73 : Hitam Pekatnya Hati

1.2K 182 32
                                    


Jangan lupa follow dan Votement☺️

Terima kasih🙏

❄️❄️❄️🐋🐋🐋❄️❄️❄️

Sementara di dalam mobil ini Noname memindai keadaan Anan. Tekanan pheromone War membuat perut Anan kram, segera dia beri obat sebab jika dibiarkan bisa berbahaya pada kandungannya.

Kini Anan tertidur pulas di pangkuan Noname sembari memeluk jaket Pin. Obat yang Noname berikan membuat Anan mengantuk.

"Masih sakit perutnya?" Tanya Pin tuk memastikan kalau Anan baik-baik saja. Dia duduk di tepi ranjang, sedangkan Anan berbaring sembari memandanginya dengan teduh.

Nuansa kamar ini putih berhias lampu indah Bee kerlap kelip.

Ini kamar yang Pin minta pada suaminya tuk ditempati oleh Anans selama dia tinggal di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini kamar yang Pin minta pada suaminya tuk ditempati oleh Anans selama dia tinggal di sini.

"Gak, udah gak sakit lagi. Jadi kamu gak perlu khawatir." Dia senang Pin mencemaskan dia, dia raih tangan Pin yang sedari tadi mengusap perutnya yang masih datar. "Dek."

"Emm."

"Dia jangan diapa-apain ya, dek." Dia tidak ingin Pin menyakiti War karena dirinya.

"Tapi dia sudah menyakiti kakak."

"Please, jangan ya dek ya." Pinta dia hanya ini yang bisa dia lakukan pada War yang telah dia jadikan sebagai pelarian. Yah, anggap saja ini sebagai permintaan maafnya.

Kening Pin mengernyit, enggan tapi dia tetap mengangguk ringan.

"Terima kasih." Tulis dia senang karena mau mendengarkan permintaannya.

"Uumm." Gumam Pin mengangguk ringan.

"Apa aku boleh memelukmu?" Dia ingin memeluk orang yang dia sayang sebelum tidur.

Pin kembali mengangguk. Lantas dia berbaring di sebelah Anan.

Pin biarkan Anan membawa dia kedalam pelukannya, dia bahkan tidak marah saat Anan mengecup kening dan pipinya.

"Aku senang suamimu melakukan scanting padamu," Ucap Anan dapat dia cium pheromone Meen dari tubuh Pin.

"Mau bagaimana lagi, dia pria yang posesif. Dia bahkan tidak mengizinkan aku keluar dari istana putra mahkota." Pin mengerti kenapa suaminya begitu, di istana yang besar ini, hanya di istana putra mahkota ini yang aman tuk Pin.

Anan terkekeh.

"Tapi aku tidak akan bosan jika kakak ada di sini." Tambah Pin sekarang dia mencari kenyaman dalam pelukan Anan. Keduanya kini sudah mulai mengantuk . "Kakak tidak apa-apakan jika aku tidur di sini?" Pin harus bertanya dulu pada Anan yang menyukainya.

The Abyss : PerthSanta - The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang