Jangan lupa follow, Vote dan komentarnya☺️Happy reading💙
❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️
"Ta. Hari ini aku akan mengantarmu ke kampus, tapi siang nanti papa yang akan menjemputmu, karena siang nanti aku dan Anan harus pergi ke lab, jadi kemungkinan aku gak bisa jemput kamu. Gak apa-apa ya, Ta," Ucap Perth pada Santa masih kesulitan makan-makanan lain selain bubur kacang hijau.
Santa terlihat menahan nafasnya sebentar sebelum akhirnya menghembuskannya dengan sangat pelan lalu kembali melanjutkan sisa sarapannya yang tersisa.
Dia seolah mengabaikan apa yang baru saja Perth ucapkan, lebih tepatnya Santa benar-benar tidak ingin mendengar ucapan yang baru saja Perth katakan.
Mereka makan di kamar, karena tadi Santa kembalj mual dan muntah-muntah. Oleh karena itulah, daripada menganggu yang lain sarapan di meja makan, akhirnya Santa memutuskan sarapan di kamar. Tentu saja ditemani oleh ayank beb.
Melihat keterdiaman Santa membuat Perth merasa tidak nyaman.
"Sayang. Apa kamu mendengarku?" Tanya Perth dengan nada sehalus mungkin tapi Santa tetap diam dan fokus dengan sarapannya.
"Sayang. Aku tuh lagi ngomong sama kamu, jadi tidak bisakah kamu menjawab perkataanku? Jika kamu marah, maka bilang dan katakan apa penyebabnya kamu marah, jangan mendiamkan ku seperti ini!" Seru Perth berhasil membuat Santa menghela nafas kemudian menoleh ke arahnya.
"Kakak gak perlu minta papa tuk jemput aku, aku bisa pulang sendiri. Gak perlu di jemput pun aku bisa kok!" Ucap Santa pada Perth yang tahu jika Santa sedang marah dengannya. Tapi pertanyaannya, kenapa tiba-tiba Santa marah? Perth merasa semalam mereka masih baik-baik saja, bahkan beberapa menit yang lalu dia masih baik-baik saja, lalu kenapa tiba-tiba Santa seperti ini?
"Sayang , jangan gitu dong. Aku gak akan membiarkan kamu pulang sendiri. Nanti di jemput papa aja ya, biar lebih aman!" Balas Perth sambil menatap wajah kekasih hatinya, tapi Santa justru semakin kesal.
"Aku tuh udah dewasa kak. Udah bisa pergi kemana-mana sendiri. Nggak mesti diantar jemput, apalagi sampai dijemput pulang sama papa. Kakak juga gak perlu nganterin aku ke kampus karena aku gak mau ngerepotin kakak yang super sibuk, yang mesti kemana-mana bersama kak Anan." Balas Santa berharap Perth segera sadar dengan apa maunya. Jika Perth tak jua sadar, maka dia akan semakin merajuk untuk waktu yang lama.
Ini fix Perth sudah berbuat salah yang mungkin tidak dia sadari dan jika terus di biarkan seperti ini, maka masalahnya akan semakin melebar kemana-mana bahkan sampai kebelahan benua lainnya.
"Sayang. Kok kamu ngomong gitu sih? Sejak kapan aku merasa di reportkan. Aku..."
Belum selesai kalimat yang ingin Perth ucapkan tapi Santa sudah lebih dulu bangkit dari duduknya dan meraih tas bergambar bulan dan matahari di sampingnya, buru-buru dia mengecup pipi Perth dengan ekspresi datar lalu dengan sangat santainya dia melenggang pergi meninggalkan Perth yang kini tertegun. Sesaat.
"Santa." Perth ikut bangkit dari duduknya dan mengikuti langkah Santa, tapi Santa sama sekali tidak menoleh. Dia terus saja melangkah cepat tuk secepatnya sampai di pintu keluar kamar. Sesaat sebelum dia meraih ganggang pintu, Perth sudah lebih dulu meraih tangannya lalu menghalangi pintu agar Santa tidak bisa keluar dari kamarnya.
"Santa Pongsapak!" Perth menyebut namanya dengan kesal yang tertahan.
"Apaan sih kak. Minggir gak?!" Protes Santa cemberut. Dia menghentak kaki kirinya ke lantai karena Perth tak jua beranjak dari depan pintu.
"Aku akan mengantarmu." Ucap Perth setenang mungkin dengan kesabaran yang berlapis-lapis menghadapi Santa yang jadi sensitif sejak dia hamil.
"Aku gak mau. Kakak itu egois. Gak mau mengerti perasaan aku. Aku gak suka sama kakak. Aku benci dan aku marah sama kakak." Tolak Santa lagi dan Perth langsung menarik pinggang Santa lalu menguncinya untuk melekat sempurna di tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Abyss : PerthSanta - The End
FanfictionPerth Tanapon X Santa Pongsapak : Enigma X Alpha ⏩Ghostship Area☠️ ⏩Area dewasa 🔞🔞🔞 ⏩️ABO's Story ⏩MPreg Area ☠️ ⏩Typo dan kata yang hilang bertebaran 🙏 Finish : 25 Oktober 2024