58 : Membalas Kebaikan 2x Lipat & Membalas Kejahatan 100x Lipat

1.1K 196 45
                                    

Jangan dibaca aja, tolong tinggalkan jejaknya. Apalagi sampai jadi silent reader. Pelit amat, tinggal klik ikon bintang aja gak akan memakan waktu selama satu menit.

Terima kasih🙏

❄️❄️❄️💦💦💦❄️❄️❄️

Perth tersenyum melihat reaksi Santa seperti kelinci di hadapan macan. Tanpa banyak kata, Perth langsung menggendong Santa ala bridal style. Santa kaget lalu hatinya menghangat saat Perth mengecup pipinya dengan gemes.

"Udah kak, turunin aku. Aku bisa jalan... gak lagi sakit juga aku." Pinta dia pada Perth yang kini masuk kedalam lift sambil menggendongnya.

"Aku tahu kamu sehat, tapi aku cuman mau manjain pacar aku, gak boleh?" Balas Perth membuat pipi Santa merona.

"Kamu mau tidur sendiri atau satu kamar denganku?"

"Awas saja jika kakak jauh-jauh dariku, aku nangis." Jawab Santa tanpa pikir panjang membuat Perth tertawa.

Mana berani Santa tidur seorang diri di kamar yang berbeda dengan Perth di mansion ini. Sampai sekarang saja dia masih merinding jika mengingat Kanghan. Dia lebih takut pada Kanghan ketimbang hantu.

Heran dia dengan Kanghan yang bisa punya anak seperti Perth dan Pin. Kok bisa gitu? Yah, Santa belum tahu aja kalau si kembar jauh lebih horor dari Kanghan. Tapi mau bagaimana lagi ya kan, orang bucin mana bisa melihat kekurangan orang yang dia sayang.

Begitu Santa masuk ke kamar Perth, mulutnya membulat sempurna. "Ini kamar atau istana sih kak, megahnya..." Takjub dia, dan matanya tak jemu-jemu memandangi kemewahan sekeliling ruangan.

Lantas Perth menurunkan Santa yang segera berlari menuju jendela berukir emas permata. Pemandangan di luar sana benar-benar indah.

Ini kamar paling megah dan besar yang pernah dia lihat seumur hidupnya. Dia yang anak menteri pertahanan saja kamarnya tak seindah ini, bahkan kamar Santa jadi terlihat seperti kamar gembel jika dibandingkan dengan kamar Perth. Wajar sih kamarnya semegah ini mengingat mansion ini salah satu bangunan terindah dan termahal di negeri ini.

Perth menyadari kekasihnya takjub dan oleh karena itulah dia menggoda kekasihnya. "Jika kamu jadi istri aku, maka kamu bisa tidur di sini setiap hari."

Santa merona, lalu dia menghampiri kekasihnya yang duduk ditepi kasur seraya memandangi Santa.

Santa naik, dia duduk diatas paha kekasihnya dengan posisi saling berharap-hadapan. "Kalau begitu, ayo kita menikah!" Ajak Santa semangat dengan mata berbinar-binar.

Pecah tawa Perth dibuatnya. Lama.

"Yah, kenapa kakak tertawa? Emang permintaan aku lucu?" Rutuk Santa lalu dia menggembungkan pipinya.

"Ya lucu lah yank, demi bisa tidur di sini, kamu bahkan rela menikah denganku bukan karena kamu mencintaiku?" Tanggap Perth kemudian memainkan pipi Santa dan menggigitnya dengan sayang saat Santa menepuk tangannya agar berhenti memainkan pipinya.

"Pipi aku bukan bakpao, jadi jangan digigit..." Gerutu dia kini menutupi kedua pipinya dengan kedua tangannya.

"Habis kelinci cantikku lucu, akunya jadi gemes." Puji Perth sukses membuat pipi Santa kembali memerah.

"Ih, kakak kang gombal!" Ucap dia mencoba tampak garang tuk menutupi dirinya yang tersipu malu. Dia beranjak dari pangkuan Perth namun Perth menahan pinggangnya.

"Ayank mau kemana? Mau mandi ya? Bareng yuk mandinya?"

Blushhh!
Seketika ada asap keluar dari kepala Santa. Mandi bareng? Gak mungkin, Santa gak sekuat itu. Bisa mati berdiri dia nanti. "Gak, kita mandi sendiri-sendiri aja!" Ucap dia dengan nada tinggi karena salah tingkah. Lalu dia mendorong Perth dan kabur. Dan yang parahnya, gerakan tangan dan kakinya sama, fix! Perth tertawa ngakak di buatnya.

The Abyss : PerthSanta - The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang