BERBUKA PUASA

2.4K 77 54
                                    

Hai, Inem geje datang lagi. Maaf ya telat lagi posting. Beberapa hari ini sibuk banget. Maafkan ya. Untuk part sebelumnya yang kurang suka aku membahas Nadia dan Man, nggak masalah. Itulah kenapa aku hanya posting di akun fb aku dan juga wattpad saja, bukan digroup. Itu karena menghindari hal yang semacam itu.

Sejujurnya cerita ini tamat di part BIARKAN AKU JATUH CINTA, cuma karena di facebook ada season 2, jadinya ini aku terusin aja.

Lagian menurutku, cerita ini bukan cuma cerita yang ingin menghibur, tetapi ada pesan didalamnya. Jadi maaf kalau kurang berkenan.

==========0000========

Jodha menunggu suaminya dengan gelisah. Ini sudah malam dan suaminya belum pulang. Berulangkali Jodha menelpon suaminya, namun tidak diangkat. Kemana dia? Sibuk bangetkah sampai mengangkat telpon aja tidak sempat.

"Sayang, Ayah kemana ya? Kok belum pulang juga sih? Bunda jadi khawatir nih." Ucap Jodha mengelus kepala putrinya yang sedang menyusu itu. Baby Aram terlihat begitu semangat menikmati ASI dari bundanya sampai akhirnya dia tertidur pulas.

Selesai menyusui si kecil Aram, Jodha meletakkannya putrinya di box miliknya. Setelah itu dia keluar dari kamar dan turun siapa tahu suaminya sudah datang.

Tapi ternyata tidak ada. Suasana masih sepi. Jodha menghela nafas ketika melihat meja makan hanya makanannya saja yang terhidang, tetapi tidak ada orang yang menyantapnya.

"Kamu kenapa, Sayang?" tanya Bu Hamidah tiba-tiba muncul bersama Pak Humayun.

"Eh Mama, Papa. Nggak apa-apa kok."

"Oh ya?" Jodha mengangguk, "terus, Jalal mana?" tanya Bu Hamidah duduk dikursi makan bersama suaminya, "nggak makan?" Jodha mendesah. Resah.

"Itu dia Ma. Aku nggak tau?" kedua mertuanya itu memandang Jodha dengan tatapan tidak mengerti.

"Maksud kamu?"

"Dia belum pulang Ma, aku telpon nggak diangkat, tapi dia juga nggak ngasih kabar." Bu Hamidah menoleh kearah suaminya.

"Papa juga nggak ngerti, Pa?" Pak Humayun menggeleng.

"Papa nggak ngerti Jo. Papa pikir dia pulang seperti biasa. Tadi nggak ngomong jugasama Papa mau kemana?" lagi-lagi Jodha menghela nafas.

"Ya sudahlah Pa, Ma. Nggak apa-apa. Mungkin dia lagi ada kerjaan kali. Ma, Pa. Aku ke kamar dulu ya." Ucap Jodha seraya berdiri.

"Kamu nggak makan, Jo?"

"Nanti aja Ma, nunggu suamiku pulang aja."

"Ya sudah kalau begitu. Tapi kamu jangan malam-malam ya makannya. Nggak usah sampai nunggu Jalal datang Sayang." Jodha mengangguk.

"Iya Ma. Aku permisi dulu." Bu Hamidah mengangguk.

"Ya sudah sana." Sahut Bu Hamidah dengan lembut.

Jodha melangkah naik ke kamarnya. Pelan-pelan dia membuka pintu kamarnya agar tidak membangunkan bayinya. Dia membaringkan tubuhnya di ranjang dengan posisi telentang dan tangannya ditaruh diatas kening.

"Kamu dimana sih Yang? Kok tumben nggak pulang-pulang? Kamu sibuk apa sih?" pertanyaan demi pertanyaan berputar dibenak Jodha. Sampai akhirnya dia tertidur.

Sementara itu Jalal yang pulangnya terlambat melihat ponselnya terdapat banyak panggilan tak terjawab dan sms, bahkan di media sosial juga ditanya oleh istrinya membuatnya merasa bersalah.

Dengan tergesa-gesa dia melajukan mobilnya pulang kerumahnya. Begitu sampai dirumah, dengan tidak sabar dia menekan bel.

"Tuan baru datang?" tanya Bi Ijah. Jalal mengangguk.

BIARKAN AKU JATUH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang