PART. 14 (IJINKAN AKU CINTA KAMU)
Note : jangan terlalu cepat menilai buruk orang lain sebelum mengetahui bagaimana hati dan kepribadiaannya, karena tak jarang penglihatan dan pendengaran sering tertipu oleh kejelekan sehingga sesuatu bernilai tinggi dan berharga yang jauh lebih indah menjadi tidak terlihat dari pandangan sekilas.
========0000=======
Jalal dan Mansingh hanya bisa termangu melihat dua orang yang disebut Jodha dan seluruh anak-anak ditempat itu dengan sebutan mami dan papi. Bagaimana tidak, dua orang yang mereka sayang dan bahkan Bayu terlihat begitu bangga menyebutnya hanya terlihat seperti seorang waria, dan berusia sekitar 50-an tahun. Namun, yang menjadi pertanyaan di benak meraka berdua yaitu apakah kedua waria itu menikah sampai mereka berdua di panggil dengan sebutan papi dan mami.
Satu orang bertubuh tinggi besar, sedangkan yang satu lagi bertubuh agak pendek gemuk. Keduanya meski berpenampilan seperti layaknya laki-laki lainnya namun tetap saja tidak bisa menghilangkan gaya kemayu yang selaku menjadi ciri khas seorang waria.
"Apa kabar Pi?" tanya Jodha memeluk seseorang yang waria bertubuh besar itu.
"Kabar baik sayang. Kamu gimana kabarnya juga?" Jodha tertawa.
"Ya, seperti yang Papi lihat sekarang. Sehat kok Pi."
"Syukurlah, Papi senang mendengarnya." Jodha melepaskan pelukannya, dan berganti dengan Nadia. Giliran seorang waria yang bertubuh agak pendek yang dipeluk oleh Jodha.
"Mamiii... aku kangen Mi." Waria itu tertawa.
"Baru juga seminggu nggak ketemu masa sudah kangen sih Jo?"
"Iya dong. Biar satu hari juga kalau kangen tetap aja kangen namanya, apalagi satu minggu." Kata Jodha tidak mau kalah.
"Iya deh, terserah kamu aja." Jodha terkekeh.
"Kami bawa oleh-oleh kesenangan Mami sama Papi tuh, titipan Abang Bayu."
"Oh ya? Apa?"
"Nasi padang lengkap sama rendangnya."
"Kamu tau aja sayang kesukaan Mami." Kata waria itu dengan genit mencubit dagunya Jodha membuat gadis itu tersenyum senang.
"Iya dong, siapa dulu anak Mami sama Papi." Waria itu menggeleng kepala sambil tersenyum, Jodha melepaskan pelukannya, "oh ya Mi, Pi, kami bawa teman tuh." Kata Jodha menunjuk ke arah Jalal dan Mansingh yang masih bengong melihat mereka. Nadia ikut tersenyum melihat ekspresi mereka berdua.
"Oh ya? Teman darimana sayang?" tanya waria yang di panggil Papi. Jodha mendekati kedua pemuda itu dan memegang tangan Jalal dan Mansingh serta membawanya mendekati kedua waria itu.
"Yang ini majikanku Pi, Mi. Namanya Tuan Jalal." Kata Jodha menunjuk Jalal, "dan yang ini temannya, namanya Mansingh." Kata Jodha memperkenalkan mereka berdua, "Tuan, Man, kenalkan ini Papi Hosyiar," Jodha menunjukkan ke arah waria yang bertubuh tinggi besar itu, "dan yang ini Mami Resham." Jodha menunjukkan waria yang bertubuh agak pendek gemuk itu.
"Hai ganteng, kenalan yuk. Eike Mami Resham, biasa di panggil Mami Ecam." Ujar Resham mengulurkan tangannya ke arah Jalal sambil mengedip-ngedipkan matanya dengan genit, Jalal dan Mansingh menelan ludah yang terasa berat melewati tenggorokannya. Wajah keduanya mulai pucat. Jalal menyambut uluran tangan Mami Ecam dan dengan cepat tubuh Jalal dipeluk dengan erat sampai pemuda itu agak susah untuk bernafas. Jodha dan Nadia tertawa melihat Jalal kelabakan dalam pelukan Mami Ecam. Hahaha...
"Mi, udah. Bisa mati anak majikanku kalau terlalu erat meluknya gitu." Ucap Jodha yang merasa khawatir melihat tuan mudanya terlihat pucat. Namun Nadia hanya tertawa terkekeh melihatnya. Akhirnya Mami Ecam pun melepaskan pelukannya. Jalal menghembuskan nafas lega.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIARKAN AKU JATUH CINTA
FanfictionAku bukan ingin mencintai karena nama dan kekayaan. Aku hanya ingin cinta yang sederhana, tidak rumit dan nyaman. Karena itu aku jaga hatiku agar tidak mudah luruh terhadap segala rayuan. Aku hanya ingin mencari yang benar-benar tulus, bukan hanya c...