Hai, selamat malam. Ini Inem datang lagi nih. Semoga ada yang nungguin ya. Selamat baca. Hehe....
========000=======
Jeep Jalal melaju mengikuti jeep yang dikendarai oleh Bayu. Jodha dan Nadia ikut serta berada satu dengan Abangnya. Sesekali Jodha menoleh kebelakang dan tersenyum, melihat mobil yang dikendarai oleh tuan mudanya. Jodha teringat ketika majikannya itu memeluknya dengan gembira ketika dia mengatakan kalau dia saat ini bukan milik siapa-siapa.
Ada perasaan hangat mengalir dalam dadanya, bahkan ketika dia tau kalau tuan mudanya itu mengikutinya dia merasa sangat senang. Apalagi selama seminggu itu sikap majikannya begitu acuh kepadanya. Entah apa sebabnya. Jodha merasa kalau majikan mudanya sudah kembali. Senyum tidak berhenti mengembang dari bibirnya.
"Aduh, bisa-bisa krim anti aging nggak laku nih lama-lama." Celetuk Nadia yang berada di belakang Abangnya sambil memijat-mijat kedua pipinya. Sedangkan Jodha duduk di samping Bayu.
Jodha menoleh ke arah Nadia yang membuang muka ke arah luar. Sementara Bayu yang menyetir hanya mengerutkan kening mendengar celetukan adiknya.
"Kamu kenapa Nad?" tanya Jodha heran. Nadia tersenyum geli.
"Nggak kok. Cuma mau bilang kalau krim anti aging lama-lama nggak kepakai lagi." Masih dengan rasa heran Jodha menatap Nadia yang sepertinya acuh saja.
"Emang kenapa Nad?"
"Ya karena emang nggak diperlukan sih, hanya dengan selalu tersenyum bahagia akan membuat awet muda. Apalagi senyum untuk pujaan hati." Sindir Nadia. Barulah Jodha mengerti. Wajahnya memerah karena malu, namun Bayu terkekeh mengerti akan ucapan adiknya itu.
"Kamu ngomong apaan sih Nad?" tanya Jodha malu. Pipinya terasa panas. Nadia justru tertawa terbahak-bahak.
"Ciee...itu mukanya merah Bang, adikmu ini sudah jatuh cinta Bang. Oh, cinta." Ucap Nadia menggoyangkan bahu abangnya. Bayu tersenyum dan menoleh sekilas kearah Jodha yang menyembunyikan rona wajahnya ke arah lain .
"Nggak usah malu Jo, memang sudah saatnya kamu kenal cinta dan nggak usah malu mengakui kalau kamu juga suka sama majikan kamu itu kan?" tanya Bayu dengan lembut. Jodha hanya tersenyum malu.
"Aku...aku masih nggak yakin Bang." Nadia memutar bola matanya.
"Itu lagi alasannya. Kurang cukup bukti apalagi Jo, hah? Apa kamu nggak lihat majikanmu itu bela-belain jadi stalker hanya untuk tahu kegiatanmu hari ini. Bahkan dia terlihat down banget ketika Abang bilang tunanganmu, dia kurang cemburu apa coba?" kata Nadia mulai kesal.
"Dia...dia... belum pernah bilang kalau dia suka sama aku Nad. Aku hanya takut, nanti malah aku dibilang kegeeran lagi." Bela Jodha. Wajar kalau Jodha tidak berani berharap yang tidak-tidak kepada tuan mudanya itu, banyak hal yang berbeda yang membuatnya tidak bisa percaya seratus persen dengan ucapan Nadia.
"Sekarang aku tanya, kamu suka tidak sama Bang Bos?" Jodha kembali tersipu.
"Hm...gimana ya? Aku bingung Nad." Nadia berdecak.
"Aku cuma tanya suka apa tidak, dan kamu hanya bilang iya atau tidak. Gitu aja kok susah sih." Gerutu Nadia. Bayu hanya tersenyum geli mendengar percakapan kedua adiknya itu.
"Hm...suka sih." Jawab Jodha pelan.
"Naaah, gitu kan enak. Sudah jelas nanti harus bagaimana kalau Bang Bos nembak kamu Jo." Kata Nadia memainkan kedua alisnya sambil tersenyum menggoda Jodha.
"Iya, tapi apa mungkin?"
"Tenang saja saudaraku sayang, aku yakin tidak lama lagi dia pasti akan mengutarakan perasaannya kepadamu. Pegang omonganku." Ucap Nadia dengan mantap. Jodha mencibir.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIARKAN AKU JATUH CINTA
FanfictionAku bukan ingin mencintai karena nama dan kekayaan. Aku hanya ingin cinta yang sederhana, tidak rumit dan nyaman. Karena itu aku jaga hatiku agar tidak mudah luruh terhadap segala rayuan. Aku hanya ingin mencari yang benar-benar tulus, bukan hanya c...