119 : Happy Ever After - The End

637 99 34
                                    

Jangan lupa follow, Vote dan komentarnya☺️

Happy reading💙

Happy reading💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Dengan senyum lebar, dia melangkah ke tempat Alpha cantik itu berdiri. Ketika tangan Alpha cantik itu bertautan dengan tangannya, dia menyadari betapa kecilnya tangan pemilik hatinya itu yang sekarang menempel di tangannya. Dia bisa melingkarkan jari-jarinya di seluruh tangan Alpha cantik itu. Tidak ada jeda yang canggung, tidak ada pikiran kedua, tidak ada kekhawatiran tentang apa yang salah yang dia lakukan, hanya dia dan Alpha cantik itu dan tangan mereka yang saling menyatu seperti potongan-potongan puzzle.

"Aku sangat merindukanmu, bahkan di saat kamu sudah berdiri di hadapanku, aku masih saja merindukanmu," Katanya pelan, dan dia tersenyum padanya dengan seratus kata di balik manik gelapnya pada Alpha cantik itu yang kini berlinang air mata penuh keharuan dan rindu yang membuncah.

Tujuh tahun, selama itulah suaminya pergi meninggalkannya lantaran harus keliling dunia tuk membersihkan zombie dimuka bumi ini.

Begitu tangan Alpha cantik itu bersentuhan dengan tangannya, dia menciumnya. Alpha cantik itu menanggapi dengan sangat antusias sehingga awalnya dia terkejut, tetapi kemudian dia kembali tenang dan mengingat apa yang sedang terjadi. Sebab kini suaminya benar-benar mencium Apha cantik itu, dia balas ciuman itu membuat dunia di sekitar mereka menjadi tidak berarti. Padahal di sana, tak hanya ada mereka, namun juga ada yang lain.

Bagi mereka, tidak ada yang mungkin lebih berarti daripada mereka, tidak ada yang lebih indah daripada momen ini. Tangan-tangan kecil itu menempel di tangannya yang lebar, mata bulatnya berkedip-kedip hingga tertutup. Dia pas di tubuhnya seperti sarung tangan, ciumannya seperti kepakan sayap kupu-kupu indah, lembut hingga menjadi candu dalam syahdu kerinduan yang telah lama tertahan. Itu adalah desiran angin malam musim semi yang sejuk, suara musik yang terdengar menyambut kedatangan para Warrior itu semakin meriah dengan indahnya kembang api yang menyala menghiasi langit malam.

Kini sang Alpha cantik itu jatuh dengan cepat kedalam dekapan sang kekasih hati, mendambakan aroma dan perasaannya yang begitu dekat dengannya, tidak yakin di mana dia berakhir dan di mana dia dimulai. Dia tidak pernah lebih bersyukur memiliki kehidupan sampai sekarang. Seburuk apapun hidupnya nanti, selama apapun dia harus menunggu, asalkan akhirnya dia selalu bersama sang suami, maka berjalan ke neraka pun akan dia hadapi. Dia rela kehilangan nyawanya asalkan sang suami selalu bersamanya.

The Abyss : PerthSanta - The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang