33 : Aku Tak Bisa Jauh Darimu

1.3K 162 10
                                    

Ting!
Ada notifikasi masuk kedalam ponsel Santa yang baru saja keluar dari kelas mata kuliah kedua.

[Untuk beberapa hari kedepan aku tidak pulang, jadi jangan menunggu ku maupun membalas pesanku. Sebab tidak akan aku baca apalagi aku balas]
Pesan Perth untuk Santa.

[Dan jangan lupa belajar! Nanti aku cek di CCTV kamu belajar atau gaknya. Aku juga akan bertanya pada Thomas mengenai kamu belajar atau gaknya. Dan jangan nakal selama aku tinggal]
Sumpah, Santa kaget. Dia benar-benar tidak tahu kalau di rumah kontrakan itu terpasang CCTV. Auto langsung dia kirimi teman-temannya pertanyaan mengenai apakah mereka mengetahui tentang CCTV tersebut, dan jawaban mereka tidak. Bahkan Anan pun tidak tahu menahu soal itu.

"Aku pikir kamu sudah tahu, soalnya yang pasang CCTV itu abang Garfield dan Nan." Jelas Sammy saat Anan bertanya pada dia.

Anan langsung mengibaskan tangannya, "Aku tidak tahu. Terus dimana saja CCTV itu dipasang?"

"Di semua ruangan kecuali kamar tidur dan mandi." Jalan Sammy lagi lalu dia menggigit donat kentang keju yang ada di tangannya. Mereka di pustaka, hanya berdua. Memang ada mahasiswa mahasiswi lain, tapi di meja itu hanya ada mereka berdua.

"Sudah lama?"

Sammy menggeleng, "Semenjak kamu heat." Jawab Sammy sepi hari-harinya saat tak ada Freen dan Perth di hidupnya.

Dia merindukan sahabatnya itu.

⏩️⏩️

Pin baru saja keluar dari kamar mandi, walaupun dia tidak bisa melihat namun dapat dia rasakan kalau saat ini tak hanya dia seorang di kamar. Yang jadi pertanyaannya adalah, bagaimana cara pria itu masuk mengingat Pin mengunci pintu kamarnya sebelum masuk kedalam kamar mandi tuk membersihkan diri.

"Dimana Bee? Apa yang mulia membunuh Bee?" Dia bertanya sembari berjalan mendekati pintu keluar. Tubuhnya hanya dibalut bathrobe dengan rambut yang masih basah. Dia benci dengan keadaan seperti ini, terlebih kejadiannya sama dengan tempo hari.

"Tenang saja. Aku hanya membuat dia pingsan." Jawab dia memandangi Pin dengan penuh harap, ada kerinduan dimatanya. "Apa benar kamu pergi ke pesta benang merah dengan putra mahkota negeri Venus? Kamu menerimanya sebagai suamimu? Kenapa?"

"Yang mulia bicara apa, saya gak ngerti." Jawab dia sembari melangkah pelan ke pintu keluar.

"Gak ngerti gimana, satu akademi sudah tahu kamu menerima ajakannya ke pesta benang merah. Bahkan ada yang mengatakan kalau kamu menerima lamarannya."

Fix, Pin gagal paham. Karena dia sendiri merasa bahwa dia tidak pernah bertemu dengan putra mahkota negeri Venus.

"Gak, saya tidak pernah menerima ajakannya apalagi lamarannya. Yang mulia jangan mengada-ada, mana mungkin putra mahkota negeri Venus tertarik dengan orang sepertiku." Kilah dia lantas dia mencoba mempercepat langkah kakinya saat dia rasakan Thanapob mendekat.

Namun, sebelum tubuhnya mencapai pintu, Thanapob sudah berhasil mendekapnya dari belakang. Pria tinggi itu juga menahan kedua tangan Pin di perut Omega manis itu. Dia tak ingin Pin lepas lagi apalagi menyarangnya dengan cara yang menyakitkan.

Dekapan itu sangat erat sehingga Pin yakin perutnya akan memiliki jejak keunguan yang tak akan hilang dalam waktu dekat.

"Kalau kamu seperti ini terus, aku tidak akan segan-segan berbuat kasar hingga kamu menjerit kesakitan!" Ancam Thanapob frustasi karena di leher Pin melingkar kalung collar. Dia menatap tajam pada Pin yang terus mencoba melepaskan diri darinya.

"Lepas yang mulia!" Pin membentak mantan tunangannya yang sering bicara semaunya sendiri.

Thanapob menyambar bibir Pin secepat kilat, mengundang delikan tajam dari omega manis itu.

The Abyss : PerthSanta - The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang