Perjalanan mereka berlangsung hampir lima hari. Di kedalaman bawah tanah itu, mereka jarang terlibat dalam pertarungan besar, hanya sesekali menghadapi makhluk dari Stratum Tengah dalam pertempuran singkat. Serangan yang datang dapat mereka atasi dengan kerja sama yang solid.
Setelah melewati hari-hari penuh kewaspadaan dan tantangan, akhirnya Haruto, Misha, Lisa, dan Mio berhasil mencapai permukaan. Perjalanan panjang itu tidak hanya membawa mereka ke tempat yang lebih aman, tetapi juga membawa perubahan signifikan, terutama pada Misha. Tubuhnya kini tampak lebih kuat dan terlihat lebih menonjol, hasil dari evolusi yang dialaminya setelah berhasil mengalahkan Sekigan Wolf serta monster kadal di Stratum Tengah. Keberanian dan kekuatannya kini semakin terpancar, membuatnya terlihat berbeda dari saat mereka memulai perjalanan ini.
"Luar biasa, Misha-sama. Evolusi yang kamu alami benar-benar menakjubkan," ucap Haruto dengan tatapan penuh kekaguman, matanya memperhatikan perubahan pada tubuh Misha yang semakin kuat.
Misha mengangkat bahunya, sedikit tersipu tapi tetap mencoba terlihat tenang. "Yah, aku tak tahu bagaimana menjelaskannya. Rasanya seperti ada kekuatan baru yang mengalir di tubuhku."
Di sampingnya, Lisa hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Sepertinya aku tidak mengalami perubahan apa-apa... lagi," ucapnya dengan sedikit tawa, lebih pada dirinya sendiri.
"Tentu saja," balas Misha dengan nada bercanda. "Kamu sudah di fase True Elf. Kau pikir bisa jadi apa lagi? Seorang dewi?"
Lisa tertawa ringan, menyadari kebenaran dari kata-kata Misha. "Benar juga. Sepertinya aku sudah mencapai batas," ucapnya, namun di balik senyumnya, ada kebanggaan tersirat.
"Yosh, jadi setelah ini kamu mau kemana, Haruto-san?" tanya Lisa sambil melirik Haruto dengan senyum kecil. "Oh iya, satu lagi. Aku ingin kamu memanggilku dengan namaku saja, tidak perlu pakai formalitas, oke? Baik di tempat umum maupun di mana saja."
Haruto tersentak, sedikit canggung. "Ah... ba- baiklah, Lisa-san—eh, maksudku, Lisa," ucapnya, jelas belum terbiasa.
"Eh? Langsung dipraktikkan, ya?" celetuk Misha sambil tersenyum lebar. Kemudian, nadanya berubah menjadi lebih serius, meskipun matanya tetap berkilau penuh semangat. "Begitu juga denganku, Haruto. Aku sudah memutuskan untuk meninggalkan nama lamaku. Jadi... apa kamu mau memberiku nama baru?"
Haruto menatap Misha, sedikit terkejut oleh permintaan itu. "Eh? Apa... kamu sudah benar-benar yakin?" tanyanya ragu-ragu.
Misha mengangguk dengan mantap. "Iya, ini keputusan bulat."
Haruto terdiam sejenak, berpikir, lalu tersenyum tipis. "Hmm, bagaimana kalau... Ayumu?"
Misha terdiam sejenak, mengulang nama itu dalam pikirannya. "Ayumu... nama yang asing bagiku, tapi terdengar indah."
Haruto tersenyum sedikit lebih hangat. "Ah benar juga, aku belum pernah bercerita tentang hal ini ya ... " ucap Haruto sambil mencari tempat duduk untuk bercerita.
Kemudian dia menceritakan masa lalunya yang mana ia adalah seorang reinkarnator ke dunia ini. haruto juga menceritakan tentang kehidupan lamanya dan tentang negara bernama jepang, bagaimana keluarganya dan kehidupannya. Termasuk apa yang terjadi padanya di sekolah nya sebelum akhirnya dia bereinkarnasi.
Haruto menatap langit sejenak sebelum mulai berbicara. "Aku sebenarnya bukan berasal dari dunia ini... Aku adalah seorang reinkarnator." Suaranya pelan, namun ada kekuatan dalam kata-katanya. "Aku dulu tinggal di negara bernama Jepang. Kehidupanku di sana... tidak mudah. Keluargaku baik, tapi di sekolah..." Haruto berhenti sejenak, mengambil napas panjang. "Di sekolah, aku sering di-bully. Itulah yang membawaku ke titik ini, akhirnya bereinkarnasi di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead or Alive in Second Life : RE
FantasiBercerita tentang anak SMA biasa bernama Takumu Hiyoshi yang di reinkarnasikan sebagai World Order yang baru. Demi menjaga tatanan di sana, Takumu menyembunyikan identitasnya dengan Bereinkarnasi kembali menjadi anak dari kepala desa di wilayah Nord...