Beberapa orang mengenakan pakaian hitam serta menutupi setengah wajah mereka tampak sedang mengawasi kediaman Aldrich. Karena di dalam kediaman Aldrich dipenuhi para bodyguard yang sudah terlatih. Tidak memungkinkan bagi orang biasa untuk dapat masuk dengan mudah. Meskipun bisa, tidak akan semudah itu untuk berhasil keluar dalam keadaan baik-baik saja.
Ketika ada kesempatan, satu persatu dari mereka masuk melompati tembok. Lalu mengendap-endap segera mencari tempat persembunyian. Sebisa mungkin menghindari cctv yang ada disetiap sudut di kediaman itu.
"Lapor tuan.. Sepertinya ada yang mencoba menerobos masuk." Ucap salah satu bodyguard Aldrich.
"Aktifkan sekarang."
"Siap tuan."
Segera bodyguard itu pergi ke ruang mekanisme untuk mengaktifkan berbagai macam senjata yang sudah terpasang disetiap sudut kediaman itu agar para penyusup tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan.
"Tidak akan semudah itu kalian bisa mendapatkannya." Ucap Aldrich dengan penuh percaya dirinya.
Lalu pergi ke ruang rahasia yang berada di balik ruang kerjanya melalui tombol rahasia yang diciptakannya.
Di dalam ruangan itu terdapat sebuah brankas besar berbahan material yang kuat seperti baja dan dilengkapi dengan sistem penguncian yang canggih.
Brankas itu juga menggunakan sensor sidik jari dan sensor wajah sebagai metode otentikasi yang kuat untuk memastikan hanya orang yang di otorisasi yang dapat membuka brankas tersebut.
Hanya Aldrich satu-satunya yang bisa membuka brankas itu.
Ketika dibukanya, didalamnya sudah dipenuhi dengan harta kekayaan yang tidak terhitung lagi jumlahnya. Emas batangan, uang, dan barang berharga lainnya.
Di brankas selanjutnya, beberapa senjata legal maupun ilegal semuanya berada di dalam brankas itu. Karena Aldrich juga melakukan perdagangan senjata secara diam-diam.
Sementara di luar, beberapa orang yang menyusup ke rumah itu sedang bertarung dengan senjata-senjata yang terlah diaktifkan secara mekanisme oleh bodyguard tadi.
Salah satu dari mereka ternyata adalah Frans. Frans sudah merencanakannya sedetail mungkin agar bisa masuk ke kediaman Aldrich, seperti yang ditugaskan Valen sebelumnya.
Meski sangat membahayakan mereka, tapi mereka tidak takut sedikitpun.
***
Di sisi lain, Cindy juga sedang melakukan misinya.
Dengan pakaian samarannya sebagai tugas kebersihan di perusahaan Ganendra Group, Cindy masuk ke ruang kerja Aldrich.
Sambil berpura-pura membersihkan ruangan, Cindy mencoba mencari-cari sesuatu di berbagai tempat.
Hingga ia menemukan sebuah brankas kecil yang terkunci menggunakan kode rahasia.
Meski tidak tahu kodenya, tapi Cindy adalah seorang hacker terhandal. Ia bisa bisa mendobrak sistem keamanan jaringan komputer dengan mudah. Termasuk brankas itu.
Untuk itu Aldrich selalu mencari keberadaannya. Ia membutuhkan seorang Cindy di sisinya. Karena Cindy bisa melakukan peretasan apapun tanpa ketahuan.
Ketika berhasil membukanya, alarm ruangan Aldrich berbunyi. Tanda ada orang yang tak dikenal telah menyusup. Cindy pun bergegas mengambil semua isi yang ada di dalam brankas itu. Berkas-berkas, sebuah pistol, dan sebuah liontin yang berbentuk kunci yang unik.
Lalu segera meninggalkan ruangan itu sebelum para satpam mengetahuinya.
Tadi sebelum masuk, Cindy juga sudah mematikan cctv menuju ruangan Aldrich agar tidak ada yang melihat keberadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Non-Fiction"Oyy.. ! Lo manusia apa bukan ?" Teriak seseorang yang tidak jauh dari belakangnya. Dengan cepat, Naiara menghapus air matanya. Seseorang itu pun mendekati Naiara. Ia tidak terlihat seperti dalam kondisi sadar sepenuhnya. "Ooh, ternyata lo manusia."...