Chapter 91 - Kenapa Orang itu Bisa Menggunakan Pedang Suci?

2 1 0
                                    

Sebuah penghalang tiba tiba muncul setelah Hiyoshi menjentikkan jarinya. Penghalang ini akan meredam suara dari dalam agar tidak terdengar keluar. Lalu sepertinya Hiyoshi akan memulai obrolan rahasia dimana hanya mereka saja yang boleh tahu.

Setelah Hiyoshi menjentikkan jarinya, sebuah penghalang tak kasatmata terbentuk di sekitar mereka. Penghalang itu terasa solid, seperti menutup mereka dari dunia luar, memutuskan semua koneksi suara yang mungkin keluar.

Hiyoshi menarik napas panjang dan menatap Tania serta Adelina dengan sorot mata yang tajam. "Karena apa yang akan kita bicarakan sekarang ini menyangkut keamanan dan reputasi kita semua... termasuk kalian," ucap Hiyoshi dengan nada pelan namun tegas, menciptakan suasana misterius yang berat.

Tania dan Adelina merasakan perubahan dalam atmosfer, seolah perbincangan ini menyembunyikan rahasia besar yang tidak boleh diketahui oleh siapa pun di luar sana. Mereka berdua diam, menunggu penjelasan lebih lanjut dari Hiyoshi.

Hiyoshi kemudian melanjutkan, "Ada hal-hal yang harus kalian ketahui, terutama saat kalian terlibat dalam pelatihan ini. Tentu saja, aku tidak akan meminta kalian untuk setuju sekarang, tapi kalian harus memahami bahwa situasi kita... lebih rumit dari sekadar ujian antar-akademi."

Adelina menelan ludah, merasa terdesak namun penasaran. "Apa maksudmu?" tanyanya dengan ragu-ragu.

"Beberapa waktu lalu, Elara-sensei meminta ku ... setelah kita bertemu di ruangan itu, dia memanggilku di ruangan aslinya ..." ucap Hiyoshi.

"Kemudian ..."

Elara pada waktu itu sedang meminta bantuan Hiyoshi, "Ini memang, Celestine-sama yang meminta tolong ... tapi aku ingin tahu, apa kamu butuh mereka ...?" ucap Elara.

"Itu tidak penting, tujuan ku adalah membalaskan dendamku kepada Raja tengik itu dan Behemoth ..." ucap Hiyoshi.

"Tapi kamu tidak bisa berangkat sendirian ..." ucap Elara. "Mereka bisa membantu kalian, berikan mereka pelatihan ... Celestine-sama akan memberikan ruang khusus ..." ucap Elara.

"Kamu boleh mengatakan identitasmu ... tapi jangan sampai musuh tahu ..." ucap Elara.

"Begitu ..." ucap Hiyoshi pada akhir ceritanya.

Adelina dan Tania mendengarkan dengan penuh perhatian saat Hiyoshi mengisahkan pertemuannya dengan Elara. Rasa penasaran di wajah mereka berubah menjadi ekspresi serius ketika mereka mulai memahami besarnya masalah yang dihadapi.

"Elara-sensei ingin memastikan bahwa aku tidak sendirian," lanjut Hiyoshi, menatap keduanya bergantian. "Meski Celestine-sama memiliki rencana besar, dia tetap menyadari bahwa setiap langkah yang kita ambil harus dilakukan dengan persiapan matang. Dan kalian berdua, kalian adalah bagian dari persiapan itu."

Adelina mengerutkan kening, "Jadi, maksudmu adalah... kita dilibatkan karena ada sesuatu yang lebih besar dari ujian ini?"

Hiyoshi mengangguk perlahan. "Kalian bukan hanya dipersiapkan untuk ujian antar-akademi. Ada kekuatan besar yang berusaha menghancurkan keseimbangan di sini, dan kalian bisa memainkan peran penting dalam menghentikannya. Behemoth tidak akan berhenti hanya karena kita sedang sibuk dengan latihan."

Tania, yang mendengarkan dengan saksama, bertanya, "Apa hubunganmu dengan Behemoth itu?"

Hiyoshi menghela napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Itu kisah yang panjang dan penuh luka. Tapi satu hal yang harus kalian tahu—aku tidak akan membiarkan siapa pun, terutama mereka, menghancurkan hidupku lagi. Dan untuk itu, aku harus memastikan setiap orang di sekitar tahu apa yang mereka hadapi."

Adelina dan Tania bertukar pandang sejenak, lalu menatap Hiyoshi lagi. Keduanya tidak tahu harus berkata apa, tetapi jelas bahwa mereka mulai merasakan besarnya tanggung jawab yang akan mereka emban.

Dead or Alive in Second Life : RETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang