52 : Setenang Lautan Dalam

1.1K 193 19
                                    

Jangan dibaca aja, tolong tinggalkan jejaknya. Apalagi sampai jadi silent reader. Pelit amat, tinggal klik ikon bintang aja gak akan memakan waktu selama satu menit.

Terima kasih🙏

❄️❄️❄️💦💦💦❄️❄️❄️

Gulf menghubungi Perth yang masih sibuk membantu Santa, Thomas, Jane dan Primily belajar.

Drrttt...
Santa melihat ponsel Perth bergerak di lantai. Ponsel itu mode getar. Santa melirik Perth yang sedang memberikan penjelasan pada Primily mengenai jawab soal nomor tujuh.

"Kak, ada yang nelpon!" Ucap Santa seraya memberikan ponsel itu kepada Perth.

Duke Gulf memanggil...
Setelah melihat siapa yang menelepon, segera dia angkat.

"Iya, halo bang!" Sahut dia sopan sembari melihat jam yang melingkar di tangannya. 08:07 pm. Terlalu cepat jika mereka sudah selesai kencan.

"Anan heat!" Jelas Gulf panik membuat dia salah ucap sembari menahan Anan yang terus mencoba tuk menciumnya. Dia masih di dalam mobil.

"Hah?!" Kaget Perth karena setahu dia belum lama ini Anan heatnya.

"Bukan, ada yang memberikan Anan obat perangsang. Tapi aku tidak yakin apakah dia hanya memberikan Anan obat perangsang atau tidak." Terang Gulf akhirnya dia biarkan Anan menciuminya. Jujur, Gulf juga sudah mulia bergairah akibat pheromone Anan yang menguar dari tubuhnya. "Aku harus bagaimana? Haruskah aku membawa Anan ke rumah sakit?" Sekarang Anan sudah duduk diatas pahanya lalu berusaha melepas kancing baju kemeja Gulf.

"Dimana abang sekarang?"

"Jalan menuju rumah kontrakanmu!"

"Jangan ke sini! Aku kirim alamatnya, cepat ke sana, aku juga akan segera ke sana!" Ucap Perth lalu dia mengakhiri telepon dan mengirim alamat yang harus Gulf tuju.

Melihat Perth yang panik, mau tidak mau Santa jadi bertanya. "Ada apa kak?" Dia mengusap punggung Perth.

"Tidak ada, tapi kalian lanjutkan saja ya belajarnya tanpa aku. Aku mau pergi keluar." Jelas Perth lalu dia beranjak dari tempat duduknya. Dia segera menemui Pin yang ada di kamarnya.

Karena jawaban Perth tidak memuaskan Santa, akhirnya Santa mengikuti Perth.

Klik'
Perth membuka pintu kamar Pin, dan dia dapati Pin sedang menulis partitur musik. "Anan dalam bahaya, dan kakak mau ke sana sekarang. Apa adek mau ikut? Atau adek tetap di sini menunggu kakak pulang?" Dia bertanya dalam bahasa kuno khas keluarga mereka.

Degh!
Dada Pin seketika berdenyut kaget.
"Adek ikut!" Jawab dia seraya menutup bukunya.

Santa yang berada diantara mereka tampak bingung karena terabaikan.

Perth membantu Pin memakai jaket, sementara Santa mengambil tongkat Pin tuk dia berikan kepada pemiliknya. "Sebenarnya ada apa? Kenapa ekspresi wajah kakak tidak baik?" Tanya Santa seraya memegang ujung baju Perth yang sedang bicara bahasa kuno pada Noname. Dia ingin Noname ikut tuk menjadi sopir mereka.

Perth menoleh dan kini dapat dia lihat wajah Santa yang sendu. "Tidak ada, kamu tidak perlu khawatir. Kamu di rumah ya baik-baik dan lanjutkan lagi belajarnya." Pinta Perth lembut. Namun yang dipinta menggeleng, dia tidak mau. "Kakak mau kemana? Aku ikut ya kak... aku janji, aku gak akan ngerepotin kakak." Pinta dia terdengar serak dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Kak..." Lirihnya membuat Perth semakin menghela nafas panjang.

"Bawa aja dia kak." Ucap Pin ingin mereka segera berangkat.

"Ya udah, tapi kamu gak boleh jauh-jauh dariku ya yank?" Titah Perth dibalas anggukan ringan oleh Santa.

The Abyss : PerthSanta - The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang