⚠️ HANYA FIKSI ⚠️
TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!Cio merebahkan tubuhnya sambil memainkan ponsel. Chika yang sedang tidur di tengah-tengah antara Shani dan Cio.
"Yaahh" panggil Shani pada Cio.
"Hmmm"
"Yah ihhh bunda mau ngomong serius" kesal Shani.
"Apa?kenapa Bun?" Cio menaruh ponselnya dan menatap wajah Shani.
"Gimana nanti kalo kita punya anak kandung?" Tanya Shani.
DEG
Cio selama ini tak pernah berpikiran sampai kesana. Cio hanya mengingat bahwa Chika ini adalah putri kandungnya sendiri.
"Ga tau Bun ayah belum kepikiran sampai kesana. Malah fokus ayah cuman sama Chika sekarang. Tapi kalo Allah ngasih kita anak kandung dengan senang hati ayah juga akan menerimanya sama seperti Chika" ujar Cio.
"Kalo nanti kita punya anak kandung kita jangan beda-bedain mereka ya, yah! Kita harus adil. Chika juga anak kita. Dia lahir dari cinta kita" pinta Shani.
"Iya Bun, ga bakalan lah. Chika kan anak pertama kita. Dia yang udah kasih kita kebahagiaan sampe sekarang ini. Kalo ga ada Chika mungkin kita akan terus kesepian Bun. Chika itu pelengkap kita."
Pandangan Cio tertuju pada Chika. Dia tatap wajah teduh Chika yang terlelap. Saat-saat seperti itulah Cio merasakan damai dalam hatinya. Seberapa besar beban pekerjaan atau masalah apapun akan hilang, jika melihat Chika dan Shani wanita yang dia cintai baik-baik saja. Karna bagi seorang laki-laki sejati dia harus selalu berusaha membahagiakan wanitanya.
Kebahagiaan wanita itu terletak dari bagaimana pasangan atau laki-laki yang bersamanya memperlakukan dia dengan baik dengan penuh kasih sayang, bukan sebaliknya. Seberapa banyak harta yang suami berikan kepada istrinya, tidak akan membuat seorang istri bahagia jika dia tidak bisa membuat "rumah" yang nyaman bagi istrinya.
"Aku cuman minta itu dari kamu. Jangan sampe kasih sayang kamu berbeda sama Chika nantinya kalo kita punya anak kandung. Aku ga bisa hidup tanpa Chika, yah. Kebahagiaan bunda ada di Chika sekarang ini."
"Iya Bun, itu semua ga akan terjadi pegang kata-kata ayah!" Cio selalu meyakinkan Shani kalau hal itu tidak akan terjadi. Bagaimana pun masa lalu Chika dulu. Chika lah yang membuat kebahagiaan datang di keluarga mereka.
"Bobo yang nyenyak ya nak!" Ucap Shani. Sekilas dia mencium kening Chika.
"Muachhh sayangnya ayah good night"
SKIP SIANG HARI
Hari ini Shani memutuskan untuk berbelanja keperluan rumah. Tapi dia tidak ingin membawa Chika karena dia masih tertidur, kasihan kalo dibawa juga. Shani memutuskan untuk pergi sendiri. Sebelum berangkat Shani berpesan pada bi Inah agar menelpon dia kalo Chika terbangun. Tidur siang Chika sekitar 1 jam, jadi Shani bisa pergi sebentar.
Setelah beberapa menit Shani berbelanja, dia mendapat telpon dari bi Inah kalau Chika jatuh dari tempat tidurnya. Shani pun panik dan bergegas pulang. Shani terkejut melihat kening Chika yang benjol. Karena terjatuh.
"Huwaaaa ndaaaa... Sakiiittttt" teriak Chika. Chika berada dalam gendongan Bi Inah.
"Astaghfirullah kok bisa sampe gini biiii????" Shani segera membawa Chika dalam pelukannya. Rasa bersalah menghampiri nya. Kenapa ia bisa seceroboh itu meninggalkan Chika tidur sendirian.
"Non Chika jatuh dari kasurnya Bu, kening nya ke bentur tembok. Bibi denger dia udah nangis kejer di lantai. Udah bibi kompres tadi Bu. Maaf!" Ucap bi Inah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Milikku [END]
Fiksi RemajaTak selamanya keluarga itu harus terbentuk dari ikatan darah yang sama.