Takumu menarik napas panjang dan menurunkan Tatsuya ke lantai. Lalu dia berjalan menjauh dari Tatsuya, namun tanpa ia sadari Tatsuya mengambil pistol yang kebetulan masih ada pelurunya. Tatsuya menodongkan pistol itu ke arah Takumu, tangan gemetar namun penuh kebencian. Takumu mendengar suara pelatuk dikokang dan dengan cepat menoleh ke belakang.
DOR!!
Suara tembakan menggema di seluruh ruangan, menggetarkan udara. Takihiko, yang menyaksikan dari sudut, terkejut dan terperangah, matanya melebar. Risa menjerit, hatinya berhenti sejenak saat melihat Takumu berdiri kaku, tak bergerak.
DOR!! ["Kondisi di konfirmasi, Penahan Rasa Sakit berevolusi menjadi Pain Resistance Lv1"]
DOR!! ["Kondisi di konfirmasi, Pain Reistance Lv1 naik ke Lv2, naik ke Lv3"] ... ["Pain Resistance sudah mencapai Lv10 ... Batas kondisi telah di konfirmasi ..."]
DOR!! ["Skill Pasif : Pain Nullification telah di dapatkan ..."]
Setiap tembakan tubuh Takumu bergetar, darah menetes dari tubuh Takumu, dan Risa berteriak karena Takumu di tembak tepat didadanya. Peluru itu menembus dadanya 3 kali lalu Takumu dengan sempoyongan mengarahkan tangan nya kearah Tatsuya yang mentrigger pistol itu walau pelurunya sudah habis.
"Api yang bisa membakar semuanya, Triplet Maximaize Hell Fire Magic : Inferno ...!!" teriak Takumu.
Setelah itu, sebuah api membara tiba-tiba menyelimuti tubuh Tatsuya. Dia menggerang kesakitan, suaranya melengking di tengah-tengah ruangan yang sunyi. Api itu begitu cepat dan ganas, membakar kulit dan dagingnya dalam hitungan detik. Tatsuya berguling-guling di lantai, mencoba memadamkan api, namun usahanya sia-sia. Dalam waktu singkat, tubuhnya hangus tanpa sisa, meninggalkan bau gosong yang mengerikan dan bayangan hitam yang melayang di udara. Ruangan itu dipenuhi keheningan yang mencekam, menyisakan Risa dan Takumu yang terkejut dan ketakutan melihat pemandangan mengerikan itu.
Setelah itu Takumu sempoyongan karena sudah tidak kuat lagi, tubuhnya melemah karena Ai san bekerja maksimal dengan menghabiskan 75 persen energi sihir untuk menyembuhkan tubuh Takumu. Saat hampir terjatuh Risa menangkap Takumu dan menggendongnya keluar dari gedung tua itu.
Saat mereka keluar, hari sudah pagi, dan Takihiko mengikuti dari belakang dengan langkah ragu. Rihao, yang melihat mereka menuju ke jembatan, melambai dan berlari ke arah mereka. Takihiko, dengan ekspresi panik, tiba-tiba berlari mengejar mereka. Rihao yang terkejut berlari lebih cepat untuk menyusul.
"Takumu! Risa! Hati-hati!" teriak Rihao saat melihat Takihiko mendekat dengan kecepatan tinggi.
Takihiko mendekati mereka dengan wajah penuh kebencian dan dorongan tanpa peringatan. Takumu dan Risa terdorong ke tepi jembatan, tetapi dengan sigap, Rihao berhasil meraih tangan Risa yang sedang menggendong Takumu.
"Apa yang kau pikirkan, Takihiko?!" teriak Rihao, marah dan bingung.
Namun, Takihiko tidak mengindahkannya. Matanya tampak kosong, penuh dengan keputusasaan. "Kau tidak mengerti... ini satu-satunya jalan," gumamnya dengan suara rendah yang hampir tidak terdengar.
Tiba-tiba, Takihiko menjejakkan kakinya ke dada Rihao, mendorongnya dengan keras agar ketiganya jatuh bersama. Rihao terhuyung, dan saat dia terjatuh, dia melihat Takihiko mengarahkan pistol ke mulutnya. Dalam hitungan detik, Takihiko menarik pelatuknya, dan suara tembakan yang menggema di udara pagi membuat Rihao tersentak.
"DOR!"
Rihao hanya bisa menyaksikan dengan mata terbelalak saat Takihiko terjatuh dengan darah mengalir dari kepalanya. "Takihiko! Tidak!" teriaknya, tetapi semuanya sudah terlambat. Mereka bertiga terjatuh kedalam jurang dan saat Rihao jatuh, dia melihat Risa kepalanya berdarah dan dia sudah tidak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead or Alive in Second Life : RE
FantasíaBercerita tentang anak SMA biasa bernama Takumu Hiyoshi yang di reinkarnasikan sebagai World Order yang baru. Demi menjaga tatanan di sana, Takumu menyembunyikan identitasnya dengan Bereinkarnasi kembali menjadi anak dari kepala desa di wilayah Nord...