Met malem semuanya, Inem datang lagi nih. Maaf ini agak pendek dari biasanya, soalnya tulisannya sempat hilang, dan nggak sempat diperpanjang lagi. Tapi, Insya Allah hari kamis aku posting lagi. Berhubung kemarin ada yang nagih hadiah, hehehe... padahalkan nggak ada kuisnya, tapi kok minta hadiah ya. Iya deh, sesekali menghibur para readers sekalian.
=======0000======
"Kalian?" Jodha dan Jalal tersenyum. Sementara Tante Meena dan Pak Bharmal menatap mereka berempat bergantian dengan pandangan tidak mengerti.
"Hai Zee, hai Suja. Kayaknya ada lampu hijau nih?" goda Jodha mengedipkan matanya menggoda sahabatnya yang masih bengong karena kaget.
"Kok kalian ada disini?" tanya Sujamal lagi. Jodha dan Jalal tersenyum.
"Jodha ini anaknya Om Bharmal, Kak." Sahut Bu Meena. Lagi-lagi Sujamal terkejut, namun Zeenat hanya diam saja karena tidak mengerti.
"Jadi Jodha?" tunjuk Sujamal ke arah Jodha dan menatap ibunya. Jodha dan Jalal terkekeh.
"Ternyata dunia sempit ya Suja." Ucap Jodha lagi, "bentar lagi kita jadi saudara nih." Sujamal tertawa.
"Iya nih, Jo. Ya ampun, aku nggak nyangka banget loh kalau kamu anaknya Om Bharmal." Kembali Jodha terkekeh.
"Kalau udah tau, itu artinya perjalanan cinta Ayahku akan cepat sampai tujuan nih?" sahut Jodha melirik ayahnya yang tersipu malu.
"Semua tergantung Ibu kok Jo. Kalau aku sih, terserah saja. Yang penting Ibu bahagia." Kata Sujamal tersenyum kepada ibunya. Bu Meena hanya tersenyum lebar mendengar ucapan anaknya.
"Aku yakin kok Tante Meena pasti bahagia bersama Ayahku." Lagi-lagi Jodha mempromosikan ayahnya, Jalal tertawa seraya menggeleng melihat semangat istrinya, "oh ya, sepertinya ada yang ketinggalan dikenalin nih?" kata Jodha melirik ke arah Zeenat yang sedari tadi hanya diam berdiri disamping Sujamal, dia hanya mendengarkan saja obrolan mereka. Sujamal menoleh kearah Zeenat sambil tersenyum.
"Oh iya Bu, kenalkan ini temanku yang aku bilang kemarin." Ucap Sujamal kepada ibunya, dia berpaling ke arah Zeenat, "Zee, kenalkan ini Ibuku, dan ini Ayahnya Jodha." Kata Sujamal menunjuk Pak Bharmal. Kedua orang tersebut tersenyum melihat Zeenat.
Zeenat menyalami Tante Meena dan mencium tangannya,"Zeenat, Tante. Panggil Zee aja." Ucap Zeenat. Tante Meena tersenyum lembut.
"Jadi kamu Sayang yang mampu menaklukkan hati anak Tante?" Zeenat tersipu, wajah Sujamal memerah, dia menggaruk belakang kepalanya, sementara Pak Bharmal, Jodha dan Jalal tersenyum geli melihatnya.
"Tante bisa aja. Aku nggak ngapa-ngapain Kak Suja kok Tan. Jadi aku tidak tau apa iya hatinya takluk sama aku." Sahut Zeenat meski tersipu namun ucapannya terdengar nyantai.
"Masa sih? Aku yakin Kakak suka sama kamu Zee. Buktinya dia mau membawa kamu kerumah."
"Bu! Jangan bilang gitu..." ucap Sujamal salah tingkah. Tante Meena terkekeh. Begitu juga dengan Jodha dan Jalal. Sementara Zeenat berpaling menatap Sujamal yang membuang muka kearah lain, dia terlihat gugup lebih karena ada Jodha dan Jalal.
"Kenapa, Kak? Kan emang begitu? Nggak usah malu, Ibu senang kok Kakak sekarang sudah berani membawa perempuan untuk dikenalin." KataTante Meena, tapi Sujamal tetap tidak mau melihat kearah ibunya dan Zeenat.
Zeenat tersenyum geli melihat Sujamal yang masih malu-malu itu. Bahkan, Jalal, Jodha dan ayahnya tidak dapat menahan senyum melihat tingkah pemuda itu.
"Iya Suja, nggak usah malu. Zeenat aja nggak malu tuh, masa kamu yang laki-laki malu." Kata Jalal menimpali ucapan Tante Meena. Sujamal memberanikan diri menatap Zeenat, gadis itu mengangkat bahu dan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIARKAN AKU JATUH CINTA
FanfictionAku bukan ingin mencintai karena nama dan kekayaan. Aku hanya ingin cinta yang sederhana, tidak rumit dan nyaman. Karena itu aku jaga hatiku agar tidak mudah luruh terhadap segala rayuan. Aku hanya ingin mencari yang benar-benar tulus, bukan hanya c...