61 : The Truth

1.3K 214 36
                                    


Jangan dibaca aja, tolong tinggalkan jejaknya. Apalagi sampai jadi silent reader. Pelit amat, tinggal klik ikon bintang aja gak akan memakan waktu selama satu menit.

Gua update lagi jika Vote dan komentarnya banyak.

Mungkin Kedepannya hanya satu chapter/hari. Soalnya aku mau update fanfiction ku yang berjudul Tell The World I Love You!

 Soalnya aku mau update fanfiction ku yang berjudul Tell The World I Love You!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soalnya ini fanfiction sudah lama terbengkalai, terima kasih🙏

Happy reading🥰❤️

Untuk chapter ini alurnya maju mundur.

❄️❄️❄️💦💦💦❄️❄️❄️

Matahari mulai memancarkan sinarnya melalui celah-celah tirai jendela rumah sakit. Mint mengerjapkan mata beberapa kali untuk mentolerir cahaya yang menyilaukan matanya.

Setelah sepenuhnya sadar dia bangkit dari ranjangnya dan tersenyum saat dia dapati War tidur di sofa panjang. Pria itu menjaganya semalaman. Ingin mencari udara segar, lantas dia bangun, mendorong tiang infus dan berjalan menuju jendela.

Mint menyibak tirai jendela secara perlahan, cahaya matahari mulai masuk menyinari ruangan bernuansa putih itu.

Mint menggeser jendela besar itu dan melangkah ke balkon yang terdapat dua kursi disana. Mint duduk disalah satu kursi dan membiarkan sinar matahari menerpa tubuhnya.

Terganggu dengan sinar yang menyilaukan matanya War pun bangun dari tidurnya, setelah matanya terbuka sepenuhnya dia langsung disuguhi pemandangan dimana Mint yang tampak bersinar karena sorot matahari pagi dengan beberapa helai rambut yang berterbangan terhempas angin sepoi.

Pemandangan itu terasa familiar. Ya, dia pernah melihat mamanya seperti itu setelah dia kembali sehat karena ginjalnya sudah diganti.

War tertegun, sesaat. Kemudian melanjutkan ke kamar mandi.

Saat Mint membiarkan tubuhnya diterpa semilir angin yang sejuk ditambah hangatnya mentari pagi, War keluar dari kamar mandi dengan setelan kuliah yang sudah rapi mengingat dirinya harus berangkat ke kampus. Ini hari terakhir ujian.

"Mint." Ucap War kini duduk di kursi samping Mint

"Loh kamu udah bangun? Udah mandi?" Tanya Mint.

"Iya aku ke kampus dulu nanti aku balik lagi kesini setelah ujian selesai." Jawab War. "Mengenai ujian mu, aku sudah minta Prom untuk mengurus hal itu. Mungkin nanti kamu akan diberi ujian susulan begitu kamu udah keluar dari rumah sakit." Tambah War semalam Prom datang ke sini atas permintaan Santa.

"Kalau kamu capek gausah kesini kak, lagian aku juga udah mendingan. Dan, nanti mamaku kesini kok sama papa." Ucap Mint baru mengecek ponsel nya tadi.

"Gapapa aku gak capek kok, aku malah seneng bisa jagain kamu." Tanggapannya membuat Mint tersenyum senang. Dia pandangi pria dihadapannya ini dengan seksama dan dia makin jatuh cinta. 'Tampan' Satu kata dari hati Mint untuk War. "Kamu gak pakai parfum, tumben?" Dia tidak mencium aroma apapun dari tubuh War.

The Abyss : PerthSanta - The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang