AKHIR YANG SEDIH

4.9K 74 62
                                    

Hai, Inem datang lagi nih, semoga ada yang menunggu ya. Udah ada yang taukan casting untuk si kembar plontos. Yeah, dia adalah Husein Alatas. Dan kebetulan karakter yang diinginkan sudah cocok. Semoga reader bisa menerima ya. Kalau yang tidak mau menerima ya maaf, bisanya cuma itu. Hehehe...

《《《《《》》》》》

Pulang kerja Jalal sudah ditunggu sama istrinya didepan pintu. Jodha mencium tangan suaminya dan Jalal mencium kening istrinya. Tangannya merangkul bahu Jodha dan perempuan itu merangkul pinggang suaminya.

"Capek Sayang?" tanya Jodha. Jalal tersenyum.

"Tadinya." Sahut Jalal singkat.

"Sekarang?"

"Sudah enggak habis ketemu kamu." Jodha terkekeh, "kita ke kamar yuk Sayang. Pengen mencharger semangat nih." Jodha tersenyum, dia mengangguk.

"Iya. Ayo." Jalal tersenyum senang. Keduanya berjalan bersama masuk ke kamar mereka.

Sesampainya dikamar, Jodha melepaskan jas suaminya, juga kemeja Jalal. Namun, ketika tangannya mulai membuka kancing kemeja itu, Jalal memegang tangannya. Jodha menatap tangan suaminya dengan heran.

"Kenapa Sayang?" Jalal menyeringai. Dan Jodha melihat seringaian itu sebagai alarm kalau sosok di depannya itu akan melakukan sesuatu kepadanya.

"Kamu tau kan Sayang apa maksudku?" tanya Jalal memainkan kedua alisnya. Jodha hanya tersenyum dan menggeleng.

Jalal memegang kedua tangan istrinya, diciumnya bergantian.

"Mau menagih jatah." Jodha melongo. Noh, itu dia yang ingin dia tau. Jatah suami. Apaan tuh?

"Jatah apa Sayang?" Jalal terkekeh.

"Jatahku banyak Sayang, terutama kalau pulang kerja, biar capekku hilang aku harus dapat jatah nih."

"Contohnya gimana?" Jalal benar-benar ingin tertawa mendengar pertanyaan dari istrinya itu.

"Kamu tau nggak Sayang, aku sangat senang mendengar pertanyaan kamu itu." Jodha menatap suaminya dengan bingung.

"Senang kenapa?" Jalal kembali terkekeh.

"Senang, karena aku akan ngasih tau sama kamu sekalian dipraktekin." Mata Jodha melebar, "jatah sore sepulang kerja itu begini contohnya." Ucap Jalal mengecup sudut bibir isterinya sebentar, Jodha tersipu malu, "ini camilan yang harus ada setiap kali aku pulang kerja, dan harus ada bonusnya begini." Kata Jalal melumat pelan bibir istrinya dengan lembut. Jodha mengalungkan kedua tangannya dileher Jalal, dan kedua tangan Jalal berada dipinggang istrinya.

Setelah beberapa saat, keduanya melepaskan ciumannya, namun kedua tangan Jodha masih berada di leher Jalal. Keduanya tertawa.

"Kamu memang pintar Sayang." Puji Jalal, "tidak perlu lama-lama untuk mengajarimu." Kata Jalal menjawil hidung istrinya. Jodha terkekeh, "kamu sukakan kalau aku minta jatah kayak gini?" Jodha mengangguk dan masih terkekeh geli.

"Iya. Apapun untuk suamiku." Sahut Jodha dengan wajah memerah. Keduanya kembali membuka kancing baju suaminya dan melepaskannya.

"Kamu memang istriku yang paling baik dan cantik." Puji Jalal sambil mencium pipi istrinya. Jodha mengembungkan pipinya, pura-pura cemberut. Jalal terkekeh lagi. Dia gemes sekali melihat ekpsresi istrinya itu.

"Ya sudah, kamu mandi dulu ya. Sudah sore. Nanti kita ditunggu Mama sama Papa loh di meja makan. Kan nggak enak sayang kalau mereka menunggu lama." Kata Jodha mengambil jas dan kemeja suaminya. Jalal mengangguk.

BIARKAN AKU JATUH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang