PENGORBANAN

2.4K 78 61
                                    

Hai, Inem datang lagi nih. Maaf, sudah menunggu lama. Hehehe... so, happy reading aja ya.

====000====

"Apa?? 600 juta?"

Keempat orang itu saling pandang, sedangkan Adam terkekeh. Dia menyulutkan sebatang rokok dan menghisapnya pelan kemudian menghembuskan asapnya perlahan sambil melihat reaksi mereka berempat.

"Maaf, apa tidak salah Anda mengatakan itu?" tanya Bayu sekali lagi. Mereka bertiga juga ikut memandang ke arah Adam yang tertawa sinis.

"Terserah kalian percaya atau tidak. Aku tidak memaksa. Begitulah kenyataannya, dan sialnya lagi laki-laki tua itu malah menghilang." Ucap Adam dengan geram, senyum sinisnya menghilang berganti dengan wajah kerasnya yang terlihat menakutkan.

"Bukankah kau sudah menyita rumahnya, apa itu belum cukup?" tanya Jalal tidak tahan lagi untuk tidak menanyakan hal itu. Dia tidak perlu bersopan santun dengan laki-laki itu.

"Ya, itu memang benar. Aku memang menyita rumah beserta isinya miliki laki-laki tua itu, tetapi semua belum cukup. Bahkan untuk membayar bunganya saja tidak cukup." Keempatnya tercengang mendengar ucapan Adam.

"Jadi maksudmu, 600 juta itu diluar rumah yang sudah Anda sita itu?" tanya Bayu kembali.

"Begitulah." Jawab Adam, dia mengangkat kedua kakinya di atas meja dan kenumpukan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Badannya disandarkannya di sandaran kursi dengan santainya, dan jarinya masih menjepit batang rokok yang belum habis.

"Kurang ajar Kau!" bentak Jalal tiba-tiba berdiri. Ketiga orang disampingnya terkejut melihat Jalal yang tiba-tiba berdiri. Adam hanya menaikkan sebelah alisnya saja melihat keberanian pemuda dihadapannya itu, "kau pasti sengaja melipatgandakan hutang Pak Bharmal, agar kau bisa mengambil anaknya sebagai penebus semua hutangnya." Tunjuk Jalal dengan emosi yang meluap. Bayu memegang tangan Jalal dan menyuruhnya duduk dengan isyarat matanya, dengan terpaksa Jalal menurut. Sementara Adam tertawa mendengar tuduhan Jalal.

"Hm, aku jadi curiga siapa kalian sebenarnya?" ucap Adam menurunkan kakinya dan menatap keempatnya dengan tajam.

"Bukan urusanmu!" kembali Jalal tidak dapat menahan diri untuk menjawab. Bayu dan Todarmal hanya bisa mendesah pasrah.

"Tentu saja itu urusanku, karena dia adalah calon istriku. Dan aku berhak tahu dimana calon istriku itu berada. Katakan dimana dia? Biar aku yang jemput?" tanya Adam dengan suara yang sedikit keras.

"Tidak akan pernah aku beritahukan keberadaannya kepadamu, karena kau tidak berhak mengakui dia sebagai milikmu." Jawab Jalal dengan sengit.

"Baik. Artinya kamu yang akan membayar semua hutang orang tua itu."

"Oke. Aku akan membayar semua hutang-hutang Pak Bharmal lunas beserta bunga-bunganya." Jawab Jalal tanpa pikir panjang lagi. Bayu, Todarmal, dan Mansingh saling pandang. Adam bertepuk tangan mendengar ucapan Jalal.

"Wow, boleh juga nyalimu anak muda. Aku yakin ini bukan hanya sekedar membantu saja. Gadis itu pasti sudah istimewa sekali sampai kau mau berkorban membayarkan semua hutang ayahnya." Sindir Adam.

"Sudah ku bilang itu bukan urusanmu. Apapun hubungannya denganku, tidak ada sangkutpautnya denganmu." Adam menyeringai.

"Baiklah, akan kutunggu pembayaran semua hutang-hutang Pak Tua itu. Akan aku berikan waktu 3 × 24 jam dari sekarang, dan kalau terlambat satu hari saja maka bunganya akan kembali naik." Ucap Adam dengan tenang, membuat kedua tangan Jalal mengepal. Ingin rasanya dia menghajar wajah laki-laki yang tidak berperasaan itu.

BIARKAN AKU JATUH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang