⚠️ HANYA FIKSI ⚠️
TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!Shani terus mengusap rambut Christy yang sedang minum susu di pangkuannya. Pikirannya sungguh tidak tenang, mengingat Chika dan Gracia mungkin akan semakin dekat setelah ini. Rasa itu kembali hadir pada diri Shani, dia tidak akan membiarkan orang baru masuk ke dalam kehidupan Chika dan menjauhkan darinya. Meskipun mungkin Chika tidak akan berbuat demikian pada Shani.
"Lagian mau ngapain sih dia kesini?" Gumam Shani. Christy yang mendengar ucapan Shani langsung melepaskan botol susu dari mulutnya.
"Bunda kenapa?" Tanya Christy sambil mendongakkan kepalanya. Terlihat muka yang sangat tidak menyenangkan dari Shani. Christy bangun dari tidurnya.
"Bunda marah?" Tanya Christy.
"Ngga sayang, udah mimi nya?" Ucap Shani, sambil menyelipkan rambut Christy di telinganya.
"Udah, tapi adek mau lagi." Christy menampilkan puppy eyes nya. Berharap Shani bisa memberikannya satu botol susu lagi. Entah kenapa anak itu merasa masih haus setelah satu botol itu ia habiskan hanya sesaat.
"Kalo adek banyak minum susu, nanti ga mau makan loh. Udah ya, nanti kalo mau bobo baru bunda kasih." Ucap Shani.
"Ya udah Bun," ucap Christy dengan pasrah, rupanya jurus puppy eyes yang dia miliki tidak mempan pada Shani.
(Thor: "Dek coba pake jutsu Mugen Tsukuyomi😎"
Christy: "Apaan sih Thor ga ngerti?"
Thor: "Wah ga pernah nonton Naruto nih."
Christy:"Ngga lah adek kan nontonnya Upin Ipin Thor."
Thor:"Upin Ipin budak botak!🤣"
Christy:"Awas ya Thor adek bilangin Bunda😡"
Thor: "🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️")"Jangan ngambek gitu dong, mending adek main di kamar ya. Sekalian kita liat ayah dari pulang kerja ko gak turun-turun." Ucap Shani sambil mengulurkan tangannya.
"Kakak?"
"Nanti kakak masih ada tamu sayang, kita ke atas duluan ya." Dibalas anggukan Christy. Saat menaiki tangga pun pikiran Shani masih tertuju pada Chika sedang apa mereka disana dan apa yang mereka bicarakan pertanyaan itu terus ada di kepalanya.
CEKLEK
Pantas saja Cio tidak kembali menemuinya, laki-laki paruh baya itu tengah terlelap di kasur empuk milik mereka. Dengan pakaian kerja yang masih lengkap di badannya. Shani menggelengkan kepalanya, dan mendengus kesal. Sudah berapa kali suaminya itu diperingati olehnya untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum tidur tapi apa yang dia lihat saat ini. Sepertinya perintah dari Shani adalah larangan yang harus dia kerjakan.
"Adek main dulu ya sayang, bunda mau bangunin ayah dulu." Ucap Shani pada Christy. Di kamar itu ada satu area yang dibuat khusus untuk tempat Christy dan Chika bermain.
"Yah, bangun!" Shani mengguncangkan tubuh Cio. Tapi Cio saja terlelap.
"Bangun iiihhh." Shani terus menggoyangkan tubuh Cio.
"Gempaaa gempaaa..." Ucap Cio dia seketika terbangun.
"Gempa Bun, ayo kita keluar!" Ucap Cio dia langsung berdiri dan akan keluar dari kamar.
Sementara Shani diam mematung."Ayo Bun! Adek mana?" Ucap Cio sambil melihat ke sekeliling kamar.
"Sini gak!" Titah Shani pada Cio.
"Bukannya nyelametin diri malah di suruh masuk gimana sih Bun?" (Kalian pernah ga si pas bangun tidur terus kaget, nyawa belum kumpul. Akhirnya blohbloh sendiri, nah itu keadaan Cio.)
Disisi lain Shani kesal pada suaminya itu, tapi didalam hatinya dia ingin sekali tertawa melihat kelakuan suaminya. Kalau itu dia lakukan mungkin image marahnya akan hilang pada Cio jadi Shani menahannya. Salah dia juga karena membangunkan Cio dengan seenaknya. Cio terdiam di ambang pintu, dia juga masih mengumpulkan nyawanya."Sini gak!" Pinta Shani lagi. Cio pun menghampiri Shani sambil berjalan sempoyongan menahan rasa pusingnya, Cio duduk di samping Shani.
"Kenapa itu bajunya dipake tidur? Emang ayah tidur pake jas, pake sepatu?" Tanya Shani dia terus melihat dari atas kepala sampai kaki Cio sambil menggelengkan kepalanya.
"Ngantuk Bun." Adu Cio sambil menduselkan kepalanya ke lengan Shani.
"Ih apaan sih, kayak anak kecil aja kamu tuh Yah. Mandi sana!" Ucap Shani, raut wajah kesalnya tidak bisa berbohong. Sebelumnya dia kesal pada Gracia ditambah sekarang Cio juga membuatnya semakin kesal.
Cio tipe suami yang peka, dia selalu mengerti keadaan hati Shani tanpa istrinya itu bercerita."Kenapa hm?" Tanya Cio, didepan wajah Shani.
"Gak papa emang bunda kenapa?"
"Bohong lagi kan." Ucap Cio yang memalingkan wajahnya dari Shani.
"Kita nikah udah berapa lama sih Bun?"
"Kenapa ayah tanya itu?" Heran Shani. Cio menggenggam tangan Shani dan mengelus lembut punggung tangan Shani.
"Kamu ga bisa bohong dari ayah, kenapa?" Tanya Cio lagi.
"Kakak." Singkat Shani.
"Kakak kenapa lagi?"
"Dia lagi nemuin Gracia di bawah." Cio mengernyitkan dahinya, apa benar yang Shani katakan itu. Sebenarnya Cio juga penasaran wanita seperti apa dia sampai Shani dibuat uring-uringan olehnya.
"Gracia?" Tanya Cio, dibalas anggukan Shani.
"Iya, bunda males nemuin dia." Ucap Shani yang menyandarkan tubuhnya di headboard.
"Ko gitu sih, ga baik sayang. Masa tamu kamu diemin sih." Ucap Cio.
"Ayah tau ga kata males?"
"Tau lah M...A... L... E...S" Eja Cio.
Shani menghela nafasnya."Tau ah cape Bunda." Shani merebahkan tubuhnya.
"Dih masa gitu, sini sayangnya aku, cintaku, detak jantungku, tulang rusukku, kita temuin ya Gracia. Bunda ga mau tau dia orangnya kaya gimana? Gimana kalo dia mau rebut Kakak dari bunda?" Ucap Cio, dengan diberi sedikit rasa yang bisa membuat Shani berpikir untuk menemui Gracia, ya rasa cemburu.
"Gak gak bisa dibiarin, bunda harus nemuin dia." Ucap Shani yang langsung bangun dari tidurnya. Sementara Cio hanya terkekeh, akhirnya jurus yang dia keluarkan itu sangat ampuh dan langsung mengenai hati Shani.
"Bunda mau duluan apa tunggu ayah mandi dulu?" Tanya Cio.
"Bunda nungguin ayah aja deh, males kalo sendiri." Ucap Shani.
"Ya udah ayah mandi dulu."
"Bunda siapin bajunya yah." Ucap Shani.
"Iya sayang makasih."
Cio pun masuk ke dalam kamar mandi dan Shani segera menyiapkan baju yang akan dipakai oleh Cio.Kembali ke Chika dan Gracia.
Pupil mata Gracia melebar, pertanyaan yang Chika lontarkan membuat dia berpikir jawaban apa yang harus dia berikan pada Chika.
"Mm... Itu anak Tante..."
15 menit aku nyari ide ini sambil ngetik guys😅🤣
Jujur ga punya draft woiiiii...!!!
Jadi tiap part aku ketik langsung aku up.
Gimana? Segitu dulu ya...
Cukup kan????
VOTE nya jangan lupa loh, aku pantau kalian satu-satu🧐😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Milikku [END]
Teen FictionTak selamanya keluarga itu harus terbentuk dari ikatan darah yang sama.