Azusa menatap sarang barunya yang berwarna putih bersih, kakinya menyentuh benang-benang halus yang ia anyam dengan susah payah. "Sudah jadi...!! Ini sekarang akan menjadi rumah terbaikku... yah, walaupun putih semua sih..." ucapnya, terdengar sedikit puas meskipun sederhana.
Namun, ingatan tentang para petualang yang menghancurkan sarang sebelumnya kembali membuatnya kesal. "Bisa-bisanya mereka menghancurkan rumah kesayanganku... dasar...!!" geramnya, suaranya penuh kebencian.
Dia ingat saat berada di stratum tengah, tempat di mana Hell Spider tinggal. Di sana, dia sempat mencoba membuat sarang, tapi udara terlalu panas untuk tubuhnya yang masih lemah sebagai Lesser Arakiara. Jadi, dia memutuskan untuk naik ke stratum atas yang lebih dingin dan nyaman.
Sarang barunya mungkin tidak sempurna, tapi itu adalah tempat di mana dia bisa berlindung dan beristirahat. Namun, perutnya yang lapar kembali mengingatkan Azusa akan masalah yang lebih mendesak. "Waah... mulutku benar-benar gatal... aku belum makan apa-apa..." gumamnya, merasa semakin gelisah.
Dia mulai mencari-cari mangsa di sekitar sarangnya yang baru, berharap ada sesuatu yang bisa dimakan untuk mengisi perutnya.
Setelah dia mencari mangsa, rupanya dia juga membawa sebuah kadal raksasa yang berada di stratum tengah. "Fuyooh, buruan besar nih ..." gumam Azusa. ["Anda barusaja mendapatkan skill pengendali api ..."]
"Beneran ...? wah lucky ..." gumam Azusa.
Kemudian dia melihat di sarangnya ada yang bergerak, kemudian dengan cepat dia mencari sumber dari getaran itu. Dan ternyata ada manusia yang terjebak di sarang tersebut, dan salah satu dari manusia itu mengatakan, "Jangan rusak sarangnya ...! tarik secara perlahan ...!!" ucap seorang pria.
"Um ...? dia sedang apa ...? apakah aku harus menyelamatkan gadis itu ...?" ucap Azusa yang tidak sadar dia melepaskan aura nya.
Pria itu tiba tiba terkejut dan bergetar, "Semuanya diam ...! pemiliknya sudah datang ..." ucap pria itu. Pria itu tidak berbalik karena Azusa ada tepat dibelakang pria tersebut namun berada di atap nya.
Pria itu gemetar, matanya membesar ketika dia menatap makhluk tersebut, merasakan kengerian yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. "Noctivora...? Apa itu... monster apa itu?" desis Haruto, suaranya dipenuhi kepanikan.
Sambil menelan ketakutannya, dia berbalik dan berteriak kepada Ratu dan kelompoknya, "Ratu, kalian harus pergi sekarang! Aku akan menahan monster ini!!" Dia siap untuk bertarung, meskipun hatinya dipenuhi rasa takut yang mendalam.
Noctivora terus mendekat dengan perlahan, gerakannya hampir tidak bersuara, sampai akhirnya ia berdiri tepat di depan Haruto. Dalam sekejap, tanpa Haruto sempat bereaksi, sesuatu yang aneh terjadi.
"Aku akan coba nilai pria itu ..." ucap Azusa.
["Penilaian dimulai ..."]
Nama : Haruto Gerald (Takumu Hiyoshi)
Ras : Half Elf
Level : Has no concept of levelsSkill :
Gluttony, Wise One ... [Terhalang]Dia merasakan tekanan tak terlihat yang mendorongnya mundur, hingga terjatuh ke tanah. Tidak ada bekas luka di tubuhnya, namun ada perasaan dingin yang menusuk jiwa.
"Apa yang terjadi...!?" teriak Ratu, matanya melebar melihat Haruto jatuh tanpa alasan yang jelas.
Azusa menatap Haruto yang jatuh ke tanah, kebingungan menghampiri dirinya. "Oi oi oi... apa apaan itu...?" gumamnya. Dia masih tercengang dengan hasil penilaiannya tadi. "Dia beneran kan...? Tapi apa maksud dari tanda kurung di samping nama... dan juga dia tidak memiliki level...? Kenapa bisa berbeda dengan aku...?" Azusa bergumam, merasa ada yang aneh dengan sosok Haruto ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead or Alive in Second Life : RE
FantasyBercerita tentang anak SMA biasa bernama Takumu Hiyoshi yang di reinkarnasikan sebagai World Order yang baru. Demi menjaga tatanan di sana, Takumu menyembunyikan identitasnya dengan Bereinkarnasi kembali menjadi anak dari kepala desa di wilayah Nord...