The Abyss : PerthSanta - The End

109 : Moon And Sun

Jangan lupa follow, Vote dan komentarnya☺️

Happy reading💙

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

"War, kenapa masalah ini kamu sembunyikan dari daddy, hah?"

"Masalah apa dad? Aku tidak tahu, apa yang daddy maksud," Sahut War kini mendaratkan bokongnya di kursi depan Isbanky.

Mereka mau makan malam.

"Kamu tidak usah pura-pura. Joss sudah memberitahu daddy tentang alasan kamu tunduk dengan distrik 13." Panuwat memandang menyelidik ke arah War. Semenjak dia menyerahkan kekuasaannya kepada War, dia memilih menghabiskan sisa hidupnya bersama Isbanky.

Deg!
Jantung War berdetak lebih cepat dari biasanya. Napasnya pun ikut berhenti sejenak. Dia takut Panuwat marah dan kecewa.

"Jawab War! Kenapa kamu sembunyikan ini dari daddy?" Bentaknya.

"Maafin aku dad. Aku tidak punya pilihan dan aku juga tidak bisa berterus terang sama daddy. Sebab, jika aku melakukan itu, mereka tidak akan memberikan obatnya." Jelas War dia tahu Panuwat pasti kecewa, karena lagi-lagi dia berhasil dimanipulasi.

Panuwat memegang pundaknya, "Ya sudahlah? Tapi Kedepannya, aku ini orang tuamu. Apapun yang terjadi sama kamu harus cerita. Apa kamu anggap aku ini orang lain?"

"Tidak dad. Aku benar-benar minta maaf. Aku salah, tapi aku mohon sama daddy. Tetaplah bersikap seperti biasanya, aku tidak mau kehilangan kalian. Begitupun dengan rakyat kota ini. Mengenai masalah ini, biar aku saja yang memikirkan jalan keluarnya dengan caraku sendiri."

Panuwat menoleh ke arah Isbanky, dengan dada naik turun menahan amarah dan terlihat membuang nafas kasar. Isbanky mengangguk ringan lantas Panuwat kembali memandangi War.

"Baiklah, tapi aku tidak janji. Aku tidak terima kamu disakitin begini. Hatiku ikutan sakit, kamu anak kesayanganku, selalu aku manjain. Tapi kenapa malah berakhir begini? Apakah di keluarga kita masih ada mata-mata sampai dia berhasil memasukkan virus itu kedalam makanan kita, hembn?" Ucap Panuwat bersedih. Ada tetesan air mata terjatuh di pipi Panuwat, tetapi dengan cepat langsung di usapnya.

"Kita telah lama di jajah dad. Raja kita sendiri yang menjajah kita. Semua ini bermula dari yang mulia Tul Pakorn Jongcheveevat yang ingin menjadi raja dunia. Dan untuk melakukan itu, pertama dia memecah belah keluarga Shukhumpantanasan. Merubah sejarah dan mendoktrin rakyat negeri Venus tuk membenci keluarga Shukhumpantanasan. Setelahnya dia bekerja sama dengan ilmuwan gila yang ingin mengisi dunia ini dengan para Alpha. Oleh karena itulah dia menciptakan sebuah virus. Dua orang ini bekerjasama lalu mencari para donatur tuk membantu biaya penelitian mereka. Seiring berjalannya waktu, sang raja tua sehingga mau tidak mau ajal pasti datang. Karena dia tidak mau mati, dia meminta sang ilmuwan tuk menciptakan obat awet muda. Tetapi sebelum itu, sang raja memalsukan kematiannya. Dia pergi ke lotus city, bersama dengan ilmuwan, dia mendirikan distrik 13. Itu bisa terjadi karena mereka telah menemukan sampel yang cocok tuk membuat C-Virus itu. Sementara obat awet muda untuk sang raja juga sudah di temukan. Yaitu jantung enigma. Pada kenyataannya kematian Victory itu sudah direncanakan oleh Tul Pakorn bersama antek-anteknya." Jelas War mendapatkan semua informasi ini dari Blue uang sudah bertahun-tahun menjadi mata-mata di distrik 13.

War juga menyerahkan daftar rekan Sang raja. Diantaranya ada Kim Jaekyung, Engfa Waraha, raja negeri Jupiter, para bangsawan negeri Jupiter, dan raja putra mahkota negeri Mars, kakak Nunu.

"Karena Jaekyung juga menginginkan hidup abadi, dia dan yang mulia Tul Pakorn membagi dua jantung Victory. Sementara darah Victory mereka gunakan sebagai anti virus dari C-Virus. Oleh karena itulah jumlah anti virus itu sangat sedikit. Sementara yang dia berikan kepada orang yang terinfeksi virus itu hanya obat tuk memperlambat reaksi dari C-Virus. Sementara obat dari Kanghan itu hanya obat anti C-Virus. Sehingga siapapun yang mengkonsumsi obat itu, mereka kebal terhadap C-Virus." Lanjut War secara garis besar dia sudah tahu banyak hal. Dan itu membuatnya sangat kecewa, terlebih sang pendiri distrik 13 itu Tul Pakorn bersama ilmuwan gila itu, Charlotte.