111 : Virus

660 115 23
                                    

Jangan lupa follow, Vote dan komentarnya☺️

Happy reading💙

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Dari jawaban Kitsune, Oliver sangat yakin kalau besok adalah rencana pembunuhan mereka untuk dirinya. Tetapi tak mengapa, dia memang sudah mau pergi oleh karena itulah dia sengaja membuat dirinya terungkap.

Setelahnya Oliver undur diri dengan tenang, kenapa harus panik di saat dialah pemainnya dan majikannya sendiri yang menjadi sutradaranya.

Klik'
Blue baru saja menutup pintu kamar Ciel. Dia baru saja selesai memberi Ciel obat. Dan kini dia bersitatap dengan Oliver.

"Ada yang mau aku katakan kepadamu." Dia berkata minim ekspresi, lantas Blue mengikuti langkah kakinya. Oliver membawanya ke tempat pembakaran mayat, tempat ini jauh dari keramaian. Hanya mesin yang bekerja.

"Malam, keluarlah dari sini! Bukankah kamu sudah mendapatkan tiga botol antivirus beserta informasi lainnya, jadi apalagi yang kau tunggu?" Sorot mata Oliver lurus kedepan, menatap mesin memasukkan manusia kloning yang sudah mati karena kegagalan eksperimen.

"Maksudmu, aku tak mengerti?" Blue tidak tahu kalau Oliver itu mata-mata seperti dirinya. Lantas Oliver memandangi Blue yang juga melihat dia dengan sengit. Jika Oliver mengetahui indentitas dirinya, maka mau tak mau dia harus membunuh Blue.

"Blue Pongtiwat Tangwancharoen, tempat ini akan segera menjadi sumber virus." Baru saja Oliver berkata seperti itu, Blue segera menusuk jantungnya dengan belati beracun. Namun yang ditusuk tak bereaksi apa-apa, seolah-olah itu bukan sesuatu yang berbahaya. Dia hanya berdiri diam, "Pergilah sejauh mungkin, sangat jauh. Jika perlu hindari tempat keramaian." Papar Oliver kepada Blue yang segera mencabut pisau itu dari dada Oliver, sebab kini dia ketahui kalau Oliver itu humanoid.

"Maksudmu, bicaralah yang jelas. Sungguh, aku tidak mengerti! Lalu kau ini utusannya siapa? Nyonya Kanghan atau Perth Tanapon?" Sebenarnya dia tidak peduli siapa yang mengutus Oliver, yang penting dia bukan bawahannya Kitsune maupun bawahan dari pemimpin distrik 13 lainnya.

Luka Oliver tadi sudah mengatup dan sembuh tanpa bekas. "Ah, kenapa kau sangat cerewet? Tak bisakah kau pergi tanpa banyak kata? Terlebih aku tidak punya kewajiban tuk membantumu." Kesal Oliver kemuadian dia merapikan pakaian Blue, "Satu hal yang perlu kau ketahui, opera tuanku sudah mulai memasuki scene final. Jadi, apapun yang kau lakukan maupun yang lainnya, takkan seorangpun yang bisa menghalanginya. Jika kau mau hidup, pergilah sejauh mungkin dari sini!" Oliver melakukan ini karena dia ingat, Blue berteman baik dengan Pin. Andaikan Blue tidak kenal dengan Pin, maka dia tidak peduli dengan Blue.

Kini Blue hanya berdiri diam, sementara Oliver sudah pergi dari sana. Dia berjalan santai menuju salah satu ruangan penyimpanan D-Virus, begitu sampai, dia mengambil T-Virus yang dia simpan di dalam perutnya. Mengenai CCTV, Red Queen yang mengambil alih. Sehingga yang terekam pada CCTV di lab ini hanya rekaman biasa tanpa ada Oliver. Kini dengan santainya Oliver memecahkan botol T-Virus tersebut, isinya berbentuk cairan bening, berbeda dengan D-Virus. Karena Oliver humanoid, maka dia tidak terpengaruh. Dia menutup kembali ruangan 013 itu di saat T-Virus itu sudah menguar ke udara. Cara penularannya bisa melalui udara, langsung di suntik dan mengoleskannya ke tubuh.

"Pastikan Blue Pongtiwat tidak datang ke laboratorium. Namun jika setelah semua itu, dia masih terinfeksi, maka itu mungkin memang takdirnya tuk mati muda." Papar Oliver kini berjalan santai menuju gedung yang memang di peruntukan untuk para karyawan distrik 13.

"Oke, sesuai permintaan." Setelahnya Red Queen keluar dari program android yang memang di peruntukan tuk menjadi bodyguard Oliver.

Kini Red Queen mengunci laboratorium distrik 13 dengan sangat sempurna, dan akan terbuka jika semua orang yang ada di dalam sana sudah terinfeksi. Pintu itu tidak bisa dibuka dari luar dan tidak bisa di buka dari dalam. Salahkan para pendiri gedung distrik 13 yang membuat pintu pintar menggunakan jaringan teknologi.

The Abyss : PerthSanta - The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang