1

13.3K 517 4
                                    

⚠️HANYA FIKSI⚠️


TYPO🙏
HAPPY READING!!!



















Dalam setiap pernikahan pasti selalu menantikan adanya keturunan. Karena dengan adanya keturunan maka rumah tangga itu akan menjadi lengkap. Ada yang Tuhan berikan cepat ada juga yang Tuhan berikan lambat. Setiap penantian pasti akan ada akhirnya. Namun sampai kapan penantian itu akan berakhir? Hanya orang yang bersabar yang nampu melewatinya.

Sama halnya seperti sepasang suami istri bernama Gracio Harlan Wiliam dan Shani Indira yang sudah selama 10 tahun mereka menantikan kehadiran buah hati, namun tak kunjung juga penantian itu berakhir.

Berbagai cara telah mereka lakukan agar mendapatkan keturunan. Dari mulai medis sampai alternatif pun mereka lakukan. Namun hasilnya nihil, mereka tetap masih dalam penantian itu. Terutama Shani yang sangat menginginkan kehadiran buah hati diantara mereka. Setiap melihat wanita lain bersama anaknya, Shani selalu merasa sedih. Mengapa ia tak bisa seperti itu.

Dalam satu waktu juga Shani merasa iri melihat kebersamaan ibu dan anaknya. Dia selalu bertanya-tanya kapan waktu itu akan menjadi miliknya.

Terkadang senyum yang ia berikan kepada orang lain itu palsu. Ketika hati dan kenyataannya tak sejalan. Ia harus terlihat baik-baik saja. Begitupun Cio dia juga seperti itu, sama halnya dengan sang istri. Namun Cio tidak pernah menunjukkan keinginannya itu.

Apalagi dengan banyak pertanyaan dari orang-orang.

"Kok belum hamil-hamil sih? Si itu baru aja bulan kemaren nikah udah hamil"

"Udah periksa belum?coba deh periksa takutnya kenapa-kenapa"

"Kapan nih gendong anak sendiri?"

Pertanyaan-pertanyaan itu selalu berputar dipikiran Shani. Mungkin orang lain menganggap perkataan itu sepele. Namun baginya itu sangat menyakitkan.










Hingga sampai disuatu malam
ketika mereka sedang terlelap tidur, tiba-tiba terdengar suara tangisan yang sepertinya berada di depan rumah mereka.

"Yang, Yang bangun" Shani menggoyangkan tubuh Cio.

"Eughhh, hoaaammmm. Apa sih Yang? Masih malem ini, hoammm"

"Itu denger gak kamu kaya suara nangis".

"Ck... Mana ada sih Yang"

"Dengerin dulu yang bener deh!"
Cio pun mendengarkan suara yang sayup-sayup terdengar lemah itu.

"Mungkin kucing kali Yang, udah ah aku mau tidur lagi" Cio hendak merebahkan tubuhnya nya namun ditahan oleh Shani.

"Eitssstt... Sebentar dulu apa yang, dengerin lagi!"

"Oeekk... Oeekk" suara itu terdengar lirih, tak memiliki tenaga.

"Denger kan kamu, ayo Yang kita liat. Aku penasaran deh."

"Ya udah ayo, tapi aku bawa kayu dulu takutnya ada orang yang jahat Yang." Jelas Cio.

"Ya udah buruan!"
Cio pun mengambil benda tumpul itu di dapur. Dan segera menghampiri istri nya kembali.

"Kalo gini kan aman" ucap Cio sambil mengacungkan kayu itu.

"Oeekk... Oeekk..oeekk" suara itu terdengar semakin kencang.

"Ayo Yang buka pintunya"

"Iya iya sabar apa Yang" Cio pun membuka pintunya.

CEKLEK

Dibawah pintu rumahnya itu tergeletak sebuah kotak kardus berwarna coklat, yang tertutup. Terdengar suara tangisan itu berasal dari dalam kotak kardus itu.

Hanya Milikku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang