Pertama-tama aku minta maaf karena dia part sebelumnya tidak bisa membalas komen. Maafkan karena akhir-akhir ini aku memang sedikit sibuk. Dipart ini juga mungkin tidak sepanjang part-part yang sudah-sudah. Maklumi saja ya, yang penting aku sudah setor, dan semoga ceritanya tidak membosankan.
1. Mengenai pertanyaan kemarin, kenapa ijab qabulnya tidak ditayangkan? Iya, aku memang sengaja tidak menayangkannya, karena aku pikir itu sudah biasa. Jadi bisa di skip. Jadi ya, maaf untuk scene itu aku lewatin aja.
2. Lalu mas kawinnya apa? Ya karena ijab qabulnya tidak ditayangkan, aku pikir juga mas kawinnya ya nggak perlu disebutkan juga kan. Yang penting mereka sudah resmi.
3. Buat Mbak Elhudara Aisyah, peri itu datang dari kayangan bukan dari hutan. Iya kali mb, tetapi perinya dari kayangan terus turun dihutan didekat acara yang diselenggarakan. Berhubung Jodha adalah peri yang baik hati, makanya tempat turunnya ditempat orang makan-makan. Rejeki anak sholeh. Hahaha...
4. Terus, kenapa masih dipanggil Inem? Haaa...kan Inem itu sudah menjadi panggilan sayang Jalal. Dan Jodha sudah suka itu. Banyak kenangannya katanya kan? Jadi nggak apa-apa dong sesekali dipanggil Inem. Hehehe...
Mungkin itu saja ya, maaf jika ada yang kurang berkenan. Maaf, part ini full scene Jodha dan Jalal saja.
WARNING : UNTUK 18+
JANGAN BILANG KALAU AUTHORNYA BELUM DIKASIH TAU, KALAU NGOTOT JUGA, ya sudah, SILAKAN AJA MASUK. TAPI BAYAR TIKET DULU YE. KITA NONTON BARENG YA. HAHAHA....
=====0000=====
Mobil yang membawa kedua mempelai terus melaju menuju hotel yang sudah disiapkan oleh orang tua Jalal. Butuh waktu satu jam lebih untuk sampai dihotel tersebut, ditambah lagi keadaan jalan yang macet membuat mobil yan mereka tumpangi hanya bisa berjalan pelan.
Jodha masih tertidur dipelukan suaminya, dia benar-benar kecapekan. Jalal hanya bisa tersenyum melihat istrinya yang terlelap, sesekali diciumnya rambut gadis itu dengan perasaan bahagia. Perasaan ingin memanjakan istrinya pun muncul, apalagi saat dia teringat pesan mamanya tadi malam, kalau dia harus mengurangi sifat manjanya, apalagi sekarang statusnya adalah sebagai suami bukan seorang anak lagi. Sekarang dia punya tanggungjawab, seorang istri yang mau tidak mau harus menuruti segala perintah dan keinginannya, meskipun dia tidak menginginkan istrinya melakukan semuanya dengan terpaksa.
Tidak terasa mobil mereka sudah berada di depan hotel, petugas hotel dengan sigap membukakan pintu mobilnya. Jalal membangunkan istrinya.
"Sayang, bangun. Kita sudah sampai nih."
"Ng..." Jodha menggeliat sebentar, sebelum akhirnya membuka matanya. Dia menegakkan tubuhnya dari pelukan Jalal. Masih dengan mata yang merah karena tertidur tadi, dia melihat sekeliling. Dan ya, benar mereka sudah sampai di depan sebuah hotel mewah dan besar. Di depan pintu mobil yang di buka tadi berjejer dikiri-kanan beberapa karyawan hotel menyambut mereka. Layaknya seperti menerima tamu penting, "kita sudah sampai ya? Maaf, aku ketiduran Sayang." Jalal tersenyum, kemudian menggeleng.
"Tidak apa-apa Sayang, aku ngerti. Kamu pasti capek bangetkan." Jodha mengangguk.
"Iya tadinya."
"Sekarang?"
"Sudah sedikit segar, nggak secapek tadi."
"Ya sudah kalau begitu, kita turun sekarang. Tuh, sudah disambut." Ajak Jalal sembari menunjuk petugas yang menyambut mereka. Jodha mengangguk. Dia memasang sepatunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIARKAN AKU JATUH CINTA
FanfictionAku bukan ingin mencintai karena nama dan kekayaan. Aku hanya ingin cinta yang sederhana, tidak rumit dan nyaman. Karena itu aku jaga hatiku agar tidak mudah luruh terhadap segala rayuan. Aku hanya ingin mencari yang benar-benar tulus, bukan hanya c...