Chapter 18 - Rencana Masuk ke Akademi

4 1 0
                                    

Haruto merupakan anak setengah elf dari keluarga Gerald dan Ellen atau Ellen von Geenyard. Sedikit tambahan mungkin, jika Elf yang menikahi Manusia dan melahirkan keturunan Elf maka keluarga akan biasa biasa saja. Mereka senang, namun akan lebih gembira lagi jika mendengar mereka melahirkan Half Elf. Karena ras ini memiliki campuran darah, namun sangat kuat di bidang fisik ataupun energi sihirnya.

Pada saat itu Haruto dan rombongan keluarga Nord Floora sudah sampai di dekat gerbang Ascham setelah sepekan perjalanan. Haruto merasa kagum dan terkesan oleh pemandangan benteng yang berdiri kokoh seakan tidak ada yang bisa menghancurkan nya.

Perihal pertunangan itu, Haruto dan Adelina menerima nya namun mereka harus memiliki kesan satu sama lain terlebih dahulu. Jadi karena kini merupakan waktu yang tepat dan keluarga Adelina yang punya urusan dan Adelina tidak, maka Adelina dan Haruto akan di ajak jalan jalan di temani Albert untuk membentuk rasa terlebih dahulu.

"Di kota ini terselubungi oleh sebuah pelindung ... pelindung suci yang melindungi rakyat dari bahaya dunia luar ... penghalang itu akan bereaksi jika ada individu perusak atau individu unik yang melewatinya ..." ucap Elizabeth.

"Be- begitu ya ..." ucap Haruto.

["Master, jantung anda berdetak dengan cepat ... apa terjadi sesuatu ...?"]

"Maaf ya Ai-san, ini tandanya aku sedang gugup ..."

["Begitu ya ..."]

Setelah Haruto masuk kedalam penghalang itu, tiba tiba tubuhnya bersinar dan yang bisa melihat cahaya itu hanya dirinya sendiri. Namun tanpa dia sadari, sebuah pilar cahaya memancar dari tubuh Haruto.

Lalu beberapa orang yang memiliki kemampuan melihat hal tak kasat mata pun melihatt cahaya yang memancar seperti sebuah pilar itu. Kemudian mereka mendatangi kereta kuda milik keluarga Nord Floora untuk di periksa.

"Eh apakah kami melakukan kesalahan ...?" ucap Cliff

"Kami tidak mendeteksi masalah di kereta anda, kami hanya ingin memeriksa kereta bagian belakang ... apakah di izinkan ...?" ucap penjaga itu.

"Um baik ... tolong jangan lama lama ya ... Yang Mulia memanggilku soalnya ..." ucap Cliff.

"Baik ..." ucap penjaga.

Setelah penjaga itu ingin membuka pintu di kereta belakang, secara tiba tiba seorang Elf yang merupakan petinggi mereka menahan pintu itu.

"Eh Nona Lisa ...? apa yang anda lakukan ...?" ucap penjaga itu.

"Sudah, tidak perlu di periksa ... matikan penghalang untuk anak itu ya ..." ucap Elf itu.

"Jika anda yang bilang ... baiklah akan kami lakukan ..." ucap penjaga itu.

"Mohon maaf yang sebesar besarnya Tuan Cliff ... silahkan lewat, Yang Mulia telah menunggu anda ...." ucap Elf itu.

Kemudian kereta itu bergerak menuju istana tanpa halangan lagi. Lalu cahaya yang memancar dari tubuh Haruto juga sudah menghilang.

"Ah udah hilang ..." ucap Haruto.

Setelah sampai penginapan, Haruto dan Albert di pesankan satu kamar yang sama dan Adelina sendirian. Kemudian Elizabeth menyerahkan Haruto dan Adelina pada Albert karena ada urusan di istana.

"Serahkan padaku ..." ucap Albert.

Haruto dan Adelina berjalan berdua di sekitar ibukota, sementara Albert mengikuti mereka dari belakang untuk memberi mereka ruang dan membiarkan hubungan mereka berkembang dengan alami. Mereka memulai perjalanan mereka dari pasar yang ramai dan penuh warna.

Pasar dipenuhi dengan pedagang yang menjajakan barang dagangan mereka, mulai dari buah-buahan segar, sayuran, rempah-rempah, hingga kain-kain yang berwarna-warni. Haruto, yang belum pernah melihat pasar sebesar ini, tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya.

Dead or Alive in Second Life : RETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang