87 : Blue Hearth

1.2K 161 45
                                    


Jangan lupa follow dan Votement☺️

Terima kasih🙏

❄️❄️❄️🐬🐬🐬❄️❄️❄️

Pagi hari sebelum jam 7 pagi. Santa keluar dari kamar prianya setelah berpakaian rapi tuk ke kampus.

Perth sendiri sedang bicara dengan Kanghan dan Sapol di ruang kerjanya. Santa pun tidak ingin mengganggu.

Santa menuruni anak-anak tangga. Hidung mancungnya kembang kempis, mencium aroma yang sangat harum dan menggugah selera makannya. Lantas pikirannya langsung membayangkan saat dia menyantap makanan ini dengan nasi hangat, ayam goreng dan lalapan segar. Cacing-cacing dalam perutnya pun langsung berdemo.

"Aromanya enak banget. Ini pasti 017 yang masak," Tebak Santa sambil mempercepat langkahnya karena penasaran siapa yang sedang memasak di dapur.

Saat sampai di dapur, Santa terdiam. Kali ini dia membulatkan matanya dan mulutnya terbuka lebar-lebar.

"Jadi, Om Sarin bisa masak?" Santa bertanya setelah berhasil mendapatkan kembali kesadarannya.

Sarin yang sedang mengaduk-aduk ayam di wajan pun menoleh, "Eeh .. heum ... Kamu sudah bangun, nak?" Tanyanya sambil meletakkan spatula di atas wajan dan mematikan kompornya terlebih dahulu.

"Tadi aku pikir yang masak itu 017, ternyata bukan."

Sarin hanya tersenyum kepada Santa, anak dari Nunu. Teman satu profesinya walauoun berbeda bidang.

Santa pun menghampiri Sarin. "Sebenarnya pekerjaan Om bukan dokter beda kan, tapi Chef? Mana ada dokter bisa masak. Papa setiap masak selalu gosong."

Sarin tertawa kecil dan geleng-geleng kepala mendengar pertanyaan itu.

"Kenapa Om ketawa? Ada yang aneh dengan ucapanku?"

Sarin menggeleng. Dia memang sudah lama tahu Nunu tidak bisa masak. Dan setiap kali masak, entah kenapa selalu gosong, padahal sudah ngikutin video yang ada di YouTube bahkan sudah melihat resep di buku masakan.

"Kamu mau coba? Om juga masak sup jamur tahu kesukaan kamu."

Tanpa Santa minta, Sarin pun segera mengambil satu mangkuk dan sendok yang ada di rak. Dia memang sudah sering bertemu dengan anak-anak Nunu.

Sarin menuangkan sedikit sayur sop yang baru matang ke dalam mangkuk. "Ni, kamu coba. Om tidak tahu, apakah rasanya akan sesuai dengan lidah kamu." Sarin memberikan mangkuk itu, Santa menatap Sarin terlebih dahulu, sebelum akhirnya dia memegang mangkuk tersebut dengan perasaan ragu.

"Gimana, enak?"

"Sabar om... Belum juga aku coba, udah mempertanyakannya. Aku coba dulu. Setelah itu, barulah berkomentar."

"Ditiup dulu, nak. Masih panas. Pelan-pelan aja," kata Sarin mengingatkan.

"Iya, Om. Aku tahu," Balas Santa sopan.

Santa mulai mengarahkan sendok itu ke dalam mulutnya. Setelah masuk, dia merasakan kuah dari sayur sop itu.

"Heum ..." Gumamnya saat perpaduan rasa itu menyentuh lidahnya.

"Gimana? Enak?" Tanya Sarin penasaran.

Santa mengangguk cepat, "Enak, Om. Enak banget malah. Rasanya udah pas. Garem sama yang lainnya juga." Puji Santa semangat. Jadi semakin lapar dia jika lauknya seenak ini.

Jika di sini Santa sibuk icip-icip masakan Sarin, maka di ruangan ini, Sapol, Kanghan dan Perth sedang memikirkan jalan keluar untuk Anan yang lagi hamil.

Fisik Anan sudah sembuh, tinggal menunggu dia bangun.

"Dengan kekuasaanku, aku bisa minta seseorang tuk menikahi Anan. Gimana? Apa kamu mau?" Saran Kanghan pada Sapol, tetangganya.

The Abyss : PerthSanta - The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang