Jangan lupa follow dan Votement☺️
Terima kasih🙏
Tuk chapter 80 keatas, jangan di skip2. Ntar kalian gak ngerti dengan alurnya. Soalnya ini Fanfiction sudah mulai masuk arc pertengahan masalah dan bertaburan Plot Twist. Untuk Arc final, nanti setelah Santa hamil.
Gua paling malas jika ada pembaca yang bertanya di saat jawabannya sudah ada di chapter sebelumnya.
Dan chapter ini gak ada momen Perth Santa. Soalnya Kedepannya fanfiction ini akan fokus dengan alur cerita.
Well, Happy reading☺️🌼...
❄️❄️❄️🌹❤️🌹❄️❄️❄️
Pagi harinya terasa sangat berbeda, Pin yang biasanya membangunkan Suaminya, kini memilih diam saja. Membiarkan waktu terus berjalan, dengan kedua mata yang terpejam dan nafas yang terbuang samar. Berpura-pura tidur, seperti semalam.
Semenjak makan siang kemarin siang, mereka jadi saling diam. Terlebih pikiran keduanya kacau dilanda masalah yang sampai saat ini belum terselesaikan. Tidur keduanya sama-sama tidak nyenyak.
Namun, Pin benci dengan sikap suaminya yang acuh tak acuh dan tidur memunggungi dia, seolah ada pembatas besar di antara mereka. Padahal biasanya, suaminya selalu minta jatah sebelum tidur.
Dia ingin suaminya bertingkah seperti biasanya, merangkul dia dengan erat saat mereka tidur bersama.
Berbagai pertanyaan terus berkecamuk di dalam kepala Pin, membuatnya semalaman tak bisa tidur memikirkannya.
Sungguh, kepalanya serasa hampir pecah dengan rentetan kalimat kalimat yang tak mungkin bisa melewati lisannya.
"Pin...." Suara serak itu terdengar dari arah belakang, membuat badan Pin seketika kaku dengan napas yang tersekat di tenggorokan. Dia terkejut setengah mati saat Meen tiba-tiba bangun dan memanggil namanya.
"Pin, apa kamu sudah bangun?" Suara serak khas bangun tidur itu kembali terdengar, diikuti dengan tepukan ringan di lengan Pin yang memilih memejamkan mata dan bibir mengatup rapat, berpura-pura masih terlelap meskipun jantungnya berdebar hebat. Dia sengaja membohongi suaminya untuk pertama kalinya.
Detik berikutnya Pin terkesiap, seketika memelototkan mata saat Meen melingkarkan lengannya pada pinggang Pin, diikuti dengan badan dan wajahnya yang semakin mendekat. Hembusan napasnya sampai terasa menerpa tengkuk leher Pin yang terbuka.
"Suamiku" Reflek Pin bergegas bangun, saat kepura-puraan berubah menjadi kepanikan tatkala angin ringan yang terasa di leher berpindah ke telinga. Walaupun sebenarnya dia ingin menikmati sentuhan hangat suaminya. Akan tetapi, mereka belum baikan dan ini terlalu pagi, dia belum mandi sehingga hal itu membuat kurang percaya diri melayani suaminya.
"Mau ke mana sih? Di sini aja dulu," Kata suaminya di belakang sana tetap melingkarkan tangannya pada pinggang Pin, dia tak mengizinkan Pin pergi dirinya.
"Aku mau ke toilet, mau pup." Karang indah dia ternyata gagal sebab suaminya tahu kalau dia sedang berbohong.
"Kenapa kamu tahu aku berbohong? Padahal kita belum kenal lama."
"Aku ini putra mahkota walaupun hanya boneka. Tapi walaupun begitu, putra mahkota wajib mengikuti pelajaran psikologi agar putra mahkota tahu mana yang benar-benar baik dan tidak." Entah Pin menyadarinya atau tidak, yang jelas saat ini tatapan lekat Meen terus mengikuti setiap pergerakannya. Perasaannya bercampur aduk. Antara senang, heran, bingung, serta gamang, dan ada ketakutan bahwa rumah tangga mereka tak pernah berakhir menjadi cinta melainkan menjadi keburukan bagi keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Abyss : PerthSanta - The End
FanfictionPerth Tanapon X Santa Pongsapak : Enigma X Alpha ⏩Ghostship Area☠️ ⏩Area dewasa 🔞🔞🔞 ⏩️ABO's Story ⏩MPreg Area ☠️ ⏩Typo dan kata yang hilang bertebaran 🙏 Finish : 25 Oktober 2024