Jangan lupa follow dan Votement☺️Terima kasih🙏
❄️❄️❄️🐬🐬🐬❄️❄️❄️
Brakh, Meen masuk begitu saja kedalam kamar Engfa. Dia melupakan sopan santunnya tuk saat ini. Membuat pelayan yang sedang membantu Engfa dandan terperanjat kaget.
"Kenapa mama menyebarkan berita itu ke wartawan? Apa mama lupa, kita belum tentu berperang dengan negeri Jupiter. Hal itu masih bisa di negosiasikan dengan mereka mengingat hanya Raja Thanapob yang menginginkan perang, sementara rakyatnya tidak." Bentak Meen ingin sekali melempar Engfa keluar jendela.
Engfa menyeringai sambil mengangkat sebelah alisnya. Dia bahkan tidak berkilah, mungkin dia pikir itu percuma mengingat cepat atau lambat Meen pasti tahu.
"Tapi itu masih wacana, memangnya kamu belum kapok juga melakukan negosi dengan raja Thanapob? Bagaimana jika itu jebakan dari negeri Jupiter kepada negara kita tuk mengirim utusan lagi ke sana?" Dimatanya putranya masih bayi yang tak bisa apapun karena dirinya.
"Tidak, itu bukan sekedar Wacana. Tapi mereka sudah memilih utusan untuk datang ke negeri kita tuk mencegah peperangan."
Engfa terkekeh, lalu dia melangkah lebih dekat kearah putranya yang tidak jauh berdiri dari meja riasnya.
Kini jemari tangan Engfa bermain di dasi army Meen. "Putraku, sepertinya kamu masih belum bangun dari mimpi indahmu. Bangun! Hari sudah siang!"
Meen mendesah sambil menatap ke luar jendela, jengah dia memandangi wajah cantik mamanya.
Mamanya memang sangat cantik, wanita paling cantik di negeri ini. Namun harinya tidak seindah tubuh dan parasnya.
Engfa berkata lagisambil memainkan dasi Meen, "Berhentilah memberontak, nurut aja sama mama jika kamu ingin jauh dari segala masalah." Ucapnya selalu meremehkan putranya. Seharusnya sorot mata itu melihat buah hatinya dengan kasih sayang, tetapi ini tidak. Kanghan yang kejam saja tidak sampai seperti, dia masih memandangi kedua putranya dengan kasih sayang.
"Sebenarnya aku ini anak kandung mama atau anak pungut mama? Kenapa perlakuan mama dan papa seperti aku ini anak pungut yang harus balas budi pada kalian karena telah membesarkanku? Jika tujuan kalian punya anak tuk memenuhi segala harapan dan ingin kalian yang tak bisa kalian wujudkan, MAAF! AKU TAK BISA! Karena aku tak pernah meminta tuk dilahirkan ke dunia ini. Aku juga tak pernah meminta pada Tuhan tuk menjadi anak kalian. Jadi, aku tidak punya hutang apapun pada kalian!" Lugas dia seraya melepaskan tangan Engfa dari dasinya, dia bahkan menatap Engfa dengan sorot mata penuh luka, kecewa, marah, benci dan kesedihan yang tak terkatakan. Meen sudah lelah dengan semua tingkah laku mamanya, letih dengan papanya yang hanya diam saat Engfa berbuat sesuka hatinya. Jika dia cinta pada istrinya maka bukan begitu cara menunjukkan cintanya. Meen muak dan sudah jenuh dengan ini semua. Bahkan Jimmy, saudara satu-satunya kini mendiamkan dia tanpa sebab.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Abyss : PerthSanta - The End
FanfictionPerth Tanapon X Santa Pongsapak : Enigma X Alpha ⏩Ghostship Area☠️ ⏩Area dewasa 🔞🔞🔞 ⏩️ABO's Story ⏩MPreg Area ☠️ ⏩Typo dan kata yang hilang bertebaran 🙏 Finish : 25 Oktober 2024