sekeliling dengan perasaan tegang, namun harus tetap bergerak maju.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju stratum tengah dengan sangat berhati-hati, setiap langkah terasa penuh perhitungan untuk menghindari bahaya. Udara di sekitar mereka semakin berat, dan suasana mencekam semakin terasa. Haruto merasa ketegangan di antara mereka meningkat seiring dengan langkah yang membawa mereka lebih dekat ke target utama: Hell Spider.
["Di depan sana Stratum tengah... waspadalah dengan apapun yang terjadi di sana..."] Ai-san memperingatkan.
"Kau benar, Ai-san..." gumam Haruto, lalu mengeraskan suaranya untuk memperingatkan rekan-rekannya, "Semuanya, kita akan memasuki stratum tengah... tetap waspada!"
Begitu mereka melangkah ke dalam stratum tengah, pemandangan berubah drastis. Tanah di sekitar mereka tak lagi dipenuhi tumbuhan, melainkan lahar merah panas yang membentang luas. Setiap langkah harus dilakukan dengan hati-hati, mengingat bahaya yang mungkin mengintai di sekitar.
["Lapor... pendeteksi tidak menemukan Hell Spider dalam radius 1 kilometer."]
"Belum ada tanda-tandanya, ya..." gumam Haruto, masih merasa gelisah.
Tiba-tiba, sebelum Haruto bisa bereaksi, Adelina melompat dan menendang ke arah udara, gerakannya cepat dan penuh presisi. Dari sudut pandang orang lain, tampak seperti dia menendang kosong, namun dengan segera terungkap bahwa makhluk itu sebenarnya bersembunyi dengan sempurna, membuatnya hampir tak terlihat oleh mata manusia. Sebuah laba-laba raksasa, yang bersembunyi di dekat mereka, baru saja terungkap oleh gerakan insting Adelina.
Haruto, yang sempat terkejut, memperhatikan gerakan Adelina dengan kagum. Ia bahkan lebih cepat dari peringatan Ai-san. Adelina bergaya seperti seorang petarung bela diri, menggesekkan jempolnya ke bawah hidungnya dengan percaya diri. "Hampir saja..." ucapnya dengan nada santai.
"Reaksinya begitu cepat... bahkan sebelum Ai-san memperingatkan..." gumam Haruto, penuh kekaguman.
["Lapor, saya mendeteksi sesuatu dalam tubuh individu Adelina alias Risa..."]
"Sesuatu yang lebih unggul dari kemampuanmu?"
["Mungkin begitu... atau dia memiliki insting yang jauh lebih tajam dari dirimu, Master."]
"Insting...? Seperti kemampuan untuk merasakan hal-hal yang tak terlihat?"
["Mungkin... Insting cewek, seperti yang mereka bilang. Dia mampu mendeteksi hal yang tak kasat mata."]
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead or Alive in Second Life : RE
FantasyBercerita tentang anak SMA biasa bernama Takumu Hiyoshi yang di reinkarnasikan sebagai World Order yang baru. Demi menjaga tatanan di sana, Takumu menyembunyikan identitasnya dengan Bereinkarnasi kembali menjadi anak dari kepala desa di wilayah Nord...