Met malam semuanya. Malam ini giliran Fatah dah Queen yaa...
=======0000======
Pagi itu, aktivitas disebuah kantor terlihat sedikit heboh. Beberapa orang perempuan muda nampak berdiri dan berbisik satu sama lain di lobby. Kegiatan itu hampir setiap pagi mereka lakukan, sebelum bos mereka datang.
Suasana menjadi semakin heboh ketika sebuah mobil memasuki halaman kantor. Dua orang laki-laki turun dari mobil tersebut dan melangkah beriringan masuk ke dalam gedung.
Para perempuan tersebut berdiri berjejer dengan tangan kanan menggenggam tangan kiri didepan perut. Kepala mereka sedikit menunduk ketika dua orang laki-laki berbeda generasi melangkah melewati mereka.
"Selamat pagi, Pak Jalal." Sambut mereka semua. Jalal mengangguk tersenyum.
"Selamat pagi semua." Sahutnya ramah, dia melirik puteranya yang berada disampingnya yang hanya diam saja tanpa ekspresi apapun.
"Selamat pagi, Pak Fatah." Sapa mereka lagi.
"...."
Jalal menyenggol lengan Fatah dan memberi isyarat agar menyahut. Fatah sedikit menghela nafas dengan bosan.
"Pagi semua." Sahutnya dengan datar. Namun para pegawai perempuan tersebut malah merona.
Jalal hanya bisa menggeleng dan tersenyum. Begitu besar pesona puteranya, sampai hanya ucapan datar begitu saja sudah membuat para pegawainya terpesona dan malu. Dia tidak tahu harus bangga ataukah sedih dengan kelebihan puteranya itu.
Dia diam begitu saja banyak yang berusaha menarik perhatiannya, apalagi jika dia bersikap ramah dan supel seperti Fatih, bisa ditebak pasti para wanita akan selalu membuntutinya kemanapun dia pergi.
"Ya sudah, kerja sana dengan baik." Perintah Jalal. Mereka mengangguk hormat, namun mata masih melirik Fatah yang hanya diam dan acuh saja.
Dalam hati Jalal ingin tertawa melihat mereka. Dia teringat masa mudanya dulu. Persis yang terjadi dengan puteranya. Namun Jalal tidak tahu harus berbuat apa, karena memang sifat puteranya itu yang pendiam. Fatah baru berbicara banyak pada saat presentasi, berkumpul dengan keluarga, dan juga teman sekampusnya. Yah, meski tidak banyak-banyak sekali sih. Tetapi lebih baik daripada dikantor seperti sekarang ini.
Jalal melangkah menuju lift diikuti oleh Fatah. Sementara para karyawan perempuan tadi nampak grasak-grusuk dengan sendirinya ketika kedua pria tersebut memasuki lift.
"Ya ampun, anaknya bos kok ganteng banget sih?" ucap seorang perempuan setengah histeris.
"Iya, gayanya cool bangeeet..."
"Kapan ya aku bisa kencan dengannya. Aku jadi nggak sabar ingin menjadi menantu Pak Jalal." Teman-teman mereka yang lain tertawa mengejek. Namun dia tidak peduli. "Dia terlalu ganteng untuk dilupakan." Sambungnya lagi.
"Diam gitu aja ganteng, apalagi kalau dia tersenyum yaaa.... pasti hatiku rontok saat itu juga."
Para pegawai laki-laki hanya menggeleng melihat tingkah teman wanita mereka yang dinilai berlebihan dalam mengagumi sesuatu.
"Hei, sudah. Bangun woy. Mimpinya jangan kelamaan. Mimpi jadi menantu bos, emang kalian siapa jadi yakin kalau bos mau menerima kalian?" ejek salah satu pegawai laki-laki yang jengah melihat tingkah para perempuan itu. Mereka mencibir.
"Sirik aja. Orang jelek minggir. Cari jodoh dipasar malam sana."
"Eh, enak saja bilang aku jelek. Aku dan Pak Fatah itu 11 12 tau. Sama-sama cakep, hanya nasib aja yang berbeda." Sahutnya dengan percaya diri. Lagi-lagi para perempuan itu mencibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIARKAN AKU JATUH CINTA
FanfikceAku bukan ingin mencintai karena nama dan kekayaan. Aku hanya ingin cinta yang sederhana, tidak rumit dan nyaman. Karena itu aku jaga hatiku agar tidak mudah luruh terhadap segala rayuan. Aku hanya ingin mencari yang benar-benar tulus, bukan hanya c...