Chapter 45 - Pertarungan nya Di Hutan Tak Berpenghuni

2 1 0
                                    

Setelah Celestine memindahkan Haruto ke dimensi lain, mereka segera bertemu dengan sosok Primordial, Noir. Tanpa banyak basa-basi, Noir langsung memindahkan Haruto ke dalam hutan belantara, tempat pelatihan pertamanya dimulai. Dimensi ini bukanlah sembarang dimensi—ia telah ada sejak Haruto pertama kali bereinkarnasi, berkembang pesat selama lebih dari seribu tahun. Kini, dimensi ini hampir setara dengan planet Bumi yang pernah Haruto tinggali, meski dengan kekuatan dan energi yang jauh lebih dahsyat.

Selama berabad-abad, dimensi ini terus berubah dan beradaptasi, akhirnya berevolusi menjadi dunia baru. Setelah runtuhnya Netherworld lama, dimensi ini menggantikan posisinya sebagai Netherworld yang baru. Di bawah kepemimpinan Noir, dimensi ini berkembang pesat, dengan kekuatannya sebagai fondasi. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, hingga berabad-abad berlalu, menciptakan makhluk-makhluk baru yang lahir dari perpaduan energi besar milik Noir dan kekuatan alam.

Dimensi ini kini berdiri sebagai dunia yang tak hanya kokoh, tapi juga penuh misteri, tempat di mana kekuatan lama dan baru bertemu, mempersiapkan Haruto untuk pelatihan yang akan membentuknya lebih kuat dari sebelumnya.

"Dari sini, kau harus kembali ke tempat pertama kita bertemu..." ucap Noir, nada suaranya tegas dan tak terbantahkan.

"T-tunggu, bukankah ini bisa dibilang pla—" Haruto mencoba protes, tetapi Noir langsung membantah.

"Apa maksudmu...? Kau datang kemari bukan untuk melawan dewa. Kau kemari untuk beradaptasi dengan duniamu itu," Noir menegaskan sambil menatap tajam ke arah Haruto. "Aku lebih tertarik dengan ambisimu di Bumi sebelum kamu bereinkarnasi..." lanjutnya, mengungkapkan minat yang mendalam.

"Tapi..."

"Tidak ada 'tapi'! Kau datang dalam kondisi lemah dan pulang dalam kondisi kuat. Bukan sebaliknya. Kau bukan datang dari kondisi kuat menjadi setengah dewa. Tidak ada plag... ehm, maksudku, kau tidak dilatih oleh Raja Perta—eh, maksudku, kau tidak dilatih oleh dewa. Di depan sana, kau hanya perlu mengumpulkan skill, atau apapun itu," Noir menjelaskan, suaranya penuh dengan sindiran tajam.

"Kembalilah dengan kondisi hidup, dan lawanlah aku. Pada dasarnya, kita ini sama. Jika kau masih seperti ini, dengan satu jentikan jari, kau akan dengan mudah kuhabisi..." Noir melanjutkan, menantang Haruto dengan ancaman yang terasa nyata.

"Pada dasarnya, kita ini satu individu yang terpecah... Dunia akan memilih siapa yang pantas. Kau...? Atau aku...?" Noir menambahkan, sebelum menyeringai. "Hiduplah... dan lawan aku, dasar pecundang..." ucapnya dengan nada sinis, sebelum tubuhnya berteleportasi kembali ke tempat awal, meninggalkan Haruto sendirian dengan tantangan besar di depan matanya.

"Hutan ini..." gumam Haruto sambil melihat sekelilingnya, merasa seolah-olah terjebak dalam sebuah labirin hijau tanpa akhir.

["Lapor, dari sini... jarak yang akan Anda tempuh adalah sejauh 20.000 km lebih tepatnya 28.561... itu artinya hampir mencapai ujung dunia..."] suara sistem otomatis bergema di kepalanya, memberitahu sesuatu yang mengejutkan.

"Jika begitu..." Haruto mencoba berpikir, mencari solusi atas situasi yang dihadapinya.

["Sayang sekali, Anda tidak bisa memutar... itu pertanyaan bodoh..."] sistem itu menanggapi dengan nada sarkastis, seperti sudah tahu apa yang ada di pikiran Haruto.

"Kamu ada benarnya juga... tapi jarak itu..." Haruto mengeluh, merasa berat dengan tugas yang menantinya.

["Ya benar, 28.561 km hampir atau melebihi setengah perjalanan mengelilingi Bumi..."] sistem itu menegaskan, menambah tekanan pada Haruto yang sudah bingung.

"Aku harus berlari sejauh itu... akan berapa lama waktu yang kubutuhkan...?" Haruto merenung, mencoba memperhitungkan waktu dan tenaga yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tantangan ini.

Dead or Alive in Second Life : RETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang