MAAF

2.2K 76 54
                                    

Met sore semuanya, Inem sama Tuan Muda datang lagi nih. Masih ada yang nunggu nggak ya?

================000=================

"Apa maksudmu, Sur?" tanya Ruqaiyah dengan rasa terkejut masih dengan linangan air matanya. Surya tersenyum lembut kepadanya. Sedangkan Adam menatap Surya dengan tajam.

"Iya Ruq, mulai sekarang kamu adalah kekasihku. Dan aku janji dihadapan Kakakmu, kalau aku akan selalu ada untukmu dan akan selalu disampingmu dalam keadaan apapun." Ucap Surya tanpa beban.

Ruqaiyah masih menatap Surya dengan pandangan tidak percaya. Tanpa dia sadari, air matanya berhenti mengalir. Pikirannya berkecamuk memikirkan ucapan Surya tadi. Apa maksudnya? Kenapa harus sekarang? Disaat-saat dia tidak punya apa-apa, dan keluarganya sedang dililit masalah. Apa dia tidak takut akan dibenci oleh teman-temannya.

"Tapii...?"

"Apa maksudmu, anak muda?" tanya Adam dengan tajam, "apa yang kau inginkan dengan mengakui adikku sebagai kekasihmu? Apa kau pikir aku dengan mudah mengijinkanmu mendekati adikku?" Surya masih tersenyum. Tidak tersirat sedikitpun rasa takut di wajahnya, meski tatapan Adam sangat mengintimidasi. Dalam hati Surya mengakui, meski disaat dia dalam keadaan tidak berdaya seperti saat ini, namun aura kesombongannya masih terlihat.

"Maaf, aku tidak punya maksud apa-apa. Aku mengatakan ini tulus dari dalam hatiku. Terserah Kakak mau menilaiku bagaimana."

"Kakak?" Surya mengangguk.

"Iya. Karena kau adalah Kakaknya Ruq, maka akupun akan memanggilmu Kakak."

"Tidak semudah itu anak muda. Aku tanya sekali lagi, APA TUJUANMU MENDEKATI ADIKKU?" bentak Adam, sampai Ruqaiyah sendiri terkejut mendengarnya. Namun Surya tidak bergeming. Masih dengan senyum tipisnya. Karena dia memang sudah tahu tentang sosok laki-laki di depannya itu dari kedua sahabatnya.

"Kakak?" Ruqaiyah memegang tangan kakaknya.

"Aku sudah bilang, kalau aku tidak punya tujuan apapun." Wajah Adam mengeras.

"Kak, selama Kakak pergi selama empat hari itu, aku tinggal dirumahnya Surya Kak, dan.." ucapan Ruqaiyah terhenti.

Adam menggebrak meja dihadapannya, "Kurang ajar, kau memanfaatkan adikku. Apa yang sudah kau lakukan padanya?"

"Kakak. Semua tidak seperti apa yang Kakak pikirkan. Surya tidak melakukan apa-apa kepadaku Kak, dia justru menolongku." Surya menatap tajam ke arah adiknya.

"Apa kamu bilang? Menolongmu?" Ruqaiyah mengangguk.

"Iya Kak."

"Semudah itu kamu percaya kepada orang lain Ruq. Bukankah dulu aku pernah bilang, jangan pernah percaya orang yang lain, terlebih dia baru kamu kenal." Kata Adam dengan menunjuk muka adiknya, sampai Ruqaiyah menangis diperlakukan seperti itu.

"Tapi aku percaya Surya tulus sama aku, Kak." Isak Ruqaiyah. Adam mencibir sinis.

"Kamu bahkan lebih percaya orang lain yang baru kamu kenal, dibandingkan dengan Kakakmu sendiri yang bertahun-tahun bersamamu." Dengus Adam, "apa karena sekarang Kakak sudah tidak punya apa-apa lagi, sehingga kamu lebih percaya padanya." Tuduh Adam. Ruqaiyah menggeleng keras sambil menangis. Dia memegang tangan Adam, namun pria itu menepisnya, membuat Ruqaiyah semakin pilu.

"Tidak Kak, tidak seperti itu. Apapun keadaannya, Kakak adalah keluargaku satu-satunya yang paling aku sayang. Tapi aku juga tahu, kalau Surya memang tulus kepadaku Kak, ku mohon percayalah kepadaku." Surya merengkuh tubuh Ruqaiyah yang bergetar itu. Hatinya ikut merasakan kepedihan. Sedangkan Adam hanya diam membatu melihat adiknya dipeluk Surya.

BIARKAN AKU JATUH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang