Warning. 20 +
Hai semuanya, Dek Aram sama Abang datang lagi nih. Maaf kalau di Facebook part kali ini harus diprivate. Mungkin ada yang berkata "ah, begitu aja pake diprivate." Terserah aja mau ngomong apa, dan juga terserah aku mau diprivate atau enggak. Ya kan? Jujur semua demi kenyamanan aja sih. Aku belum terbiasa menulis yang agak nakal. Jadi minta pengertiannya. Kalau merasa part ini kurang panas, silakan mendekat kompor masing-masing. Hehehe...
Selain itu siapin kresek, siapa tahu ada yang muntah setelah membacanya. Wkwkwk...
======0000======
"Kalian?"
Rahim menatap heran kepada beberapa orang yang berdiri dihadapannya saat ini, sedangkan mereka yang masih berdiri diluar kamar hanya bisa cengengesan saja, "ngapain kalian kesini malam-malam?"
Nazeera yang paling depan dengan tangan membawa sebuah kotak sudah ingin menyahut ketika terdengar suara Aram. "siapa Bang?" kepala Aram muncul dibalik bahu Rahim, "Zee? Fee? Dan... kalian? Mau ngapain kesini?"
"Kami nggak dibolehin masuk nih Kak?" tanya Nafeeza tanpa menjawab pertanyaan kakaknya.
"Bilang dulu mau ngapain? Kakak ngantuk Fee?" Nafeeza dan yang lainnya hanya tersenyum dikulum mendengar alasan Aram menolak kedatangan mereka.
"Sebentar aja kok Kak. Cuma 1 jam aja, janji deh." Sahut Nazeera tanpa merasa bersalah.
"APAAA?"
"Kenapa Kak?" Aram memutar bola matanya sembari melipat kedua tangannya didepan dada. Sementara Rahim hanya diam saja. Dia juga tidak habis mengerti kenapa adik-adiknya datang ke kamar mereka, padahal setahunya tadi semuanya sudah pulang. Dan... ditangan Nazeera itu apa? Tiba-tiba saja dia menjadi penasaran.
"Masih nanya juga? Kakak ini pengantin baru, dan mau menghadapi malam pertama. Kalian malah mengganggu." Akhirnya bersuara juga Aram tanpa merasa sungkan mengucapkannya. Dhea, Egi, dan Rio yang ikut berada ditempat itu merasa salah tingkah dan malu dengan ucapan Aram. Sementara adik-adik Aram yang sudah terbiasa dengan kakaknya hanya terkekeh tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Gampang aja itu Kak. Malam pertamanya bisa dilanjutkan nanti, atau juga besok kalau ngantuk." Sahut Fatih. Aram mendelik. Rahim hanya bisa menggeleng.
"Fiii..." Fatih tergelak. Begitu juga dengan adik kembarnya dan juga si kembar Alya dan Arya. Hanya Fatah yang tersenyum geli.
"Hahahaha...iya deh, maaf Kak. lagian kami kesini juga memang ada keperluan penting kok sama Kakak." Kening Aram dan Rahim berkerut.
"Keperluan penting apa sampai pake rombongan kayak gini?" Kembali Fatih dan adiknya tertawa geli.
"Yaaa...penting banget Kak. Karena kami kan sayang sama Kakak." Sahut Nazeera.
"Tapikan ini sudah tengah malam Zee? Apa nggak bisa besok aja. Kakak dan Abang capek." Kata Aram dengan nada memelas. Rahim memeluknya dan mengusap-usap lengannya.
"Justru itu Kak. Karena tengah malam ini kami datang. Kalau besok sudah basi."
"HAH?" lagi-lagi Aram dan Rahim tidak mengerti, "maksud kamu?" Nafeeza membuka kotak yang dibawa Nazeera. Aram dan Rahim saling pandang.
"Taraaaa... selamat ulang tahun Kak Aram." Ucap keduanya berbarengan. Aram menepuk dahinya. Dia bahkan lupa dengan ulang tahunnya. Bahkan tanggal pernikahannya yang hanya berbeda sehari saja dia tidak kepikiran.
Rahim juga merasa malu sendiri, biasanya dia selalu ingat tanggal ulang tahun adik kesayangannya yang sekarang sudah menjadi istrinya itu. Keduanya bahkan sama-sama tidak ingat hari spesial Aram.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIARKAN AKU JATUH CINTA
Fiksi PenggemarAku bukan ingin mencintai karena nama dan kekayaan. Aku hanya ingin cinta yang sederhana, tidak rumit dan nyaman. Karena itu aku jaga hatiku agar tidak mudah luruh terhadap segala rayuan. Aku hanya ingin mencari yang benar-benar tulus, bukan hanya c...