Perth Tanapon X Santa Pongsapak : Enigma X Alpha
⏩Ghostship Area☠️
⏩Area dewasa 🔞🔞🔞
⏩️ABO's Story
⏩MPreg Area ☠️
⏩Typo dan kata yang hilang bertebaran 🙏
Finish : 25 Oktober 2024
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Panggilan Fluke Omega Submassive : Setengah Alpha dan Setengah Omega
Satu angkatatan dengan Blue dan satu jurusan, bahkan sekelas soalnya mereka ngisi KRS janjian
Dia dijual orang tuanya kepada Luke, dan sekarang tinggal dengan Mark.
❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️
"Apa yang kau lakukan di sana?" Suara Perth tajam, seperti suara pedang samurai yang memotong besi. Mata hitamnya berkilat di bawah cahaya lampu yang redup, mencerminkan ketegasan dan ketidakpercayaan yang membara pada orang yang dia tatap kini.
Perth berdiri seperti kokoh bak batu karang, memandang Fluke dengan tatapan tajam dan penuh evaluasi, seolah dia adalah harimau yang tengah mengamati mangsanya. "Kau mengupingku?!" bentakannya memecah keheningan, bergema di ruangan yang sepi ini.
Fluke terkejut, tubuhnya menegang seperti rusa yang ketakutan di hadapan harimau yang menatapnya dengan lapar. Dalam keadaan tergagap, dia menggelengkan kepalanya dengan cepat, matanya membesar dalam ketakutan yang jujur.
"Tidak! Aku tidak—" Suaranya terputus, tenggelam dalam badai emosi ketakutannya sendiri yang tak terkatakan. Sejak Luke mati, hidupnya terombang-ambing kian kemari dan sekarang dia belum punya tempat tuk berteduh dengan nyaman di saat kejiwaannya butuh perawatan yang intensif.
Dia bahkan tidak tahu apa yang sedang dibahas oleh pria di depannya ini, namun wajahnya yang pucat semakin menegaskan kecurigaan Perth.
Perth menyipitkan matanya, tatapannya menelusuri Fluke dari kepala hingga kaki dengan cermat, seperti detektif yang mencoba memecahkan teka-teki yang rumit memusingkan kepala.
"Lantas apa yang kau lakukan di sini?" Perth bertanya dengan suara seperti timah panas menghantam tengkorak manusia.
Membuat Fluke merasa tercekik dalam jebakan kematian yang tak terlihat. Diatidak tahu harus menjawab apa, seolah kata-kata yang tepat telah menguap dari pikirannya. Dengan putus asa, Fluke berbalik untuk pergi, berharap dapat melarikan diri dari situasi yang mengerikan ini.
