19 : Jujur 🍀

1.4K 148 13
                                    

⚠️Gak ada momen PerthSanta maupun AnanWar, jadi bagi yang gak suka skip aja👌

Jangan dibaca aja ya guys, tolong tinggalkan jejaknya. Apalagi sampai jadi silent reader. Pelit amat, tinggal klik ikon bintang aja gak akan memakan waktu selama satu menit.

Terima kasih🙏

❄️❄️❄️💦💦💦❄️❄️❄️

"Kapan acaranya?" Suara Perth terdengar lembut di seberang sana.

"Sebenarnya pesta benang merahnya minggu ini, tapi karena putra mahkota lagi Rut, jadi pestanya di undur sampai minggu depan." Dia bicara sambil membelai Bee yang duduk di sebelahnya.

"Baiklah. Haruskah abang datang bersama mama?" Dia merindukan kembarannya yang sudah lama tidak dia temui.

"Gak, nanti adek bertengkar lagi sama mama." Tolak Pin sebenarnya sangat merindukan mamanya, hanya saja jika mereka bertemu, sebentar saja ademnya setelahnya mereka adu argumen. Pokoknya ada saja hal yang membuat Kanghan mengomel pada Pin, begitu juga Pin kepada Kanghan.

"Emang adek gak kangen sama mama, mama kangen loh sama adek." Perth bicara jujur.

"Kangen... sama kakak juga..." Lirih dia berusaha tegar. Namun tetap saja matanya berlinang air mata, lantas Bee segera menghiburnya. Dia anjing yang peka pada perubahan perasaan tuannya.

"Kalau begitu kakak datang bersama mama ya?"

"Jangan! Soalnya mantan tunangan adek juga datang!" Sampai sekarang Kanghan belum bisa memaafkan mantan tunangan Pin yang telah memutuskan perjodohan itu lantaran karena Pin tak bisa lagi melihat.

"Terus adek mau kakak bawain apa, di sini lagi musim durian, apa adek mau?" Dia tahu, Pin itu sangat suka buah durian.

"Iya, boleh! Terus pacar kakak, jika dia mau ikut boleh juga." Dia penasaran dengan kekasih kembarannya.

"Baiklah, nanti akan kakak tanyakan. Apakah dia bisa atau gaknya."

"Yeyyy!" Dia senang saja punya banyak kenalan.

Setelahnya terdengar suara bel pertanda jam makan malam sudah datang, "Udah dulu ya kak, adek mau makan." Ucap dia saat Bee sudah bergerak mengambilkan tongkat untuk Pin.

"Iya, makan yang banyak ya. Kalau masih kurang nanti kakak pesan lalu kakak kirim ke sana."

Pin tahu kembarannya bercanda, makanya dia hanya tertawa. "Selamat malam kak, Bye... adek sayang kakak." Setelahnya panggilan berakhir. Dari luar memang terlihat seperti tongkat kayu biasa, namun itu pedang berbentuk tongkat. Jika sarungnya di lepas, maka akan terlihat pedang panjang yang bukan main tajamnya, besi saja bisa terpotong karena saking tajamnya. Kejahatan tidak ada yang tahu, sehingga Perth membuatkan Pin tongkat khusus yang bisa menjaga dirinya sendiri dari orang-orang yang berniat mencelakai dia.

"Aku baru mau mengetuk pintu." Ucap Ben pada Pin yang sudah membuka pintu.

Pin tersenyum, Ben memang selalu datang menjemput dia jika dia bisa.

"Sini mana tangan kamu!" Dia dan Pin memang sudah terbiasa berjalan berbimbingan tangan. Mereka sudah lama berteman, sejak awal Pin dan Ben masuk ke akademi. Namun Pin lebih dulu tamat dari dia. Ben tahun depan wisudanya.

Sepanjang perjalanan menuju kantin, mereka bicara banyak hal. "Hati-hati, kita mau menuruni tangga." Ben mengingatkan Pin.

"Terima kasih." Balas Pin selalu ramah dan tidak pernah menaikkan nada bicaranya ketika bicara dengan Ben. Sebenarnya Ben ingin membatu Pin menuruni anak tangga, hanya saja Pin tidak mau. Dia tidak mau ketergantungan. Dia hanya buta bukan lumpuh.

The Abyss : PerthSanta - The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang