Maafkan atas keterlambatan update. Jujur, aku sedang bermasalah dengan mata beberapa hari ini. Tidak bisa mengetik di ponsel seperti biasa. Baru sebentar ngetik kepala sudah pusing, dan mata perih. Mungkin ini adalah part terlama yang aku ketik, saking inginnya cepet menyelesaikan part ini. Tapi, apa daya mata tidak mampu. Hehehe....
Maafkan jika banyak typo dan kalimat yang aneh.
=====000=====
Sebulan semenjak Fatah melakukan ijab qabul di rumah sakit, mereka berdua melaksanakan resepsi pernikahannya. Dan sekarang Fatah tinggal dirumah mertuanya, karena Ruqaiyah yang meminta untuk tinggal bersama mereka.
Nafeeza melangkah ringan memasuki rumahnya sepulang dari kampus. Di tengah rumah dia melihat kakak sulungnya, Aram dan suaminya sedang bersama bundanya. Dia melihat bundanya memeluk kakaknya dengan senyum bahagia, begitu juga dengan Aram dan Rahim, membuat Nafeeza menjadi penasaran.
"Ehem..." ketiganya menoleh kepada Nafeeza, "ada apa nih? Sepertinya aku ketinggalan berita." Ujar Nafeeza mendekati Jodha dan Aram.
Aram tersenyum senang. Dia mengusap perutnya.
"Sebentar lagi kamu bakal punya keponakan, Fee." Sahut Aram sembari mengerling kepada Nafeeza. Mulut Nafeeza membulat, sedetik kemudian dia memeluk kakaknya dengan gembira.
"Benarkah kak? asyiikk. Fee nggak lama lagi jadi tante nih." Aram dan Rahim tertawa. Sementara Jodha hanya tersenyum melihat kegembiraan putrinya.
"Iya dong. Mungkin nggak lama lagi Queen juga bakal ngasih keponakan buat kamu. Ya kan bang?" ucap Aram menoleh kepada suaminya. Rahim tersenyum dan mengangguk, dia mengusap punggung Aram dengan lembut.
"Iya. Mungkin saja sekarang Queen sudah bersiap-siap ngasih cucu buat bunda." Nafeeza tertawa, "kamu kapan Fee?"
"Fee ntar aja, nunggu Kak Fi aja duluan. Ntar Fee berat bayar pelangkahan buat Kak Fi." Aram dan Rahim tergelak.
"Ya ampun, Dek. Kamu masih mikir kayak gitu? Fi nggak serius kok. Nggak usah dipikirkan itu, Dek." Nafeeza mengerucutkan bibirnya.
"Tapi Fee masih kuliah, kak. ntar aja deh. Kak Arya juga masih kuliah. Gampang aja ntar. Lagian Kak Egi juga bentar lagi pulang. Pasti nggak lama lagi Kak Alya dan Kak Egi bakal nyusul Kak Fa sama Kak Queen."
"Ya sudah. Nggak usah berdebat. Fee kuliah aja dulu sampai lulus. Masalah menikah itu bukan untuk perlombaan. Siapa yang sudah siap lahir bathin nggak masalah duluan. Bunda hanya berharap kalian benar-benar nggak salah pilih, karena menikah itu bukan untuk waktu yang sebentar, tetapi akan selamanya." Nafeeza mengangguk. Dia merangkul lengan bundanya.
"Iya bunda sayang. Fee bakal mengingat ucapan bunda." Jodha tersenyum, dia menepuk tangan Nafeeza yang berada dilengannya itu, "Zee mana Nda? Sudah pulang belum?"
"Belum pulang. Lagi dirumah Rio. Bu Luna minta ditemani, soalnya Rio masih banyak kerjaan di kantor katanya." Jelas Jodha. Nafeeza mengangguk-angguk. Dia menatap kakaknya yang masih mengusap perutnya dengan tersenyum bahagia.
"Oh ya kak, emang usia kandungan kakak sudah berapa bulan?"
"Kurang lebih 4 minggu dek. Kenapa?"
"Emang kakak nggak pengen ngidam apa gitu? Nggak mual? Muntah?" Aram terkekeh. Dia melirik sekilas kepada suaminya.
"Ngidam kok. Cuma nggak mual ataupun muntah. Baby kakak ngerti kali kalau mamanya lagi kerja."
"Emang kakak ngidam apa? Kok kayaknya santai banget?" tanya Nafeeza dengan penasaran. Aram semakin tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIARKAN AKU JATUH CINTA
FanfictionAku bukan ingin mencintai karena nama dan kekayaan. Aku hanya ingin cinta yang sederhana, tidak rumit dan nyaman. Karena itu aku jaga hatiku agar tidak mudah luruh terhadap segala rayuan. Aku hanya ingin mencari yang benar-benar tulus, bukan hanya c...