Chapter 64.a - Pertarungannya di Labirin Agung Riorn

4 1 0
                                    

Setelah merenungkan segala yang terjadi, Haruto mulai menyadari ada perubahan besar yang terjadi dalam dirinya. Tubuhnya terasa berbeda—lebih ringan, lebih bertenaga. Setiap gerakan terasa lebih halus, seolah-olah gravitasi pun tak lagi menjadi penghalang yang berat baginya.

["Lapor, anda baru saja mendapatkan Manipulasi Gravitasi setelah berkontrak dengan individu Mio"]

"Ah begitu ya ..."

Dia melirik ke arah Mio, yang berjalan di sisinya dengan tenang, senyum tipis menghiasi wajah gadis yang sebelumnya adalah monster Arachne itu. Di sekitar mereka, atmosfer berubah. Para monster yang sebelumnya sering menyerangnya atau mengintai dari kejauhan kini tampak menjauh. Tidak ada yang berani mendekat, seolah-olah mereka takut dengan sesuatu yang tidak terlihat namun begitu kuat memancar dari Haruto dan Mio.

"Apa yang sebenarnya terjadi padaku?" pikir Haruto, merasakan kekuatan baru yang belum sepenuhnya dipahami.

Mereka berjalan lebih jauh ke dalam gua gelap yang dipenuhi keheningan aneh. Setiap langkah terasa hening, dan Haruto bisa merasakan tatapan dari makhluk-makhluk di kegelapan—tatapan ketakutan dan kewaspadaan.

"Sepertinya mereka takut padamu... atau kita," gumam Haruto, setengah berbicara pada dirinya sendiri, setengah bertanya pada Mio.

Mio mengangguk pelan, tatapannya masih fokus pada jalan di depan. "Bukan hanya takut," jawabnya lembut. "Mereka bisa merasakan ku ... aku adalah penguasa di labirin ini ... dan anda adalah mangsa mereka sebelum mereka tahu siapa anda ... tapi karena anda berdekatan denganku maka monster pada takut ..."

Haruto terdiam, memikirkan perubahan ini. Tubuhnya memang terasa lebih kuat, lebih gesit, dan dia merasakan energi aneh yang mengalir melalui dirinya—sesuatu yang dulu tidak pernah dia rasakan. Dia mencoba menggerakkan tangannya, merasakan aliran kekuatan yang baru.

"Jadi... sekarang aku menjadi sesuatu yang tak bisa dijelaskan?" Haruto bertanya setengah bercanda, tapi di balik kata-katanya ada perasaan bingung yang nyata.

Mio hanya tertawa kecil, meskipun suaranya penuh dengan rasa hormat. "Kamu adalah sesuatu yang luar biasa, Master."

Dengan pemahaman itu, Haruto menyadari bahwa perjalanannya tidak hanya tentang bertahan hidup lagi. Dia kini memiliki kekuatan yang bisa mengubah dunia di sekitarnya, tetapi juga sebuah tanggung jawab besar yang mengikutinya—sebuah eksistensi baru yang harus dia pelajari dan kendalikan.

"Dari sini... kamu harus berjalan lurus ke depan," kata Mio sambil menatap tajam ke arah kegelapan di depan mereka. "Namun sebelum aku mempertemukanmu dengan nenek moyangku, kamu harus melewati lautan monster ini."

Haruto menelan ludah. "Gek... aku punya firasat buruk tentang ini..."

Mio mengangguk dengan tenang, seolah-olah tak ada yang aneh. "Kamu sekarang sudah menjadi bagian dari kami, tapi monster-monster ini memiliki hukum mereka sendiri. Kamu harus menunjukkan bahwa kamu bukan makhluk yang lemah."

"Sudah kuduga, pasti harus 'farming'," keluh Haruto. "Dikira enteng kali, ya..."

Dia menatap ke arah jalan yang gelap dan penuh bahaya. Monster-monster di sana bergerak dalam bayang-bayang, mata mereka berkilat-kilat dengan niat membunuh.

"Cih, yang menulis cerita ini juga nggak ngotak... Aku disiksa terus-terusan dengan hal beginian," gumamnya.

"Apa yang kamu gumamkan, Master?! Aku sudah menjauh, dan sekarang kamu sudah dikerumuni monster-monster! Hati-hati, kamu bisa jadi santapan mereka!" teriak Mio dari kejauhan.

Haruto tersentak, terkejut melihat sekelilingnya dipenuhi oleh makhluk-makhluk buas yang belum pernah ia temui. "Eh, woy! Jangan seenaknya meninggalkan orang di tengah kerumunan monster, lah! Woy!!" teriak Haruto, panik.

Dead or Alive in Second Life : RETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang