"Ch-Chimera...!" serunya, matanya melebar.
Tanpa berpikir panjang, Haruto dengan cepat menggunakan sihir cahaya, meluncurkan kilauan terang yang membutakan mata iblis Chimera. Cahaya itu menghantam monster tersebut tepat di wajahnya, membuat Chimera mengeluarkan raungan keras yang bergema di seluruh lembah.
Tanpa menunggu, Haruto segera berlari secepat mungkin. Langkah-langkahnya terasa ringan, tetapi hatinya berat oleh ketakutan. Namun, meski matanya terganggu, Chimera masih mampu mengejar, mencium jejak Haruto dengan indra penciuman tajamnya.
Kejar-kejaran itu tidak bisa dihindarkan. Haruto terus berlari, napasnya terengah-engah, namun suara langkah kaki besar Chimera semakin mendekat di belakangnya. Dia merasakan tekanan berat dari setiap derap monster itu, semakin dekat, semakin cepat. Lalu tiba-tiba, serangan jarak jauh dari ekor Chimera menghantam tanah di dekatnya, menyemburkan racun ke udara.
"Dia-dia juga bisa serangan jarak jauh ternyata...!!" teriak Haruto, kaget.
["Lapor, di depan Anda, sekitar 100 meter, terdapat jurang yang sangat dalam."]
Haruto melirik ke depan, matanya membelalak. "Cih, yang benar saja...!" gerutunya.
Dengan pilihan yang semakin sedikit, Haruto berhenti, napasnya tersengal. Ia berbalik, menatap Chimera yang semakin mendekat, tubuhnya penuh luka namun tetap bergerak dengan kebencian yang tak terbendung. Haruto merapatkan tangan, energi sihir mengalir di tubuhnya. Dia tahu, lari terus hanya akan membuatnya terpojok.
"Aku tak punya pilihan lagi..." Haruto berkata pelan, suaranya bergetar di tengah ketegangan yang semakin memuncak. "Kalau aku harus melawan... aku akan melakukannya di sini." Kepalan tangannya menguat, dan napasnya, yang semula terengah-engah, mulai teratur, menyiapkan tubuhnya untuk pertarungan terakhir.
Di depan, Chimera melangkah maju dengan langkah-langkah berat, tubuh besarnya penuh dengan luka yang belum sembuh, namun kebencian dan tekadnya terlihat jelas di setiap gerakan. Mata merahnya, meski terganggu oleh serangan cahaya sebelumnya, masih berkilat dengan keganasan.
Haruto mengulurkan tangan ke depan, sihir mulai mengalir dari tubuhnya, menyatu dengan udara di sekitarnya. Sebuah energi gelap dan kuat mulai terbentuk, menarik segalanya ke dalam. "Lahaplah semuanya... Gluttony...!!!" teriak Haruto, suaranya memecah udara yang tegang.
Dalam sekejap, dari tangannya muncul sebuah pusaran hitam yang berputar kencang, menyedot udara dan debu di sekitarnya. Gluttony III, setelah berevolusi dari Voracity, kini memiliki kekuatan yang jauh melampaui sebelumnya. Pusaran itu tumbuh semakin besar, seperti jurang tak berujung yang siap menelan segala sesuatu di depannya.
Chimera, merasakan ancaman yang nyata, menggeram marah. Tubuhnya yang besar mulai memancarkan kilau batuan, berusaha membatukan dirinya dan melindungi dari daya serap Gluttony. Namun, kekuatan dari Gluttony tidak dapat dibendung begitu saja. Pusaran gelap itu terus berputar semakin cepat, menarik Chimera dengan kekuatan yang tak tertahankan.
"Rrraaaaaaahhh!!!" Chimera mengaum, mencoba bertahan dengan segala kekuatannya. Tanah di bawah kaki monster itu mulai terangkat, debu dan pecahan batu beterbangan ke udara, terserap oleh pusaran sihir. Tubuh Chimera, yang sebelumnya kokoh, mulai terhuyung-huyung, perlahan ditarik menuju pusat pusaran hitam yang mengerikan.
Cahaya gelap dari Gluttony membungkus Chimera sepenuhnya, menekan dan melahap monster itu perlahan-lahan. Kilatan sihir saling berbenturan, menciptakan suara ledakan kecil di udara. Chimera berusaha melawan, cakar dan ekornya mencoba menembus pusaran, tapi kekuatan Gluttony terlalu besar. Tubuh besarnya mulai terkoyak, serpihan batuan pelindung hancur, dan akhirnya...
Dengan satu teriakan terakhir yang menggema, Chimera lenyap dalam kegelapan pusaran itu, dilahap sepenuhnya oleh kekuatan Gluttony. Ruang di sekitar Haruto tiba-tiba sunyi, hanya menyisakan debu yang melayang-layang dan pusaran yang perlahan mengecil, hilang bersama tubuh Chimera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead or Alive in Second Life : RE
FantasyBercerita tentang anak SMA biasa bernama Takumu Hiyoshi yang di reinkarnasikan sebagai World Order yang baru. Demi menjaga tatanan di sana, Takumu menyembunyikan identitasnya dengan Bereinkarnasi kembali menjadi anak dari kepala desa di wilayah Nord...