Met malam, Bang Bos dan Inem datang lagi nih. Karena ini adalah part terakhir yang akan mengakhiri ff ini. Sedih rasanya harus berpisah, karena sudah terlalu lama akrab dengan mereka berdua dan juga keluarganya. Tetapi setiap ada pertemuan, pasti akan akan ada perpisahan. Dengan berat hati, ff ini akan berakhir sampai disini. Meski hati masih tidak rela. Hiks...
======0000=====
Jalal dan Jodha beserta kedua anak kembar perempuannya dengan setengah berlari memasuki pintu masuk rumah sakit dimana Aram hendak melahirkan. Pagi tadi Rahim mengabarkan kalau mereka sudah berangkat ke rumah sakit karena istrinya sudah mengalami kontraksi.
Setelah bertanya dengan petugas rumah sakit dimana putrinya berada, mereka berdua dan juga si kembar segera bergegas. Didepan ruangan dimana Aram akan melahirkan sudah menunggu Bayu dan juga Salima. Keduanya duduk di kursi tunggu meski dengan raut wajah tegang.
"Abang, Kak Salima..." sapa Jodha. Keduanya menoleh.
"Jodha, Jalal, Fee, Zee..." Salima dan Bayu bangkit dari duduknya.
"Gimana keadaan Aram Kak?" tanya Jodha dengan perasaan khawatir. Salima mendesah.
"Kakak belum tau Jo. Mereka masih di dalam. Kita tunggu aja." Jodha mengangguk. Mereka pun duduk di kursi tunggu dengan perasaan tegang dan gelisah.
Dua jam kemudian pintu ruangan persalinan terbuka. Serentak ke enam orang tersebut berdiri dan menghampiri dokter yang keluar dari ruangan tersebut.
"Gimana anak saya dok?" tanya Jodha dengan tidak sabar.
Dokter tersebut tersenyum. "Ibu Karamina baik-baik saja. Selamat, anda telah mempunyai sepasang cucu yang cantik dan tampan." Jodha dan yang lainnya terlihat takjub. Mereka tidak menyangka bakal mempunyai dua cucu sekaligus.
Selama ini Aram dan Rahim tidak pernah memberitahukan kepada mereka kalau dia mengandung anak kembar. Terkadang Jodha curiga melihat perut besar putrinya, namun dia diam saja. Karena menurutnya anaknya lebih mengerti tentang hal itu. Dia hanya melihat raut bahagia dari anak dan menantunya.
Dan sekarang semua dugaan Jodha terbukti. Dia sudah mempunyai cucu kembar. Nafeeza dan Nazeera bahkan berpelukan saking senangnya mempunyai keponakan baru.
"Benarkah?" Dokter tersebut mengangguk.
"Iya ibu."
"Apa sudah boleh kami masuk dok?" tanya Salima tidak sabar.
"Boleh. Tetapi sebentar saja, karena Ibu Karamina akan segera dipindahkan."
"Iya dok. Terima kasih." Dokter tersebut tersenyum.
"Sama-sama ibu. Saya permisi dulu."
Setelah dokter tersebut meninggalkan tempat itu, mereka pun masuk. Terlihat senyum bahagia Aram dan juga Rahim yang mendampinginya melahirkan. Bayi mereka tidak terlihat, mungkin masih dibersihkan.
"Kak Aram, selamat ya. Akhirnya keponakanku lahir juga." Kata Nazeera memeluk Aram.
Aram tertawa pelan. Dia mengangguk. Dia masih terlihat lemas.
"Sama-sama dek. Janji ya kalian sayang sama anak kakak."
"Tentu saja kak." Sahut mereka berdua.
Jodha dan Salima bergantian memeluk Aram. Begitu juga dengan Jalal dan Bayu. Rahim bahkan tidak bisa menghentikan senyum bahagianya.
Tidak lama kemudian, Aram dipindahkan keruangan pemulihan. Diikuti oleh seluruh keluarganya yang berada ditempat itu. Dua orang perawat mengantarkan bayi mereka. Jodha dan Salima menyambut kedua bayi tersebut dan meminta Rahim untuk mengazani.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIARKAN AKU JATUH CINTA
FanfictionAku bukan ingin mencintai karena nama dan kekayaan. Aku hanya ingin cinta yang sederhana, tidak rumit dan nyaman. Karena itu aku jaga hatiku agar tidak mudah luruh terhadap segala rayuan. Aku hanya ingin mencari yang benar-benar tulus, bukan hanya c...